Warga Desa Kalumpang Loe Jeneponto Segel Sekolah, Ini Persoalannya
Segel sekolah akan dibuka setelah ada hasil koordinasi dari Bupati Jeneponto.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Mahyuddin
TRIBUNJENEPONTO.COM, ARUNGKEKE - SD Inpres 140 Kalumpang Lompoa, Desa Kalumpang Loe, Kecamatan Arungkeke, Jeneponto, disegel warga, Minggu (03/08/2017).
Warga bernama Haji Sanra mengklaim lahan sekolah tersebut.
Namun, penyegelan itu bukan karena tidak terima lahannya dibanguni sekolah, tapi karena keluarganya tidak menerima Kepala SD No 140 Kalumpang Lompoa, Haji Baso, diganti.
Sejumlah warga yang bermukim di sekitaran sekolah mendukung aksi Haji Sanra.
Baca: SD 84 Ganrang-Ganrang Jeneponto Diblokade Orangtua Murid, Ternyata Ini Masalahnya
Alasannya, sang kepala sekolah Haji Baso dianggap telah berprestasi dalam memimpin sekolah itu dan kerap bersosialisasi dengan warga sekitar.
Pihak Kepolisian Sektor Arungkeke yang tiba di lokasi penyegelan memediasi pemilik lahan bersama mantan Kepala Desa Kalumpang Loe, Daeng Rekeng.
Kepala Sekolah Haji Baso menuturkan, Surat Keputusan (SK) mutasi itu diperoleh oleh Nurbaya, calon kepala sekolah yang bakal menggantikannya.
Dari hasi mediasi itu, disepekati untuk dilakukan rapat koordinasi bersama Bupati Jeneponto Iksan Iskandar, Senin (04/08/2017).
Segel sekolah akan dibuka setelah ada hasil koordinasi dari Bupati Jeneponto.
Baca: Tuntut Ganti Rugi, Warga Desa Cikoang Segel SDN Kampung Parang Takalar Lagi
Sebelumnya, isu mutasi berbuntut penyegelan sekolah itu juga terjadi di SDN 84 Ganrang-Ganrang, Kelurahan Bontoa, Kecamatan Binamu.
Sejumlah orangtua murid yang merupakan warga sekitaran sekolah memblokade pintu masuk sekolah dengan alasan tidak menerima jika kepala sekolah Karesangnging diganti.(*)