JKK 2018 Resmi Ditutup, Peserta Diharap Jadi Unsur Pemersatu Bangsa di Tahun Politik
Pembacaan ikrar janji Pemuda Patriot dan mencium bendera merah putih, menjadi tanda bagi para peserta telah lulus menjadi Pemuda Patriot.
Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Suryana Anas
Laporan Wartawan Tribun Timur, Fahrizal Syam
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Jelajah Kapal Kepahlawanan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional 2018, ditutup secara resmi, di atas KRI Makassar 590, Rabu (31/10/2018).
Sebelum ditutup, 400 peserta dikukuhkan terlebih dahulu menjadi Pemuda Patriot, sebagai tanda telah mengikuti Jelajah Kapal Kepahlawanan selama tiga hari.
Pembacaan ikrar janji Pemuda Patriot dan mencium bendera merah putih, menjadi tanda bagi para peserta telah lulus menjadi Pemuda Patriot.
Ketua Umum Panitia Pusat Hari Pahlawan 2018, Agustanzil Sjahroezah mengatakan, kegiatan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air ke para peserta.
"Hari Oahlawan bukan sekadar eseremonial belaka, tapi dapat mengambil esensi hari pahlawan itu sendiri. Kita harus cinta tanah air, peduli, dan paling penting siap mempertahankan keutuhan bangsanya," kata pria yang merupakan cucu pahlawan nasional H Agus Salim ini.
Ia mengatakan, 400 peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan pilar sosial, diharapkan setelah mengikuti Jelajah Kapal Kepahlawanan, dapat menjadi unsur yang mempersatukan bangsa.
"Pendiri negara sudah menetapkan, setelah merdeka kita harus bersatu dan berdaulat. Dengan kebersatuan ini, bangsa Indonesia tidak bisa diadu domba, tapi kenyataannya saat ini masih sering terjadi, apalagi dalam suasana tahun polotik. Ini yang diharapkan dari peserta untuk dapat ikut merajut persatuan bangsa," pesannya.
Lanjut Agustanzil, peserta juga diharap dapat menjadi unsur yang mendamaikan dan mendinhinkan suasana
"Kita lihat sekarang di sosmed selalu ribut, dan itu bukan tindakan cerdas. Kita diharapakan dapat menjadi orang lebih baik. Saya harapkan generasi milenial tegas, ambil yang baik, tinggalkan yang jelek. Kita sering terperangkap dalam simbol, sehingga generasi milenial melupakan bangsanya," pungkasnya.
Lebih dekat dengan Tribun Timur, subscribe channel YouTube kami:
Follow juga akun instagram official kami: