Sebelum Meninggal Jelang HUT RI, Paskibra Luwu Timur Ini Pakai Seragamnya
Termasuk keluhan penyakit gondok beracun yang diderita oleh almarhum selama mengikuti latihan.
Penulis: Ivan Ismar | Editor: Imam Wahyudi
Pelatih Paskibra Mangkutana Sudarman mengatakan, Aritya selalu semangat di setiap latihan baris-berbaris.
Seminggu jelang acara puncak HUT ke-72 RI, pada latihan pagi, Aritya sempat pingsan.
"Saat sadar, kami tanya kenapa bisa pingsan, Aritya jawab lupa sarapan," kata Sudarman kepada TribunLutim.com, di Kantor Camat Mangkutana, Kamis (17/8/2017).
Sorenya, Aritya kembali mengikuti latihan seperti biasa.
Kurang seminggu jelang puncak acara, tepatnya Minggu (13/8/2017) malam, Aritya dilarikan ke RSUD I Lagaligo karena batuk dan sesaknya semakin parah.
Aritya tidak lagi mengikuti latihan sejak itu.
Informasi dari dokter yang merawatnya, Aritya menderita penyakit gondok beracun.
"Aritya ini ternyata sakit gondok beracun, itu sesuai keterangan dokter yang memeriksanya, kami juga baru tahu waktu itu," ucap Sudarman yang juga anggota TNI.
"Penyakit itulah kemungkinan besar penyebab Aritya meninggal dunia," tuturnya menambahkan.
Orangtua Aritya, Syamsudin Losong mengatakan jelang kepergiannya, Aritya meminta dibelikan sepatu warna hitam untuk digunakan menjalankan tugas sebagai pasukan pengibar bendera.
Sepatu tersebut Ia minta saat dirawat di ruang B6 RSUD I Lagaligo.
"Mau sekali ikut paskib," kata Syamsudin ditemui di kediamannya Jl Sandang Pangan Lorong 1, Dusun Sido Tepung 2, Desa Wonorejo Timur, Kecamatan Mangkutana, Rabu (16/8/2017).
Keluarga menuruti dan membelikan Aritya sepatu dan dibawa ke kamar tempatnya dirawat.
"Kebetulan almarhumah coba itu sepatu diatas ranjang," ujar Syam dengan mata berkaca-kaca.
Semasa hidup, Aritya yang bercita-cita menjadi dokter dan Polwan adalah anak penurut kepada kedua orang tuanya.