Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Warga Tewas Ditelan Ular

'Saya Mau Pulang'

Muna, sapaan Munaria, punya firasat sebelum sang saumi tewas ditelan ular piton raksasa.

Penulis: Nurhadi | Editor: Ilham Mangenre
Nurhadi/tribunsulbar.com
Munaria (Muna) memangku dua anaknya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). Suami Muna, Akbar Bin Ramli (kanan). 

Laporan Wartawan Tribunsulbar.com, Nurhadi

TRIBUNSULBAR.COM, MAMUJU TENGAH- Munaria (24) saat ditemui Reporter Tribunsulbar.com Nurhadi Para di kediaman almarhum suaminya, Akbar Bin Ramli (25), Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).

Muna, sapaan Munaria, punya firasat sebelum sang saumi tewas ditelan ular piton raksasa.

Ibu dua anak ini memimpikan Akbar ingin pulang.

"Dalam mimpiku itu, kulihat Akbar di rumah (Luwu kampung halaman Muna), nabilang (dia berkata) saya mau pulang, jadi saya bilang tunggu dulu, bawa anakmu," cerita Muna meniruka isi mimpinya.

'"Terus, dia ambilmi itu anaknya Putri (Putri Asawiyah Azisah Akbar), baru pulang."

Muna menduga maksud mimpinya, Akbar sedang sakit di kampung halaman, Desa Salubiro.

"Tidak terlalu saya hiraukan, karena cuman berpikir, mungkin sakit ini bapaknya anakku," tutur Muna.

Air mata Munaria (Muna) tak terbendung saat tiba di kediaman duka, Jumat (31/3/2017).

Muna datang bersama dua buah hati Akbar, Putri Asawiyah Azisah Akbar (5) dan Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan).

Mereka tiba dari Desa Kaladi, Kecamatan Suli Barat, Kabupaten Luwu, Sulsel, kampung halaman Muna.

Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku dua anaknya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku dua anaknya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Keluarga yang menyambut, juga tak kuasa menyembunyikan suara tangis mereka.

Munaria (Muna) baru tiba di kediaman suaminya almarhum Akbar Bin Ramli (25), Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Munaria (Muna) baru tiba di kediaman suaminya almarhum Akbar Bin Ramli (25), Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (nurhadi/tribunsulbar.com)

Haru pun menyelimuti rumah panggung tua itu.

Muna dan anaknya hanya bisa melihat bekas tempat pembaringan jenazah Akbar.

Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku dua anaknya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku dua anaknya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Ayah almarhum Akbar, Muh Ramli (50) memeluk cucu-cucunya sambil terisak.

Akbar ditemukan tewas di perut ular piton raksasa, Senin (27/3/2017) malam.

Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku bayinya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku bayinya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Akbar ditelan piton Minggu (26/3/2017) siang. Jenazahnya dimakamkan di Salubiro, Selasa (28/3/2017).

Baca: Video Penampakan Ular Piton yang Menelan Akbar Petani Sawit Mamuju Tengah

Muna dan anak-anak terlambat datang karena daerahnya pelosok, tak ada jaringan komunikasi seluler.

Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku bayinya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Istri almarhum Akbar Bin Ramli (25), Munaria (Muna) memangku bayinya Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (Nurhadi/tribunsulbar.com)
Bayi almarhum Akbar Bin Ramli (25)-Munaria (Muna) Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Bayi almarhum Akbar Bin Ramli (25)-Munaria (Muna) Nur Aqifah Naila Akbar (3 bulan) dan Putri Asawiyah Azisah Akbar (5), di kediaman duka, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Dia baru mengetahui suami meninggal atas penyampaian adiknya, Rusdi, yang kuliah di Palopo.

“Karena dia dapat ditelpon dari tante di Samarinda, waktu malam Rabu, jadi dia yang masuk kasi tahu ka (kemarin)," kata Muna kepada Tribunsulbar.com.

Munaria (Muna) baru tiba di kediaman suaminya almarhum Akbar Bin Ramli (25), Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017).
Munaria (Muna) baru tiba di kediaman suaminya almarhum Akbar Bin Ramli (25), Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Mamuju Tengah, Sulbar, Jumat (31/3/2017). (nurhadi/tribunsulbar.com)

Kumpul Uang Demi Ketemu Bayinya

Ternyata perjuangan Akbar ‘Salubiro’ Bin Ramli (25) memanen sawit, Minggu (26/3/2017) pagi, demi persiapan ongkos ke Tanah Luwu (Palopo) bertemu bayinya.

Impian bertemu bayi sekaligus rencana menunaikan ibadah puasa Ramadan 1438 H.

Suami Munariah (Muna) itu belum cukup mengumpulkan rupiah sedikit demi sedikit di kampung halamanya, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar.

Tanaman kelapa sawit tumpuan harapan dompet tipisnya.

Namun, perjuangan sang ayah gagal telak Minggu itu.

Ketika tengah memanen di kebun sawitnya, Dusun Pangerang, ular piton raksasa datang memangsa.

Yah, Akbar ditelan bulat-bulat piton raksasa 7,1 meter.

Jasad Akbar ditemukan utuh di perut ular piton, Senin (27/3/2017) malam.

"Ada ini uangnya kodong (kasihan) dia simpan,” kata ayah kandung almarhum, Muh Ramli (50), kepada reporter Tribunsulbar.com Nurhadi Para’ di kediaman duka, Desa Salubiro, Kamis (30/3/2017).

"Dia simpan ini uangnya untuk ongkos dia pakai ke sana lihat anaknya, karena sekalian mau juga rencana puasa di sana,” tutur Ramli menambahkan.

Baca juga: Ayah Akbar: Langsung Lembek Badanku Dengar Anakku Ditelan Ular Piton

Baca juga: EKSKLUSIF: 10 Foto Jejak Pertarungan Akbar Vs Ular Piton di Kebun Sawit Mamuju

Baca juga: Ini Bedanya Ular Piton Pemangsa Akbar dari Piton Kebanyakan, Petani Sawit Salubiro Masih Ketakutan

Hanya saja, Ramli belum melihat,“ di mana itu uangnya (uang Akbar) disimpan," kata Ramli dengan pelan, matanya berkaca-kaca.

Impian sirna. Akbar meninggalkan Muna dua anak selama-lamanya.

Baca juga: Beginilah Media Amerika dan Inggris Berkiblat ke Tribun Timur Terkait Ular Piton Sulbar

Jenazah Akbar dimakamankan di pekuburan Islam, Pantai Desa Salubiro, Selasa (28/3/2019) sekitar pukul 11.00 Wita.

"Anak pertamanya berusia lima tahun,sementara anak keduanya baru berusia tiga bulan," ujar Ramli.

Tiga bulan sebelum kematiannya, Akbar mengantar Muna ke Palopo, kampung halaman Muna.

Setelah 10 hari kelahiran anak kedua mereka, Akbar kembali ke Salubiro mengais nafkah.

“Mau sekali lihat itu anaknya yang bayi, karena Akbar tinggalkan saat bayi berusia 10 hari, tapi,” kata Ramli, menangis.

Baca juga: Ular yang Menelan Akbar Diakui Piton Ganas, Masih Ada 5, Petani Salubiro Takut ke Kebun

Akbar, di mata keluarga, adalah sosok pendiam.

"Sabar sekali ini Akbar, pendiam," kata Ramli.

"Karena sabarnya, dia tidak pergi cari kerja. Jadi saya suruh saja kerja sawit karena dia tidak tahu pergi cari kerja."

Baca juga: Mamuju ‘Sarang’ Ular Piton Terbesar di Indonesia

Firasat Kematian Akbar

Di mata keluarga, ada yang “aneh” jelang kematian Akbar Bin Ramli (25).

Gelagat Akbar dianggap lain ketika berangkat dari rumah ke kebun sawit, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Minggu (26/3/2017) pagi.

"Barusan (Akbar) ini tidak bawa HP (handphone) sama naik motor,” kata paman Akbar, Adhan Andi Sirajuddin (45) saat ditemui Tribunsulbar.com di kediaman duka, Desa Salubiro, Kamis (30/3/2017).

