Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

OPINI

Opini Andi Januar Jaury: Persembahan Devisa Wisman untuk Rupiah

Penulis adalah Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah Sulawesi Selatan

Editor: Jumadi Mappanganro
bombenews
Ketua Persatuan Selam Seluruh Indonesia (Possi) Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis 

Oleh: Andi Januar Jaury Dharwis
Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah Sulawesi Selatan

Di tengah-tengah upaya negara melakukan kebijakan fiscal dan moneter untuk terus menjaga pelemahan rupiah terhadap mata uang USD, terdapat asa dari komunitas kepariwisataan yang diinisiasi oleh Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan untuk turut memberi kontribusi penguatan rupiah.

Sebagaimana diketahui bahwa sumber utama penerimaan negara saat ini berasal dari sektor pariwisata yang telah menggeser peran sektor migas serta mineral.

Sektor pariwisata menghadirkan pendapatan devisa bagi negara yang berasal dari wisatawan mancanegara (wisman).

Keadaan berbeda terjadi di Sulsel, di mana kontribusi utama devisa untuk neraca transaksi berjalan regional berasal dari komoditas ekspor hasil pertanian dan kehutanan, perikanan, lalu tambang.

Kontribusi devisa dari pariwisata hanya menempati urutan ke-4 dengan capaian kunjungan wisatawan mancanegara yang berkisar 225.000-275.000 per tahun.

Baca juga: OPINI: Problematika Tata Ruang Usai Pilwali Makassar

Baca juga: OPINI Rusdin Tompo: Musrenbang Anak

Sementara tingkat kunjungan wisman secara nasional sudah mencapai 11 juta tahun 2017, di mana 50% di antaranya melalui gerbang internasinal Bali.

Bank Indonesia Perwakilan Sulawesi Selatan merekam seluruh aktivitas perputaran belanja wisman melalui neraca transaksi.

Dari diagram yang dijelaskan pada sebuah FGD terlihat jelas sektor devisa yang berasal dari belanja wisman yang berjalan stabil dibanding sektor lainnya yang fluktuatif dan cenderung mengalami penurunan.

Meskipun neraca transaksi dari devisa wisman terbaca stabil ttpi masih kurang dari sisi volume.

Hal inilah yang melatar belakangi Bank Indonesia mengajak seluruh stakeholders pariwisata Sulawesi Selatan untuk meningkat volume kunjungan wisman, lalu lama tinggal wisman yang akan paralel dengan meningkatnya serapan belanja wisman tersebut.

Selanjutnya, untuk menuju ke ekspektasi di atas tentu harus berimbang dengan kekuatan produk wisata yang dimiliki Sulawesi Selatan, regulasi yang beratmosfir akomodatif, serta sumber daya manusia berwujud pelaku usaha barang dan jasa, serta masyarakat.

Dari identifikasi masalah terkait semua hal tersebut di atas, yang masih lemah adalah sajian informasi yang belum marketable dan berdaya saing yang kuat.

Segalanya telah dimiliki Sulawesi Selatan dari sisi produk wisata, terlebih lagi posisi geografis yang sangat menunjang berada di tengah-tengah nusantara.

Namun pada sisi lain sektor pariwisata menjadi incaran semua provinsi di Nusantara ini. Sehingga Sulawesi Selatan tidak hanya bersaing secara internasinal dengan produk wisata negara lain tetapi juga secara domestic.

Akhirnya iklim yang sarat kompetitif ini serta fluktuatif harus disikapi oleh seluruh stakeholders utamanya pemerintah daerah dengan strategy yang kuat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved