Berdampak Negatif, DPPPA Sulsel Imbau Disdik Buat Aturan Soal Penggunaan Gadget di Sekolah

Laporan wartawan Tribun-Timur, Saldy

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Dinas PPPA Sulsel, Meisyi Papayungan mengimbau Dinas Pendidikan se Sulsel untuk menghadirkan aturan baru di sekolah

Aturan itu tak lain meminta orangtua atau pelajar untuk tidak membawa gadget ke sekolah.

Menurutnya dengan membiasakan para pelajar membawa gadget itu akan merusak psikologis anak selama masa-masa sekolah.

Mengapa gadget? Sebagian besar kasus kekerasan seksual yang ditangani oleh P2TP2A Dinas PPPA Sulsel, kata Meisyi, itu itu disebabkan karena adanya akses para pelajar melihat konten pornografi di gadgetnya.

"Banyak siswa yang melakukan perbuatan jahat (seksual) karena konten pornografi, toh mereka setelah nonton ingin mempraktikkan kepada orang yang ada di sekelilingnya. Pelajar di usia muda ini sangat rentan terpengaruh sehingga bahaya jika dilakukan pembiaran," katanya, Rabu (18/7/2018).

Seperti salah satu kasus yang ditangai P2TP2A, beberapa waktu lalu telah terjadi kasus rudapaksa  yang pelakunya adalah anak SMP berusia 12 tahun dan korbannya usia 9 tahun pelajar SD. Kasus ini sangat miris, karena korbannya adalah rekannya sendiri.

"Bayangkan anak usia dini saja yang melakukan kejahatan, SMA janganmi dibilang lagi karena bebas bawah hape ke sekolah," katanya.

Olehnya itu, para pihak harus sepakat untuk menjauhkan anak atau pelajar dari gadget, untuk menolong masa depan mereka.

Dari total 48 kasus kekerasan terhadap anak dari Januari hingga Juli 2018, 80 persen sebagian besar karena korban seksual.