Penghasilan Rp 20 Ribu Per Hari Tapi Bisa Naik Haji, Ini 4 Kisah Inspiratif Tukang Becak Naik Haji
"Mustahil", begitu yang dipikirkan Maksum saat terlintas keinginannya menunaikan ibadah haji.
“Saya buka rekening dan setengahnya (Rp 25 Ribu) lagi saya berikan untuk istri dan anak. Saya terbiasa prihatin, makan apa saja tidak mesti enak yang penting terpenuhi. Yang penting lagi, kedua anak dan istri saya makan,” ungkapnya.
Pola hidup hemat ini juga Raswan ajarkan kepada kedua anaknya. Dengan keterbatasan, justru menjadikan anak Raswan pribadi yang mandiri.
“Anak saya ajarkan sederhana dan mandiri. Dia sekarang sekolah SMA dan sudah bisa mendapatkan penghasilan sendiri dengan berjualan baju online,” tuturnya.
“Saya hanya berharap, dengan keikhlasan dan penuh dengan perjuangan ini, akan menjadi Haji yang Mabrur bersama istri saya. Diberikan keselamatan hingga kembali nanti ke tanah air,” ujarnya.
3. Mashuri, menabung selama 40 tahun untuk biaya naik haji
Pasangan suami istri asal Grobogan, Jawa Tengah, Mashuri (62 tahun) dan Siti Patimah (59 tahun) menyisihkan uang hasil menarik becak selama 40 tahun.
Sejak masih muda, mereka memang punya cita-cita harus bisa pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji.
Mashuri berusaha mewujudkan janji serta mimpinya bersama istri tercinta.
Mashuri sadar, sebagai tukang becak, dia tak punya banyak uang untuk biaya naik haji berdua.
Mashuri mencari cara agar uangnya bisa bertambah dengan cepat.
Bapak 4 anak ini awalnya menabung uang hasil menarik becak, lalu digunakan untuk beternak sapi.
Mashuri dan Siti merawat sapi-sapinya dengan penuh perhatian dan memperlakukan hewan ternaknya dengan baik.
Setelah beranak pinak, Mashuri menjual 6 ekor sapinya untuk ongkos haji bersama istri.
Mashuri dan Siti Patimah akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya. Mereka akan berangkat ke Mekah pada 7 Agustus 2018 ini melalui Embarkasi Donohudan, Solo.
4. Santuso, menabung selama 10 tahun untuk biaya haji