Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadan 1440 H

Safari Ramadan, Ini Pesan Wabup Bulukumba untuk Warga Bontobahari

Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto Safari Ramadan di Kecamatan Bontobahari, Bulukumba

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Suryana Anas
Humas Pemkab Bulukumba
Wakil Bupati Bulukumba, Tomy Satria Yulianto, saat menghadiri Safari Ramadan di Masjid Babul Taubah, Kelurahan Sapolohe, Kecamatan Bontobahari, Kamis (16/5/2019) malam. 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Pada rangkaian Safari Ramadan di Kecamatan Bontobahari, Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto, meminta warga Bontobahari jangan seperti 'katak dalam tempurung.

Istilah 'seperti katak dalam tempurung' ini biasanya dimaksudkan bagi seseorang atau kelompok yang tidak berpandangan luas.

Pria berkacamata itu kemudian menjelaskan maksud katanya tersebut.

Baca: Banyak Aset Daerah Disalahgunakan, Bupati Bulukumba Soroti ASN

Baca: Perwakilan Birokrat Diminta Bertarung pada Pilkada Bulukumba 2020, Ini Alasannya

Baca: Pengamat Politik: Harus Ada Perwakilan Birokrat di Pilkada Bulukumba 2020

Ia meminta masyarakat Bontobahari untuk tak lagi berdebat tentang siapa sebenarnya pembuat Pinisi itu, apakah orang Desa Bira, Lemo-lemo atau orang dari Desa Ara.

Bontobahari, kata dia, telah menjadi ikon, sudah dikenal, bahwa di kecamatan itu ada lokasi pariwisata bernama Pantai Tanjung Bira yang cukup mendunia.

Juga para ahli pembuat Pinisi yang telah dijadikan lambang daerah Bulukumba, dan bahkan sudah mendapatkan pengakuan dunia sebagai Warisan Budaya Dunia Takbenda UNESCO.

“Cukupmi itu perdebatan, karena Pinisi itu sudah diakui oleh dunia. Yang lebih penting adalah bagaimana pengakuan dunia itu memberikan manfaat bagi warga Bontobahari,” kata Tomy saat menghadiri Safari Ramadan di Masjid Babul Taubah, Kelurahan Sapolohe, Kecamatan Bontobahari, Kamis (16/5/2019) malam.

Salah satu manfaat dari dikenalnya Pinisi, lanjut Tomy, pemerintah pusat maupun provinsi memprioritaskan menyelesaikan infrastruktur di Bontobahari.

Tidak semua daerah seperti Bontobahari mendapatkan bantuan pemerintah provinsi dengan nilai Rp23 miliar, yang bertujuan untuk percepatan pengembangan pariwisata.

Dengan kondisi tersebut, Tomy berharap masyarakat membangun kebersamaan, harus membangun kerjasama dengan yang lain, agar Bontobahari bisa lebih berkembang.

Tomy menambahkan, tahun 2019 ini saja, ada bantuan pembangunan jalan dari Pemerintah Provinsi Sulsel yang khusus diperuntukkan di Kecamatan Bontobahari sebesar Rp 23 miliar.

Belum lagi dana DAU dan DAK APBD yang masuk di Bontobahari termasuk akan dibangun pedestrian-pedestrian di Ara dan Bira sekitar Rp 6 miliar, untuk mendorong percepatan potensi pariwisata kita.

Sekadar diketahui, dalam Safari Ramadan tersebut, HM Nur yang juga merupakan Direktur PDAM Bulukumba, membawakan ceramah tarwih terkait bahaya menyebarkan berita bohong (hoaks).

Dia menceritakan jika orang pertama yang terpapar hoaks adalah Nabi Adam AS.

Dia mempercayai hoaks yang disampaikan oleh syaitan bahwa kalau dengan memakan buah khuldi, maka Adam akan menjadi kekal bersama Hawa. (TribunBulukumba.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi, IG: @arisandifirki

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved