Refleksi Ramadan
REFLEKSI RAMADAN (18): Puasa Cuma 10 Jam, Tapi Suhu 25 Derajat, Salju Setebal 1 M
Imsak mulai pukul tujuh pagi, buka jam lima sore. Tapi ketebalan salju bisa mencapai satu meter sekali hujan
Untuk salat Jum’at, kampus saya mengizinkan penggunaan lantai dua Gedung Senat Mahasiswa sekali seminggu. Khatibnya bergantian orang Arab Mesir dan Pakistan.
Untuk salat idulfitri dan iduladha, perhimpunan Muslim setempat biasa menyewa gedung olah raga indoor (jika cuaca terlalu dingin) atau lahan parkir yang luas (jika cuaca cukup hangat). Khotbah id disampaikan dalam bahasa Arab dan Inggris oleh khatib asal Timur Tengah.
Selain sesekali salat tarawih di masjid Dartmouth, mahasiswa Indonesia juga rutin mengadakan acara buka bersama dan tarawih keliling.
Makanan buka puasa dibawa oleh masing-masing keluarga, disebut sistem potluck. Sambil menunggu waktu berbuka, ada ceramah agama. Saya biasanya mendapat tugas itu. Mungkin karena saat itu saya satu-satunya sarjana jebolan perguruan tinggi Islam.
Walhasil, walau senyap dari semarak simbol Ramadan, pintu restoran tetap terbuka lebar, dan para warga setempat tidak tahu cara menghargai orang berpuasa, kami tetap dapat menjalankan ibadah puasa dengan penuh, lancar dan hikmat.(*)