Fasilitator PKH Mandai Patungan Beri Bantuan ke Kakek Miskin Tenrigangkae
"Kami berharap kepada pemerintah untuk membantu warga. Karena kalau bukan pemerintah yang membantu, siapa lagi," katanya.
Penulis: Ansar | Editor: Hasrul
TRIBUN-MAROS.COM, MANDAI - Pasangan kakek nenek yang tinggal di gubuk reot, Dusun Bombongi, Desa Tenrigangkae, Kecamatan Mandai, Kabupaten Maros, Sangkala (69) dan Mase (70), mendapat perhatian dari berbagai kalangan, Selasa (5/3/2019).
Pasangan kakek nenek tersebut, sudah belasan tahun tinggal di gubuk reot. Namun baru mendapat perhatian.
Baca: Akbar Faizal Tak Hadiri Panggilan Penyidik, Ketua Bawaslu Makassar: Jangan Salahkan Kami
Selama ini, keduanya tidak pernah mendapat bantuan, termasuk Program Keluarga Harapan dari Kementrian Sosial.
Bantuan mulai berdatangan, setelah kondisi pasangan tersebut viral. Kepala Desa Tenringangkae, Wahyu Febri sudah lama ingin membedah rumah Sangkala.
Namun Febri terkendala pada aturan penggunaan Dana Desa. Hal itu membuatnya, mengeluarkan uang pribadi untuk pasangan tersebut.
Baca: 381.070 Siswa Dipastikan Gagal SNMPTN 2019, Bisakah Daftar UTBK Sebelum Diumumkan? Ini Penjelasannya
Beberapa hari terakhir berbagai warga dan organisasi yang mengunjungi rumah Sangkala dan Mase.
Ada yang sekadar datang menyaksikan kondisi rumahnya. Ada juga yang membawa bantuan, diantaranya PMI Maros.
Setelah PMI, Sangkala kembali mendapat bantuan. Kali ini bantuan datang dari fasilitator Program Keluarga Harapan (PKH) Maros. Bantuan yang dibawah berupa sembako dan uang tunai.
Baca: Panwaslu Barru Minta Masyarakat Aktif Cegah Pelanggaran Pemilu 2019
Bantuan tersebut merupakan hasil patungan fasilitator yang pimpin oleh Koordinator Kabupaten (Korkab) PKH Maros, Muhammad Agus BJ.
Agus menamakan kegiatannya ini sebagai PKH peduli. PKH peduli mengajak berbagai kalangan yang memiliki penghasilan lebih, untuk membantu warga miskin.
"Fasilitator patungan untuk menyalurkan bantuan ke Sangkala dan Mase. Kami juga punya kegiatan PKH peduli. Kami ajak warga supaya ikut membantu melalui PKH peduli," katanya.
Baca: Link Login UTBK SBMPTN 2019 di pendaftaran-utbk.ltmpt.ac.id Bisa Diakses, Ini Imbauan Baru LTMPT
Patungan dilakukan supaya warga miskin tidak hanya bergantung dari bantuan pemerintah.
Agus mengatakan, keluarga Dg Sangkala tidak tercatat sebagai penerima PKH. Namanya tidak pernah terdaftar dalam Basis Data Terpadu (BDT).
Tidak masuknya keluarga Dg Sangkala sebagai penerima bantuan karena sistem pendataan yang belum akurat.
Baca: Wisata Halal Jadi Polemik, Pemda Toraja Utara dan Ketua PHRI Temui Wagub Sulsel
"Kami akui sistem pendataan kita masih memiliki margin error yang cukup tinggi. Maknaya masih banyak keluarga yang sebenarnya layak menerima bantuan, tapi tidak terdata. Contohnya keluarga Sangkala ini," katanya.