Bukan 'Kids Jaman Now', Tapi 'Rambananni Ayye' Lebih Populer di Luwu Utara
Rambananni Ayye pertama kali dipopulerkan oleh Pongker, sebutan bagi para anggota Komunitas Dero atau pecinta Dero.
Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Hasriyani Latif
lihat foto
Laporan Wartawan TribunLutra.com, Chalik Mawardi
TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Frasa 'Kids Jaman now' yang menggambarkan tingkah laku anak-anak saat ini memang lagi populer akhir-akhir. Tapi di kalangan warga Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan (Sulsel), ada istilah lain yang tak kalah populernya.
Adalah 'Rambananni Ayye'. Bahkan di Kota Masamba, Ibu Kota Luwu Utara, istilah Rambananni Ayye kini jadi tren dalam pergaulan sehari-hari.
Rambananni Ayye pertama kali dipopulerkan oleh Pongker, sebutan bagi para anggota Komunitas Dero atau pecinta Dero.
Baca: Sudah Meresahkan, Satpol PP Luwu Utara Janji Razia Geng Dero
Dero merupakan sebuah tarian yang dilakukan lebih dari satu orang yang melambangkan suka cita atau kebahagiaan serta ungkapan rasa syukur kepada Tuhan.
Tarian ini berasal dari Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah dan merupakan salah satu tradisi masyarakat Suku Pamona yang masih dipertahankan hingga sekarang.
Di Luwu Utara, Dero biasanya digelar pada malam pesta pernikahan dihadiri para Pongker yang rerata berusia belasan tahun atau usia milenial.
Baca: Kerap Jadi Pemicu Perkelahian, Polres Luwu Utara Larang Tradisi Dero di Sabbang
Ketika menari Dero, Pongker membentuk bundaran diiringi musik khas elekton. Vokalis yang menyanyi mengiringi tarian kerap berteriak 'Rambananni', lalu dibalaslah dengan kata 'Ayye' oleh para Pongker.
Dari kejadian itulah, kini Rambananni Ayye jadi istilah populer di Bumi Lamaranginang. Di kamus resmi Bahasa Indonesia, kalimat Rambananni Ayye memang tidak ditemukan.
Salah satu Pongker, Adhy menyebut, Rambananni merupakan bahasa daerah setempat. "Rambananni Ayye hanya istilah saja di kalangan Pongker, arti resminya tidak ada," ujarnya.(*)
