Menteri Resmikan, Unhas SDGs Centre jadi Hub di Indonesia Timur
SDGs Center Unhas memiliki visi pengembangan sains, teknologi, dan inovasi berbasis di Benua Maritim Indonesia (BMI)
Penulis: Sukmawati Ibrahim | Editor: Insan Ikhlas Djalil
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar meluncurkan Pusat Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Unhas SDGs Centre.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Prof Dr Bambang PS Brodjonegoro, meresmikan Unhas SDGs Centre itu di Ruang Senat Lantai 2 Rektorat Unhas, Selasa (12/2/2019).
Peresmian ditandai pemukulan gendang dan penandatanganan plakat sertifikat oleh menteri yang didampingi Rektor Unhas, Prof Dr Dwia Aries Tina Pulubuhu MA. Dilanjutkan kuliah umum oleh menteri.
Baca: Sisa 3 Hari, Cara Daftar PPPK 2019 di sscasn.bkn.go.id: Ini Syarat dan Dokumen yang Disiapkan
Baca: Saddil Ramdani Segera Disidang Atas Kasus Pidana Penganiayaan Mantan Pacar! Tak Ada Itikad Baiknya
Baca: VIDEO: Haidir Majid Bilang Ultah Tribun ke-14+1
Hadir antara lain Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Kemitraan Prof dr Muhammad Nasrum Massi PhD, Dekan Sekolah Pascasarjana Prof Jamaluddin Jompa, MSc PhD,
Kepala Unhas SDGs Centre Drs Muhammad Yusri Zamhuri MA PhD, para dekan dan kepala lembaga se-Unhas, Kepala Bappeda Sulsel, dan tamu undangan lainnya.
Pembentukan SDGs Centre sudah hadir di beberapa kampus di Pulau Jawa. Antara lain IPB, ITB, dan Universitas Padjadjaran (Unpad).
Unhas SDGs Centre didesain untuk menjadi sentra atau hub bagi pusat-pusat sejenis di kawasan timur Indonesia.
SDGs Centre masing-masing mempunyai visi dan karakter yang beragam.
Unhas SDGs Centre memiliki visi pengembangan sains, teknologi, dan inovasi berbasis di Benua Maritim Indonesia (BMI) pada tahun 2030.
Prof Dwia mengatakan, SDGs Centre Unhas akan menjadi hub pengembangan pusat-pusat SDGs di kawasan timur Indonesia.
Juga akan menjadi wadah pengembangan SDM, pemberdayaan masyarakat, pengembangan ekonomi, dan wilayah di kawasan timur.
Dalam kuliah umumnya, menteri mengatakan Tujuam Pembangunan Berkelanjutan atau SDGs merupakan kelanjutan agenda pembangunan milenium, MDGs, yang berakhir pada 2015 lalu.
Menurutnya, SDGs berbeda dengan MDGs yang aktornya didominasi oleh pemerintah.
Sementara SDGs melibatkan berbagai aktor, termasuk para ahli dan akademisi di perguruan tinggi. Sehingga agenda pembangunan global ini bersifat inklusif dan partisipatif.
“SDGs diluncurkan oleh PBB tahun 2015, karena melihat MDGs tidak dapat memenuhi harapan. Salah satunya karena yang dominan itu pemerintah," katanya.
"Ketika MDGs diluncurkan tahun 2000-an, seolah-olah hanya merupakan tugas pemerintah. Dan, ternyata pemerintah sendirian tidak bisa memenuhi harapan yang besar dan ambisius itu,” tambahnya.
Menteri merangkum 17 tujuan pembangunan SDGs tersebut dalam 5 kategori pembangunan, yakni people, planet, prosperity, peace, dan partnership. (*)