opini
OPINI Ketua Forum Dai Pangkep: Saatnya Sumbang Umat, Bukan Masjid
Tidak pernah dijumpai para sahabat berlomba-lomba menyumbang untuk pembangunan mesjid.
Oleh: Albahri
Ketua Forum Dai Pangkep
Kita menyaksikan pembangunan mesjid di mana-mana dilakukan oleh masyarakat muslim, sehingga jumlah mesjid setiap desa atau Kelurahan sudah sangat mumpuni.
Hal ini terjadi, karena kebutuhan spiritual ummat Islam untuk beribadah dengan nyaman, agar jamaah tidak jauh dari tempat tinggal komunitas muslim, dan biasa juga karena berbeda mazhab sehingga berlomba-lomba masyarakat muslim membangun mesjid.
Di samping itu blow up para muballig di mimbar-mimbar dengan mengutip nash-nash dari Nabi, salah satunya, hadits yang diriwayatkan Bukhari Muslim “Dari Ubaidillah telah mendengar Utsman Bin Affan, Rasulullah bersabda: siapa yang membangun mesjid karena mengharap ridha dan pahala dari Allah, maka Allah akan membangunkan untuknya yang seperti itu di Syurga.”
Dari hadits inilah yang memotivasi kaum muslimin menyumbang pembangunan mesjid, kita juga menyaksikan bantuan dana dari Timur Tengah begitu cepat ketika lembaga atau person mengajukan proposal pembangunan mesjid.
Ummat juga antusias menginfakkan harta mereka ketika mendapatkan pembangunan mesjid yang masih terbengkalai.
Entah itu di tengah jalan, list donator atau mengirim proposal ke saudagar Bugis dan Makassar yang berdomisili di luar daerah Sulawesi Selatan.
BACA JUGA: Opini Mahasiswa S3 Hukum Unhas: Konsekuensi Menjadi Pelayan Kesehatan
BACA JUGA: Opini Prof Mardan: Transformasi Universitas Islam
Jika kembali kepada Al Qur`an sebagai sumber pedoman utama ummat Islam, maka tidak ada satupun secara khusus ayat yang merekomendasikan menyumbang mesjid.
Bahkan kita hanya menjumpai mesjid yang diperintahkan Rasul untuk menghancurkannya dikarenakan dibangun bukan berlandaskan taqwa tetapi hanya untuk memecah belah kaum muslimin (lihat Surat At Taubah: 107).
Jumlah mesjid di Sulawesi Selatan saat ini sebanyak 25.411 (Data Tahun 2014) masuk dalam urutan 9 provinsi jumlah terbanyak mesjidnya, sangat jauh berbeda dengan jumlah desa/kelurahan 2955, jika kita melihat dan memahami secara mendalam fiqhi waqi’ (prioritas) maka untuk sekarang ini mesjid tidak perlu lagi pembangunan baru.
Cukup pemeliharaan dan memakmurkannya dan terutama sekali membiayai pejuangnya dan penyuluhnya untuk memahamkan masyarakat Islam agar mencintai mesjid.
Mengapa mesjid tidak terlalu dibutuhkan lagi? Karena sudah sangat banyak, mesjid tumbuh jamur seperti di musim hujan.
Apakah ada mesjid ketika shalat lima waktu dipenuhi jamaah? Tidak ada satupun mesjid full dengan jamaah.