Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wow! Shahid Khan, Tukang Cuci Piring Ingin Beli Stadion Wembley Secara Tunai

Padahal selama ini stadion tersebut menjadi markas Timnas Inggris dan klub Tottenham Hotspur.

Editor: Rasni
Pengusaha kaya Shahid Khan 

TRIBUN-TIMUR.COM - Berita terbaru datang dari dunia sepakbola Inggris.

Federasi Sepak bola Inggris, FA, hendak menjual Stadion Nasional Wembley.

Padahal selama ini stadion tersebut menjadi markas Timnas Inggris dan klub Tottenham Hotspur.

Stadion berkapasitas 90 ribu kursi itu terletak di London Borough of Brent, Inggris.

Stadion Wembley mendapat tawaran menggiurkan yang membuat dewan FA klepek-klepek.

Tawaran itu datang dari seorang miliarder Amerika-Pakistan bernama Shahid Khan.

Dilansir Grid.ID dari Tribun Batam, Shahid berani menawar stadion kebanggaan Inggris itu dengan harga yang fantastis.

Yakni senilai 800 juta poundstreling atau sekitar Rp 16,5 triliun.

Penawaran itu sudah mulai dibahas Dewan FA.

Baca: Biadab! Diancam Ditembak, Cewek Cantik Ini Terpaksa Menikah & Alami Hal Mengerikan

Baca: STAI DDI Mangkoso Bakal Gelar Munas

Baca: Begini Cara Banser GP Ansor Pinrang Peringati Harlah ke-84

Untuk stadion dihargai sebesar 500 juta pound dan kompleks bisnis, termasuk perhotelan di sekitarnya sebesar 300 juta pound.

Tidak hanya itu, Shahid yang merupakan pemilik klub Fulham FC ini juga akan men-take over sisa utang FA untuk pembangunan stadion sebesar 124 juta pound yang baru akan lunas pada 2024 nanti.

Yang membuat FA makin berkeringat dingin adalah Shahid Khan akan membeli stadion itu secara tunai.

Siapa sebenarnya Shahid Khan yang tajir melintir itu?

Dilansir Grid.ID dari The Independent, Shahid Khan adalah miliarder Pakistan-Amerika berusia 67 tahun.

Ia lahir di Lahore, Punjab pada tahun 1950 dan akhirnya menjadi warga negara Amerika pada tahun 1991 setelah pindah ke Amerika Serikat pada tahun 1967.

Dia lulus dari College of Engineering di University of Illinois dengan gelar BSc di bidang Teknik Industri hanya empat tahun setelah tiba di Amerika.

Shahid Khan merupakan pemilik klub sepak bola Amerika, Jacksonville Jaguars.

Shahid Khan
Shahid Khan ()

Forbes mencatat kekayaan Shahid Khan diperkirakan mencapai 8,1 miliar dolar AS atau sekitar Rp 120 triliun lebih dan berada pada peringkat 150an orang terkaya di dunia.

Shahid Khan adalah sosok pengusaha yang berjuang dari nol.

Dalam usia 16 tahun, ia memulai hidupnya sebagai tukang cuci piring.

Ia bekerja di sebuah kapal yacht dengan gaji Rp 1,6 juta ketika ia pindah dari Pakistan ke Amerika Serikat.

Setelah itu, ia bekerja di Flex-N-Gate, perusahaan yang membuat bumper mobil.

Selama 13 tahun Khan bekerja di perusahaan itu.

Ia mengumpulkan uang dan akhirnya membeli perusahaan itu sebesar 800 ribu dolar AS.

Di tangannya, Flex-N-Gate terus berkembang.

Baca: Gerah Puluhan Tahun Nikmati Jalan Rusak, Warga Tokka Moncongloe Blokade Jalan

Baca: Laga Borneo FC vs Madura United Tak Disiarkan di TV, Ini Link Live Streaming O Channel

Baca: VIDEO: Begini Kondisi Avanza Usai Tabrak Truk Kontainer di Pettarani Barru

Penjualan di perusahaan itu bernilai lebih dari 3,5 miliar dolar atau sekitar Rp 200 triliun.

Shahid Khan memperistri wanita Amerika, bernama Ann Carlos.

Ia lalu melakukan ekspansi dengan membeli superyacht.

Shahid Khan menjadi semakin tajir ketika ia membeli klub NFL Jacksonville Jaguars.

Sebagai juara NFL, penjualan waralaba klub sepak bola Amerika ini membuat dirinya kaya-raya.

Tidak heran, tahun 2012, ia dijuluki oleh Majalah Forbes sebagai American Dreams.

