Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

opini

Syarat Makassar Kota Layak Pemuda

Pada kota layak pemuda tidak hanya diharapkan mampu menjadi motor penggerak pembangunan namun juga sebagai lokomotif pertumbahan ekonomi di Indonesia.

Editor: Jumadi Mappanganro
handover
Irwan Ade Saputra 

Oleh: Irwan Ade Saputra
Sekretaris DPD KNPI Kota Makassar

“Wah.. gimana Kota Makassar, Mas? Demonya serem-serem ya.”

Sepenggal kalimat di atas bukan cuman sekali atau dua kali saya dengar ketika memperkenalkan diri pada ajang yang mempertemukan teman-teman pemuda di kota lain di Indonesia. Secara spontan jawaban yang sering menjadi pembelaan adalah “tidak juga seheboh seperti yang ada di tivi, Bung. Blaa.. blaa”.

Bangunan image dan stigma negatif pemuda Makassar yang itu tidak terlepas pada problematika kepemudaan di Kota Daeng ini seperti yang sering kita baca di media massa dan tonton di televisi.

Walaupun ketika ditelisik lebih jauh dan mendalam presentase tindak anarkis serta kejahatan jalanan yang menjadi konsumsi media tidak lebih tinggi dibanding prestasi dan kegiatan positif serta dinamika kepemudaan di Makassar.

Karakter pemuda Makassar mempunyai daya kritis yang kuat dan pemberani, memang punya ciri dan cara sendiri dalam menyampaikan pendapatnya yang terkadang terkesan meledak-ledak serta dibarengi dengan bahasa tubuh yang tegas.

(BACA JUGA OPINI: Jalan Cinta Para Sufi)

Yang pasti pantang menyerah sebelum tujuan dan aspirasinya didengarkan menjadikan Pemuda Makassar berbeda dalam setiap gerakan yang dilakoni.

Namun karakter tersebut tidak hanya berlaku pada parlemen jalanan, juga terimplementasi pada gerak dan tingkah laku pemuda di Makassar. Baik dalam berkompetisi, berkarya bahkan terbawa pada interaksi sosial.

Pada konteks kekinian yang ditandai perkembangan zaman dibarengi dengan perubahan sosial kemasyarakatan yang begitu cepat. Pemuda kemudian dituntut berpacu pada tatanan modernisasi dengan kecanggihan teknologi sebagai salah satu faktor pendukung berlangsungnya dinamika kepemudaan, baik secara kultural maupun struktural pada organisasi-organisasi kepemudaan.

Kondisi saat ini juga sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi pemuda, kemudahan mengakses informasi, jejaring serta interaksi sosial yang tak lagi dibatasi ruang dan waktu serta nyaris tanpa sekat berdampak negatif.

Perubahan yang cukup nyata terlihat yakni pemuda hampir kehilangan identitas lokal Bugis-Makassar yang terkooptasi dengan budaya pop dengan segala macam atribut yang melekat seperti penyalahgunaan narkoba, miras, pergaulan bebas hingga tindak kekerasan dan radikalisme.

Secara psikologi generasi masa kini menjadi apatis, autis, serta cenderung membatasi interaksi sosial sehingga cukup berdampak pada kualitas dan karakter kepemimpinan pemuda pada organisasi-organisasi yang menjadi kawah chandra dimuka generasi kepemimpinan bangsa ke depan.

Orientasi Pemuda
Pergeseran orientasi pemuda dalam menjalankan fungsi sebagai agen perubahan, dari metode berhimpun pada organisasi atau kelompok yang berlandaskan idealisme dan ideologi kemudian berubah dengan berorientasi pada keminatan serta keahlian.

Hal ini memengaruhi sehingga saat ini komunitas-komunitas pemuda tumbuh subur baik komunitas profesi, hobi, minat dan bakat.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved