Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral! Tulisan Blogger ini Menampar Pendukung dan Pembenci Ahok ‘Kita Semua Hanyalah Figuran’

Melalui situs inspirasi.co Fahd Pahdepie membuat tulisan yang sungguh ‘menampar’ bagi kedua pihak.

Editor: Ilham Arsyam

Jika kalian Muslim, tak usah merasa paling Islam padahal masih ‘fatwa shopping’, memilih dan memilah fatwa yang hanya kalian suka saja. Berhentilah membuli ulama padahal kalian tahu Indonesia ini dulu juga diperjuangkan oleh para ulama hingga ia merdeka! Kalian ini mau ke mana merasa bangga saat sesama saudara Muslim dihina dan dicela? Kalian ini mau dibilang apa saat kalian lebih bangga berasyik-masyuk dengan kelompok yang senang saat agama kalian dilecehkan? Ada apa dengan kalian? Kesetanan apa selama ini?

Kepada kubu kedua: Berhetilah jadi katak dalam tempurung digital! Keluarlah lihat dunia nyata: Orang-orang yang kalian curigai sedang menghancurkan agama kalian itu mungkin saja hanya bagian dari imajinasi kalian yang cengeng dan inferior. Berhentilah merasa bahwa Tuhan hanya milik kalian dan kebaikan hanya ada di pihak kalian. Sadarlah bahwa tafsirmu terhadap sesuatu tak mesti dipaksakan untuk menindas tafsir orang lain yang berbeda tentang hal yang sama. Tak usah merasa benar sendiri, tak usah merasa surga seluruhnya sudah dikavling hanya untuk kelompok kalian saja.

Indonesia ini terdiri dari berbagai suku, etnis, agama, bahasa, golongan, dan seterusnya. Tak usah punya mimpi untuk menyeragamkan semuanya. Tak usah bermimpi untuk bisa mengkonversi semuanya agar mengingkari takdir negeri ini untuk bhinneka. Kalau kalian mau taat beragama, mau menjadi orang yang bertakwa, mau menjalankan syariat selengkap-lengkapnya, silakan, itu hak kalian dan tentu bagus saja untuk kalian… Tetapi jangan memandang sinis orang lain yang berbeda dengan kalian, dong! Jangan mengkafir-kafirkan, menuduh munafik, menunjuk hidung orang lain sebagai pendosa, hanya gara-gara kalian punya imajinasi politik yang berbeda tentang negeri ini. Asal kalian tahu, negara ini tidak didesain untuk menjadi negara agama yang mengandaikan semua penduduknya seragam paham dan keyakinannya.

Ini juga tak kalah penting. Berhentilah mengira bahwa pemimpin yang kebetulan tidak kalian pilih sedang berusaha menzalimi kalian dan mengkriminalisasi idola-idola kalian. Berhentilan berimajinasi bahwa negara ini sedang diazab Tuhan hanya gara-gara yang sedang berkuasa tidak sesuai selera kalian. Dalam politik, bargain utama semua pihak yang bermain di dalamnya adalah kepentingan… Maka semua yang masuk ke dalam arena politik tak suci dan bebas dari semua itu: Ketahuilah semua yang kalian anggap suci telah melakukan dosa bagi kelompok yang berlawanan dengan mereka… dan semua yang kalian anggap pendosa telah berjasa bagi kelompok yang hak-haknya mereka bela. Itulah politik.

Untuk kalian berdua: Inilah Indonesia. Indonesia ini bukan Ahok! Indonesia ini bukan Habib Rizieq! Indonesia ini bukan Jokowi, Megawati, SBY, Prabowo, Wiranto, Gatot Nurmantyo, Anies Baswedan, atau siapapun saja. Indonesia ini bukan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu, atau agama apapun saja. Indonesia bukan golongan atau etnis tertentu saja. Indonesia adalah semuanya. Indonesia adalah sintesis dan gabungan dari hal-hal yang kita benci dan kita cintai. Indonesia tumbuh dari berkah dan kebaikan penduduknya, sekaligus dari najis dan dosa mereka yang beranak-pinak di atas tanah dan airnya.

Berhentilah berdebat. Berhentilah berselisih. Berhentilah merasa benar sendiri. Berhentilah ingin menang sendiri. Indonesia ini hancur bukan karena satu kubu sedang berusaha menindas kubu yang lain atau satu kubu dizalimi kubu yang lain. Indonesia ini hancur karena kubu-kubu yang merasa paling layak meng-klaim sebagai Indonesia terus-menerus saling menggerus dan menghancurkan.

Ahok adalah aktor politik. Ia dikalahkan dalam sebuah pertarungan politik, oleh aktor-aktor politik yang kebetulan sedang menjadi lawannya saja. Dan kita semua? Kita semua hanyalah figuran dan pendukung yang disulut emosinya, diobrak-abrik kesadarannya, diadudombakan, dibentur-benturkan psikologi dan mentalnya, untuk kepentingan politik lainnya… Yang direkayasa oleh aktor-aktor politik lainnya. Jika kita ingin keluar dari lingkaran setan politik ini: Sudahlah, tak usah ramaikan panggung sandiwara yang memuakkan ini. Tak usah membentuk solidaritas apapun. Tak usah ‘overacting’.

Untuk kalian semua, tak usah takut tak masuk kubu apapun yang sedang nge-trend akhir-akhir ini, tak usah takut menjadi diri sendiri bahkan jika harus sendirian. Kelak ketika kita mati, kita dikubur sendiri-sendiri di lubang masing-masing.

Aku menuliskan semua ini dengan kesiapan untuk dikatakan apapun, dikomentari apapun, dirisak bagaimanapun. Jika kalian merasakan hal yang sama denganku, silakan disebarkan. Jika kalian tak setuju, hujani aku dengan apa saja yang kalian suka. Terserah saja!

Tulisan ini sudah dibaca 50 ribu kali dan dibagikan ribuan netizen.

Lihat tulisan aslinya di sini 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved