Uang Panaik Terlalu Mahal, Pemuda Bugis Bone Akhirnya Menikah dengan Gadis Cantik Jerman
Bagaimana kisah cinta kedua yang beda suku bangsa bermula? Seng menuturkan jika keduanya berkenalan
Penulis: Justang Muhammad | Editor: Edi Sumardi
Facebookers atas nama Bang Syam menulis status, "PERNIKAHAN ORG BUGIS BONE & WANITA JERMAN... Kalau mahal uang panaik di dalam negeri, carikki produk luar negeri saja."
Baca: 5 Hari Dinikahi, Novi Kolopaking Kabur, Suami Laporkan Mertua dan Minta Uang Panaik Dikembalikan
Uang panaik adalah uang untuk belanja kebutuhan pesta pernikahan dari mempelai pria kepada mempelai wanita dalam adat Bugis, Makassar, Mandar.
Sejarah Uang Panaik
Pada masa Kerajaan Bone serta Gowa dan Tallo, jika ada seorang laki-laki hendak meminang perempuan entah dari kalangan bangsawan maupun bukan, wajib menyerahkan uang panaik.
Jika tidak diserahkan, konsekuensinya adalah pinangan itu jelas ditolak.
Baca: Terungkap, Segini Uang Panai Awal untuk Awalia, Potong 2 Kuda, 1 Kerbau
Uang panaik hanya diserahkan kepada perempuan dari suku Bugis, Makassar, dan Mandar.
Uang panaik dimaksudkan sebagai penanda jika si laki-laki yang kelak akan menjadi suami akan mampu menafkahi istrinya.
Nah, sebaliknya, jika tidak mampu atau memiliki uang panaik, bagaimana mungkin kelak akan memberi nafkah.
Jika mampu memberi uang panaik berarti siap secara lahir batin untuk membangun bahtera rumah tangga.
Baca: Bikin Melongo! 5 Wanita yang Uang Panaik dan Maharnya Termahal, No 4 dan 5 Dihadiahi Mobil Mewah
Menikah pun tak cukup jika hanya bermodalkan cinta.
Uang panaik pada esensinya bukanlah uang untuk membeli calon istri.
Uang panaik adalah uang belanja atau mahar atau uang untuk membiayai pesta yang akan digelar keluarga calon mempelai perempuan.