ACT dan Kitabisa.com Bangun Masjid di Dusun Mualaf Sangbua Tana Toraja
Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan yang hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 1 jam menyusuri medan berbatu dan cenderung licin
Penulis: CitizenReporter | Editor: Ansar
TRIBUN-TIMUR.COM - Dusun Sangbua Desa Kaduaja Kecamatan Gandangbatu Sillanan Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi Selatan adalah sebuah perkampungan di pelosok Tana Toraja.
Saat ini sekira 78 KK menghuni pemukiman yang terletak diatas ketinggian 1700 MDPL tersebut.
Butuh waktu tidak kurang dari 8 jam perjalanan darat dari Kota Makassar.
Kemudian dilanjutkan dengan perjalanan yang hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua selama 1 jam menyusuri medan berbatu dan cenderung licin berlumpur.
Kantor Pelayanan Pajak Ungkap Banyak Pengusaha Properti dan Makanan Masuk di Gowa
Merajut Harapan dari Sekerat Daging Kurban
Tidak sampai disitu saja, untuk bisa sampai di titik pemukiman warga, masih butuh berjalan kaki lagi sejauh 2 kilometer dengan medan yang kemiringan jalannya mencapai 60 derajat, serta diapit jurang pada sisi kirin kanannya.
Sangbua lebih dikenal sebagai kampung mualaf sebab menjadi satu-satunya dusun yang dihuni 100% Muslim.
Adalah Pak Tamim selaku kepala dusun sekaligus Imam setempat yang merintis perkampungan ini sejak 1997 silam.
Perkampungan yang mayoritas penduduknya adalah petani ini awalnya hanya terdiri dari 7 KK.
Berbekal pemahaman agama secukupnya, Pak Tamin merangkul puluhan kepala keluarga untuk memeluk Islam dengan penuh kelemahlembutan.
Terus bertambahnya jumlah Mualaf membuat warga berupaya membangun sarana ibadah secara swadaya.
Setiap kali selepas panen, warga berdonasi seikhlasnya untuk membangun Masjid.
Prediksi Starting Line Up Madura United vs PSM Makassar Jam 18.30 Malam ini di Liga 1 Live Indosiar
Cafe dan Hotel di Soppeng Bakal Gunakan Alat Payment Online, Ini Kelebihannya
Namun hingga puluhan tahun, Masjid tersebut belum juga rampung.
Dengan penghasilan rata-rata 1 juta rupiah dalam kurun waktu 4 bulan (Sekali panen), tentu warga tidak bisa berkontribusi maksimal untuk sarana ibadah mereka.
Di sisi lain, jumlah Mualaf semakin bertambah setiap tahunnya.
Hingga pada pertengahan 2018 silam, rekan-rekan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) ACT Sulawesi Selatan menyempatkan “touring” kemanusiaan berkunjung menyapa saudara-saudara disana lewat program berbagi paket pangan.