Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pemilu 2019

Plus Minus Pemilih Milenial di Sulsel dari Kacamata Pengamat

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis jumlah pemilih milenial di 24 kabupaten dan kota di Sulsel.

Penulis: Abdul Azis | Editor: Anita Kusuma Wardana
HANDOVER
Andi Luhur Priyanto 

Laporan Wartawan Tribun Timur Abdul Aziz Alimuddin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis jumlah pemilih milenial di 24 kabupaten dan kota di Sulsel.

Oleh KPU Sulsel, jumlah pemilih milenial di Sulsel sebanyak 2.197.197 dari total 6.159.375 daftar pemilih tetap (DPT) Sulsel.

Terkait diatas, Pengamat Politik Unismuh Makassar, A Luhur Priyanto, mengatakan, pemilih milenial punya karakteristik yang khas. Terutama karena kemampuan literasi media mereka yang memadai.

"Mereka cukup mudah mengikuti perubahan dan dinamika lingkungan politik dengan cepat. Mereka termasuk kategori small but strategic," kata Luhur terkait plus minus pemilih milenial di Sulawesi Selatan, Senin (17/12/2018).

Baca: Skor Livescore, Live Streaming RCTI Liverpool vs Manchester United Tanpa Buffer dan Acak di Sini

Baca: Dekan Fakultas Farmasi Unhas Imbau Masyarakat Waspada Peredaran Obat Herbal Ilegal

Baca: Guru Agama Kemenag Sulsel Rakor di Malino

Baca: Foto-foto Cantiknya Gunya Putri dan Kehebatannya, Calon Menantu Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah

Karakteristik lain dari pemilih milenial, jelas Luhur adalah, umumnya aktivitas mereka yang tidak terkoneksi dengan politik elektoral, sehingga mereka cenderung apatis dengan politik.

"Mereka termasuk mayoritas dalam angka golput. Parpol yang berebut suara pemilih milenial harus punya diferensiasi dalam isu dan strategi. Pendekatannya lebih tepat dengan menghubungkan dengan aktivitas mereka yang lebih banyak bergerak di industri kreatif dan aksi-aksi sosial," tegas Luhur.

Ia menambahkan, segmen pemilih millenial tentu jadi basis pemilih yang diperebutkan semua kandidat. Bahkan semua pasangan capres dan cawapres maupun.

"Caleg pun berusaha membranding sebagai yan paling millenial. Kalangan generasi millenial atau yang sekarang bertransformasi menjadi pemilih pemula memang punya respon tersendiri terhadap agenda-agenda politik elektoral," katanya.

"Dibeberapa temuan survei, digambarkan bahwa kalangan cenderung apatis-apolitis.
Mereka tidak hirau dengan agenda-agenda politik konvensional yang penuh dengan kekerasan dan pragmatisme. Mereka dekat dengan agenda politik yang kreatif dan nir-kekerasan," jelasnya.

Luhur menjelaskan bahwa pemilih pemula memiliki literasi media yang baik, sehingga dengan mudah memilah informasi yang autentik dan artifisial (palsu) seperti hoax.(*)

Baca: Terungkap! 6 Fakta Perusakan Baliho Partai Demokrat, 1 Pelaku Ditangkap hingga Reaksi SBY dan AHY

Baca: Ini 4 Langkah Mudah Baca Pesan WhatsApp yang Sudah Dihapus Pengirimnya, Bisa Jawab Rasa Penasaranmu

Baca: Wakil Ketua DPRD Sulsel Sosialisasi Perda Pertanian di Baranti Sidrap

Baca: Siti Namirah Berangkatkan 57 Jamaah Umrah, Termasuk Bupati Jeneponto

Lebih dekat dengan tribun-timur.com di:

Jangan lupa follow akun instagram tribun-timur.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved