Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rafika Tewas Dibunuh

Sebelum Dibunuh, Almarhumah Rafika Sering Memberi Makanan ke Pelaku

Saleh sudah empat tahun ini dipercayakan menjaga keamanan perumahan yang hanya memiliki 50 rumah.

Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
DOK PRIBADI/HIMAX/HAND OVER
Saleh (kanan), personel satuan pengamanan kompleks perumahan Yusuf Bauty Garden, Jl Yusuf Bauty, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi tersangka kasus pembunuhan Rafika Hasanuddin (21). Dia mengaku nekat menghabisi nyawa gadis calon apoteker itu karena ingin mencuri phablet merek Himax M1 Y13 sehrga Rp 1,5 jutaan milik korban. Rafika ditemukan tewas di rumahnya di perumahan Yusuf Bauty Garden, Senin (16/1/2017), malam. Pertama kali dilaporkan tersangka. 

Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin

TRIBUN-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Tak ada yang menyangka, jika orang yang paling dekat dengan Rafika Hasanuddin (23) justru yang tega menghabisi nyawanya.

Dialah Saleh (38), security Perumahan Yusuf Bauti Garden di Jl. Manggarupi, Kelurahan Paccinongan, Kecamatan Sombaopu, Gowa.

Kabar penetapan tersangka Saleh yang tega menusuk dan menggorok leher almarhumah Rafika, pun sontak membuat kaget warga perumahan.

Salah satunya tetangga korban, Lisnawati. Lisna yang tepat bersebelahan dengan rumah korban pun mengaku kaget hingga hampir jatuh.

"Langsung lemas ka. Tidak percaya ka. Saya langsung lari ke rumah tetangga ku, karena syok ka," katanya Jumat (20/1).

Lisna pun langsung mengingat jika bunyi di tembok yang dia dengar saat kejadian Sabtu (14/1/2017) malam itu adalah bunyi kepala Rafika yang dihantamkan ke tembok.

"Itumi yang bunyi saya dengar. Saya baru pulang dari Sinjai tiba jam 22.00 malam. Waktu dengar itu saya pikir apa mi itu dibuat di sebelah. Ternyata waktu dipukul kan ke tembok," katanya lagi.

Saleh sudah empat tahun ini dipercayakan menjaga keamanan perumahan yang hanya memiliki 50 rumah. Pria bertubuh besar itu berasal dari Kabupaten Jeneponto, Kampung Balang Loe, Kecamatan Binamu.

Selama bertugas, Saleh memang tinggal di pos. Bahkan biasa tidur dan makan bersama istri dan anaknya di pos yang berukuran 2 X 1 meter itu.

Istrinya biasa datang sekali sebulan dan setiap awal bulan. Ketika datang istrinya yang bernama Tia itu biasa menginap selama seminggu.

Lalu apakah yang membuat Saleh bisa begitu mudah masuk kedalam rumah dan  membunuh korban?

Dari keterangan Ketua RT setempat, Andi Karoning, jika Almarhumah ditahu sering memberikan makanan dan juga kue kepada Saleh.

Bagai kacang yang lupa kulitnya, dan tidak tahu berterima kasih, kebaikan almarhumah justru dibalas dengan cara keji.

Entah setan apa yang merasuki Saleh saat itu hingga dengan langkah santai mengikuti korban ke rumah. Korban yang tidak menutup pintu membuat Saleh mudah masuk. Setelah memantau kondisi luar rumah aman, dia mengendap menyelinap masuk.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved