Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mayat Bocah Sinjai Dibonceng Motor

Bupati Sinjai Copot Kepala Puskesmas Suherlan

"Dia dinonaktifkan sebagai Kepala Puskesmas karena terkait peristiwa warga bonceng mayat," tegas Bupati Sinjai, Sabirin Yahya.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ina Maharani
zoom-inlihat foto Bupati Sinjai Copot Kepala Puskesmas Suherlan
TRIBUN TIMUR/SAMSUL BAHRI
Kepala Puskesmas Lappadata, Kecamatan Sinjai Tengah, Suherlan

SINJAI, TRIBUN-TIMUR.COM - Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Lappadata, Kecamatan Sinjai Tengah, Sinjai, Suherlan, dicopot dari jabatannya, Rabu (30/9/2015).

Bupati Sinjai, Sabirin Yahya, memecat Suherlan karena dinilai menelantarkan mayat bocah perempuan, Masra Nurhidayah (7).

"Dia dinonaktifkan sebagai Kepala Puskesmas karena terkait peristiwa warga bonceng mayat," tegas Bupati Sinjai, Sabirin Yahya.

Masra meninggal dunia setelah berada di Puskesmas Lappadata sekitar 1,5 jam, Kamis (24/9/2015). Karena pihak puskesmas “enggan” mengantar putri warga miskin ini ke rumah duka di Kampung Bontopenno, Desa Mattonrang Tellue, akhirnya jenazah dibonceng motor oleh Sekretaris Desa (Sekdes) Mattonrang Tellue, Ambo Enre, atas perintah Kepala Desa (Kades) Nurhayati.

Padahal, mobil ambulans rujukan milik Puskesmas Lappadata terparkir di halaman puskesmas.
Ambo Enre menceritakan pengalaman yang dia sebut susah ia lupakan itu ke Tribun dengan mata berkaca-kaca di rumah duka, Minggu (27/9/2015).

Berita itu dimuat di halaman 1 Tribun cetak edisi Senin, 28 September 2015.
Mayat Masra didudukkan di belakang Ambo Enre, kemudian satu warga Desa Mattonrang Tellue memeluk almarhumah dari belakang. Jarak rumah duka dengan puskesmas hanya sekitar lima kilometer. Namun medannya berbahaya karena melewati pegunungan dan menyisir pinggiran jurang.

Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemkab Sinjai Muh Sabir Syur, mengatakan, Suherlan dianggap tidak melakukan koordinasi dengan Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Sinjai, Nikma B Situru, saat ada warga yang meninggal.

“Sebagai pimpinan di puskesmas, dalam persoalan tersebut, harusnya mengambil kebijakan dengan berkoordinasi ke pimpinan agar tidak terjadi aksi warga bonceng mayat bocah pulang ke rumah duka,” kata Sabir.

Selengkapnya baca Tribun Timur edisi Kamis (1/10/2015).

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved