Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dipecat Tanpa Pesangon, Staf Umma Maros dan Mertua Ngamuk di Depan WR II

Sejak dipecat tanggal 13 Maret 2018, Cipto baru menerima surat pemecatan, Senin 9 April malam.

Penulis: Ansar | Editor: Suryana Anas
TRIBUN TIMUR/ANSAR
Seorang staf Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Maros (Umma), Sucipto didampingi mertuanya, Nurjannah mendatangi WR II Umma, Isdin Idrus. Merela protes lantaran dipecat oleh pimpinan tanpa pemberitahuan lebih awal. 

Laporan Wartawan Tribun Timur, Ansar Lempe

TRIBUN-TIMUR.COM, MAROS - Seorang staf Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Maros (Umma), Sucipto protes lantaran dipecat oleh pimpinan tanpa pemberitahuan lebih awal, Selasa (10/4/2018).

Sucipto didampingi oleh mertuanya, Hj Nurjannah mendatangi Wakil Rektor II Umma, Isdin Idrus di ruang kerjanya di kampus II jalan Ratulangi, Lau.

Saat masuk ke dalam ruangan, Nurjannah langsung mengamuk dan membentak Isdin. Tindakan Nurjannah juga dibalas dengan suara tinggi oleh Isdin.

Isdin dan Nurjannah berdebat dan saling menyalahkan terkait pemecatan sepihak Sucipto. Umma dinilai memecat stafnya tanpa ada kesalahan fatal.

Nurjannah mengaku sengaja mendatangi Umma, untuk memperjelas nasib menantunya. Pasalnya, sejak dipecat tanggal 13 Maret 2018, Cipto baru menerima surat pemecatan, Senin 9 April malam.

"Cipto sudah satu bulan dipecat, namun kenapa baru ada surat pemecatan. Harusnya ada SP 1 sampai 3, sebelum memecat. Itu tidak pernah dilakukan oleh Umma," katanya.

Cipto hanya mendapatkan pemberitahuan secara lisan oleh Isdin, jika dirumahkan untuk sementara. Namun penyampaian dirumahkan tersebut, berujung pemecatan.

Warga jalan Ratulangi, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau tersebut, juga meminta pesangon. Pasalnya, sudah sebulan, Cipto tidak berpenghasilan. Sementara istri dan anaknya butuh dinafkahi.

"Cipto punya anak dan istri. Kalau dia dipecat tanpa pesangon, dia mau makan apa. Saya tidak berharap, Cipto kembali kerja lagi di sini, yang penting ada pesangonnya," katanya.

Isdin sempat memprotes adanya beberapa awak media yang datang melakukan peliputan. Dia mengancam, kehadiran media dapat berakibat fatal.

"Kenapa ada media, silahkan diliput. Bisa jadi ini akan berakibat fatal," kata Isdin dengan nada tinggi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved