Opini Syamsul Asri: Ad Hoc untuk Lintas Penyeberangan Bira-Pamatata
Pascakecelakaan KM Lestari Maju, hanya tinggal dua kapal yang disiapkan untuk pelayanan angkutan di lintas penyeberangan Bira-Pamatata
Survei dan analisis permintaan jasa angkutan diperlukan untuk menentukan pola operasi yang optimum, meliputi: frekwensi pelayaran, jumlah dan kapasitas muat kapal yang dibutuhkan. Dalam penentuan pola operasi, fluktuasi permintaan harus dipertimbangkan sehingga antrian pada musim puncak bisa diminimasi.
Survei dan analisis kondisi perairan dimaksudkan untuk menemukenali profil gelombang, pola arus, serta karakter hidro-osenografi lainnya di alur lintasan Bira-Pamatata. Hasil dari kedua kegiatan tersebut diperlukan sebagai persyaratan desain dalam penentuan ukuran dan karakter bentuk kapal yang layak.
Selanjutnya, desain engineering (bangunan, konstruksi, pemesinan, perlengkapan) dan pembangunannya harus benar-benar memperhatikan persyaratan teknis kelaiklautan kapal. Ha l ini terkait dengan keselamatan kapal.
Baca: Tim Polda Sulsel Belum Dapat Petunjuk Baru Soal KM Lestari Maju, Bupati Selayar Tidak Diperiksa?
Baca: Cerita Sopir Berenang Pakai Papan Kayu Tolong Bocah Ibnu Saat KM Lestari Maju Karam di Selayar
Berikut dengan kajian yang disebutkan di atas, survei kapasitas Pelabuhan Bira dan Pelabuhan Pamatata pun perlu dilakukan. Kajian ini diperlukan untuk memastikan perlu tidaknya peningkatan kapasitas di kedua pelabuhan simpul penyeberangan Bira-Pamatata.
Penempatan kapal baru merupakan langkah idealisasi penyelenggaraan angkutan penyeberangan di lintas penyeberangan Bira-Pamatata. Itu adalah penyesuaian dengan apa yang dicita-citakan oleh masyarakat Kepulauan Selayar. Semoga segera terwujud. (*)
*) Dr Ir Syamsul Asri MT
Dosen pada Departemen Teknik Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/pelabuhan-bira_20180704_133924.jpg)