Jarak antara rumah dan kebun almarhum tidaklah dekat, namun baru ketika itu jalan kaki.

“Jadi, (Akbar) jalan kaki menuju kebunnya, sejauh satu kilometer lebih," tutur Adhan.

Pria dua anak yang dikenal pendiam itu rupanya pergi untuk selamanya.

Senin (27/3/2017) malam, setelah dicari puluhan warga, Akbar ditemukan tak bernyawa di perut ular piton raksasa 7,1 meter di kebunnya, tersebut.

Gentayangan?

Keanehan lain, Minggu sore, ada keluarga yang melihat Akbar di sekitar rumahnya.

Sepupu almarhum yaitu Isah, mengaku dua kali melihat Akbar di depan rumahnya.

"Saya lihat di depan rumahnya pake handuk bawa keranjang, sabun, pulang mandi, cuman tidak pernah bicara, senyum saja,"kata Isah kepada Tribunsulbar.com.

Namun, Isah meyakini, sosok yang dilihat kurang lebih isyarat kematian Akbar.

"Mungkin malai ka' tohana (mungkin malaikat hidupnya)," ujar Isah.

Suami Isah, Abdul Rahim, juga mengaku melihat Akbar lalu lalang di pinggir jalan depan rumah Akbar sendiri.

"Saya juga liat depan rumahnya, tapi tidak pernah bicara, di situ saja kayak sibuk dilihat,"kata Abdul Rahim kepada Tribunsulbar.com.

Kediaman almarhum Akbar di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017). [dok. Nurhadi/Tribunsulbar.com]
Kediaman almarhum Akbar di Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017). [dok. Nurhadi/Tribunsulbar.com] (Nurhadi/tribunsulbar.com)

Sepupu almarhum lainnya, Kamsal, pun merasakan keanehan serupa.

Sepatu boot, baju cadangan, dan penutup kepala milik almarhum Akbar yang tersisa saat ditelan ular piton raksasa di kebun sawit Akbar, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar, Kamis (30/3/2017). Foto diabadikan Nurhadi/tribunsulbar.com.
Sepatu boot, baju cadangan, dan penutup kepala milik almarhum Akbar yang tersisa saat Akbar ditelan ular piton raksasa di kebun sawit Akbar, Dusun Pangerang, Desa Salubiro, Kecamatan Karossa, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulbar. Foto diabadikan Nurhadi/tribunsulbar.com, Kamis (30/3/2017). 

Baca: Cerita Paman, Beginilah Akbar Ditelan Ular Piton, Duduk dan Diseret 10 Meter

Dia seolah melihat Akbar naik diboncengan motornya (Kamsal bonceng Akbar).

“Saat saya mau naik motor ke bendungan Desa Salubiro,” katanya.

Mimpi Dipanggil Almarhumah Ibu

Hal lain lagi, tiga hari sebelum ditemukan tewas ditelan ular piton raksasa, Akbar mimpi bertemu almarhumah ibunya.

Akbar mengungkapkan mimpinya kepada Nurjaya, adik kandung almarhum Akbar.

"Waktu malam Jumat, menelpon ke saya, nabilang (dia berkata) mimpika (saya mimpi) ketemu ibu," cerita Nurjaya kepada TribunSulbar.com, Selasa (28/3/2017) malam.

Nurjaya menirukan isi mimpi Akbar bahwa ibunda mereka memanggil Akbar dan rindu sama anak-anak serta cucu-cucunya.

"Napanggilka ibu, dia rindu, jadi saya bilang kita mi (lah) ke sini ibu, sama cucumu di sini, karena kita selalu ini di sini (di rumah Akbar) berkumpul," tutur Nurjaya menirukan cerita mimpi Akbar.

Nurjaya ketika itu, tak begitu hirau akan mimpi sang kakak.

Baca juga: Beginilah Ular Piton Menelan Akbar Petani Sawit Memuju Tengah

Baca juga: Warga Salubiro Mamuju Sempat Dengar Teriakan Akbar Sebelum Ditelan Ular Piton

"Saya tidak terlalu respon itu hari, karena saya bilang biasa memang orang mimpi," katanya. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved