Mahasiswa FT Unhas Demo Minta Hentikan Tindakan Premanisme di Kampus
Erwin Syukur, dihadapan ratusan mahasiswa, mengatakan jika kampus yang sudah empat tahun berada di Gowa ini, tidak sedang baik-baik saja.
Penulis: Waode Nurmin | Editor: Anita Kusuma Wardana
Laporan Wartawan Tribun Timur Wa Ode Nurmin
TRIBUB-TIMUR.COM, SUNGGUMINASA- Ratusan mahasiswa Fakultas Teknik Unhas, menggelar aksi damai didalam area kampus, Jl Poros Malino, Desa Borongloe, Kecamatan Bontomarannu, Gowa, Sulsel, Kamis (10/3/2016).
Aksi yang merupakan aksi yang pertama kali sejak kampus teknik Unhas tersebut dipindahkan, untuk meminta segala bentuk kejanggalan, ketidakadilan yang didapatkan mahasiswa oleh pihak birokrasi kampus dihentikan.
Jenderal Lapangan, Erwin Syukur, dihadapan ratusan mahasiswa, mengatakan jika kampus yang sudah empat tahun berada di Gowa ini, tidak sedang baik-baik saja.
"Banyak kejanggalan dan ketidakadilan yang kami dapatkan. Bahkan tindakan premanisme dari mereka yang dikatakan aparat keamanan kampus. Intervensi dosen, dan perbedaan lokasi parkir. Kami ini mahasiswa yang punya hak asasi manusia. Aksi ini akan menjadi sejarah dalam dunia perkuliahan fakultas teknik, karena ini pertama kalinya kita turun dan mengatakan bahwa kampus kita sedang tidak baik-baik saja, " ujarnya.
Adanya peristiwa pemukulan terhadap seorang dosen fakultas teknik sebelumnya oleh pihak keamanan atau security, menjadi sebab terjadinya aksi tersebut.
Yang setelah mahasiswa turun, banyak terungkap bentuk ketidaknyamanan mereka. Mulai dari mahasiswa yang mengaku pernah ditendang oleh satpam kampus, kelakuan yang semena-mena, bahkan untuk urusan jenis pakaian dikenakan mahasiswa juga dicampuri.
"Bukan hanya itu, parkir motor kami yang harus ada kartu parkir, tarif yang diberikan satpam. Belum lagi intervensi dosen. Kegiatan lembaga yang tidak diperbolehkan, juga jam malam yang hanya boleh sampai pukul 18.00 wita. Padahal di kampus Tamalanrea aktivitas bisa sampai pukul 22.00 wita malam. Disini masih jadi bagian kampus Unhas di Tamalanrea, " katanya lagi.
Dekan Fakultas Teknik, Dr Wahyu H Piara yang menerima langsung aksi mereka, menjelaskan jika menyangkut pemukulan dosen, hal itu sudah dilaporkan dan sementara diproses di kepolisian.
"Kalau masalah parkir yang jauh, itu karena dosen mi ini sudah tua. Kasihan dia jalan jauh. Kalian kan masih muda. Tapi kita sudah atur, apalagi sekarang rumah kalian ini masih dalam pembangunan, " ujarnya.
Setelah memberikan sedikit penjelasan, Wahyu lalu memanggil sebagian mahasiswa yang menjadi koordinator aksi untuk berdiskusi didalam gedung dekan dilantai III. Meski sempat mendapat penolakan dari mahasiswa lain dengan alasan ingin diskusi terbuka, pertemuan tersebut dilakukan tertutup dan tidak diperbolehkan media masuk.(*)