Ini 4 Fakta Guru yang Dilapor ke Polisi Karena Cubit Siswi di Wajo, No 2 Ternyata Santri Loh
Dukungan dari rekan-rekannya sesama guru maupun dari sahabat-sahabatnya semasa menuntut ilmu
Penulis: St Hamdana Rahman | Editor: Mansur AM
Laporan Wartawan TribunWajo.com, St Hamdana Rahman
TRIBUNWAJO.COM, TANASITOLO – “Thanks tass smua dukungan yg DTG dr sgla penjuru.. moga Allah Brsma kita semua
Ujian ini manis
tp terkadang mmbuatq nangis Krn pesimis..
tarik nafas dalam" hembuskan Dg rasa optimis
Allah maha tahu n maha memgetahui.”
Ini status terakhir Guru SMAN 3 Kabupaten Wajo, Malayanti, yang diunggah ke Facebooknya, Kami s (30/11/2017) pagi ini.
Sekitar pukul 05.20 subuh.
Baca: TERPOPULER: Agama Bondan Winarno, Rina Nose Akhirnya Bicara, & Jennifer Dunn Suka Pamer
Baca: Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris Tengah Pekan Ini: Berkat Sterling, City Kokoh di Puncak!
Baca: Setelah Lepas Jilbab, Rina Nose Akhirnya Ungkap Alasan Bahagia Tanpa Agama. Sebut-sebut Mario Teguh
Dukungan dari rekan-rekannya sesama guru maupun dari sahabat-sahabatnya semasa menuntut ilmu di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar membuatnya tetap kuat.
Saat dikonfirmasi TribunWajo.com, guru yang bersangkutan, Mala Yanti, mengatakan dilapor ke polisi karena mencubit lengan siswinya karena bermain handphone saat menerima materi pada seminar kewirausahaan beberapa waktu lalu.
"Saya mencubit karena beberapa kali ditegur tapi tidak diindahkan. Apalagi, sekolah kami memang berlakukan larangan membawa HP bagi siswa saat jam pelajaran," kata Mala.

Lanjut Mala, dia tidak menyangka niatnya untuk mendidik malah berbuah laporan ke kepolisian.
"Saya sudah diperiksa tadi di kepolisian. Saya siap menghadapi kasus ini, apapun keputusannya. Semoga ada keadilan bagi pendidik seperti saya," kata ibu dua anak itu kepada TribunWajo.com saat ditemui di kediamannya, Kelurahan Tancung, Kecamatan Tanasitolo, Kabupaten Wajo.
Dirangkum tribunwajo.com, berikut fakta-fakta sang guru:
1. Alumnus UIN Alauddin Makassar Angkatan 1999
Malayanti masuk di IAIN Alauddin Makassar (sekarang Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar) tahun 1999.