Terutama karena keberaniannya berinvestasi di NFL.

Pria berusia 65 tahun yang selalu tampil unik dengan kumis tebal mirip Pak Raden.

Baca: Sidrap United Kembali Seleksi Pemain Pekan Depan

Baca: Viral Video Pelaku Narkoba di Makassar Mengerang Kesakitan Ditembak Polisi, ini Fakta Sebenarnya

Baca: Ketua PKB Bulukumba: NH-Aziz Paling Paham Kebutuhan Masyarakat

Shahid Khan kemudian membeli klub sepak bola Fulham FC pada tahun 2013.

Pria kelahiran Lahore, Pakistan, pada Juli 1950 ini memiliki ibu seorang profesor matematika bernama Zakia.

Sedangkan ayahnya Rafiq, adalah seorang penjual peralatan survei.

Dalam wawancara dengan Forbes, Khan mengakui, ayahnya adalah sosok yang menjadi inspirasi baginya karena selalu mengajarkan kerendahan hati dan berhemat.

Sejak kecil Khan sudah belajar berbisnis.

Mulai dari membuat radio rakitan dan kemudian menjualnya di lingkungan tempat tinggalnya.

Khan di lingkungan kawan-kawannya memang terkenal 'pelit'.

Ia bahkan tidak pernah meminjamkan buku komik secara gratis.

Khan juga dikenal suka olah raga.

Karena masa kecilnya juga dihabiskan di Stadion Lahore untuk bermain kriket.

Bahkan saat kecil, Shahid juga menawarkan jasa menjemur tongkat kriket.

Pada usia 16 tahun dia pindah ke Amerika Serikat untuk belajar teknik mesin di University of Illinois di Champaign-Urbana.

Baca: Mau Kantongi SNARS, Manajemen RSUD Pangkep Rela Lakukan Ini

Baca: Ini Jadwal Kampanye Akbar Pasangan Calon Bupati Sinjai

Baca: Waduh, Ngurus Sertifikat Tanah di BPN Lutim, 1 Tahun Belum Kelar-kelar

Saat pindah tahun 1976, di kantongnya hanya ada uang 500 dolar.

Takut uangnya habis, karena biaya tempat tinggal 2 dolar semalam, keesokan harinya Khan mencari pekerjaan.

Ia bekerja sebagai pencuci piring kapal yacht yang parkir.

Gajinya saat itu sbesar 1,2 dolar per jam.

Tak lama, ia kemudian bekerja di Flex-N-Gate dan hirupnya kemudian berubah setelah ia membeli perusahaan itu 13 tahun kemudian.

Perusahaannya menanjak ketika berhasil memasok sejumlah kecil bumper ke Toyota tahun 1980-an.

Sejak itu, hampir seluruh mobil pabrikan Jepang membeli bumper dari perusahaanya.

Tahun 2012, Flex-N-Gate bahkan menguasai dua per tiga penjualan bumper untuk semua jenis mobil dan truk di Amerika Serikat dengan penjualan senilai $ 3,5 miliar.

Baca: Yusril Ihza Mahendra Jauh-jauh ke Enrekang Kampanye Kotak Kosong

Baca: Di Polman, Polwan Jaga Kendaraan Jamaah yang Lagi Jumatan

Baca: Mau Kantongi SNARS, Manajemen RSUD Pangkep Rela Lakukan Ini

Menurut Forbes, perusahaan tersebut saat ini memiliki 62 pabrik di seluruh dunia dengan lebih dari 24 ribu karyawan.

Ia kemudian membeli superyacht mewah seharga 200 juta dolar yang menjadi obsesinya ketika jadi pencuci piring saat pertama bekerja di AS.

Pada tahun 1991, Khan menjadi warga negara AS.

Tahun 2010, gairah olahraga masa kecilnya bangkit.

Ia membeli 60 persen saham klub sxepak bola Amerika, St Louis Rams.

Dua tahun berikutnya, ia membeli klub Jaguars Jacksonville.

Klub itu dibeli dengan harga 770 juta dolar setelah beberapa tahun klub itu gagal berkembang.

Di bawah asuhan pelatih baru Doug Marrone, klub itu langsung menjelma menjadi klub papan atas NFL.

Tujuan Shahid Khan kali ini membeli stadion Wembley adalah untuk meningkatkan kemungkinannya memiliki tim NFL permanen di luar Amerika Serikat.

Shahid Khan berharap bisa membawa tim Jacksonville Jaguarsnya lebih maju dengan membeli stadion Wembley.(GridID)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved