Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

opini

OPINI Ketua Forum Dai Pangkep: Saatnya Sumbang Umat, Bukan Masjid

Tidak pernah dijumpai para sahabat berlomba-lomba menyumbang untuk pembangunan mesjid.

Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Albahri 

Karenanya mesjid perlu dibatasi jumlahnya agar persatuan ummat nampak ketika jamaah digelar. Kaum muslimin seyogyanya mengalihkan perhatiannya untuk menginfakkan hartanya untuk hal-hal yang lebih utama.

Di dalam Al Qur’an banyak dijumpai anjuran untuk berinfak fisabilillah (menyumbangkan harta di jalan Allah) seperti di dalam Surat Al Baqarah: 195 ”Berinfaklah di jalan Allah” di Surat Yasin: 47 “infakkanlah sebagian rezeki yang diberikan Allah kepadamu”.

Yang ingin kami garis bawahi seruan berinfak di dalam Surat Muhammad: 38 “Ingatlah, kamu adalah orang-orang yang diajak untuk menginfakkan hartamu di jalan Allah”.

Surat Muhammad ini juga diberi nama lain Surat Al Qital (Perang) karena isinya sebagian besar tentang peperangan antara kaum kafir dan kaum muslimin.

Jika dicermati surat ini penghujungnya menyerukan untuk berinfak fisabilillah yang dimaksudkan adalah meyumbangkan harta untuk menegakkan yang hak agar kebatilan dan kekufuran padam sehingga cahaya Allah yang terang benderang, perjuangan ini tentu membutuhkan dana yang besar.

Sejarah mencatat, para sahabat Nabi menyumbangkan hartanya di jalan Allah untuk kepentingan perjuangan Islam (memenangkan yang hak) disitulah mereka menginfakkan harta yang dicintainya.

Sitti Khadijah janda kaya yang habis hartanya untuk perjuangan Islam, Abu Bakar Ash-shiddiq datang dengan seluruh hartanya pada dua kali peristiwa yakni hijrah dan perang Tabuk.

Umar bin Khattab menyumbangkan hartanya separuh dari yang dimilikinya. Utsman Bin Affan pernah membeli sumur dengan harga yang sangat mahal dari Yahudi.

Pernah juga infak 300 ekor unta lengkap dengan perlengkapannya ditambah lagi perbekalan pejuang Islam, Abdurrahman bin Auf berinfak 40.000 dinar 500 ekor kuda dan 500 ekor unta.

Inilah contoh teladan para sahabat menyumbangkan hartanya untuk Islam dalam rangka menegakkan kebenaran.

Tidak pernah dijumpai para sahabat berlomba-lomba menyumbang untuk pembangunan mesjid.

Artinya jika sekarang ummat pada senang menyumbang mesjid itu adalah bid’ah atau hal baru yang baik yang sudah membudaya.

Jika ummat muak dengan korupsi yang terjadi di mana-mana, terutama pejabat negara eksekutif, legislative dan yudikatif, maka 2019 ajang untuk berinfak untuk para pejuang kebenaran.

Karena tipe manusia di dunia ini dari dulu sampai kini hanya 2 saja, pro kebenaran atau pro kebatilan.

Jika orang yang akan mewakili kalian memakai berjuang sendiri, bupati, gubernur, presiden yang akan mendistribusikan kebaikan, mereka berjuang sendiri dengan dana yang sangat besar atau dari donator yang punya kepentingan pribadi, maka tunggulah korupsi di mana-mana.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved