Orangtua Kesulitan Dana, Bayi Hidrosefalus Asal Luwu Ini Butuh Uluran Tangan Dermawan
Cairan ini akan terus bertambah sehingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur dan jaringan otak di sekitarnya.
Penulis: Desy Arsyad | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUNLUWU.COM, BELOPA - Kondisi Ahmad Romansyah (10 bulan), balita asal Desa Padang Lambe, Kecamatan Suli, Kabupaten Luwu, sangat memprihatinkan pascaoperasi hidrosefalus yang dideritanya.
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan pada rongga otak atau yang disebut dengan ventrikel, yang mengakibatkan ventrikel-ventrikel di dalamnya membesar dan menekan organ tersebut.
Cairan ini akan terus bertambah sehingga ventrikel di dalam otak membesar dan menekan struktur dan jaringan otak di sekitarnya.
Ahmad dinyatakan terkena penyakit tersebut saat berumur dua bulan.
Kini kepalanya yang berukuran seperti kepala orang dewasa mengempes dan akan melakukan operasi pemasangan batok kepala pascaoperasi pemasangan selang di RSUD Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
"Sekarang sudah rawat jalan, tunggu jadwal operasi. Bulan depan katanya dokter mau operasi, tapi belum tahu pastinya kapan," ujar ayah Ahmad, Yusri, kepada tribunluwu.com melalui sambungan telepon, Rabu (31/5/2017).
Biaya pengobatan Ahmad Romansyah ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Mandiri.
Meskipun biaya rumah sakit ditanggung oleh BPJS, Yusri yang hanya bekerja sebagai buruh serabutan kesulitan memenuhi kebutuhan anaknya, utamanya susu Ahmad.
"Kalau orangtua mungkin tidak makan satu hari tidak apa-apa, tapi ini anakku kasihan dimana'ka mau ambilkan uang untuk beli susu. Mau minta sama orangtuaku tapi dia juga orang tidak mampu," ujar Yusri dengan nada sedih.
Sejak anaknya dirujuk ke Makassar, Yusri juga sudah tidak bekerja.
Bersama istrinya, Lisna, dia mengurus anaknya di rumah sakit.
"Saya cuman berdua dengan mamanya disini. Kadang kasihan satu hari satu malam ini mamanya gendong terus karena menangis kalau diletakkan. Anakku sekarang rewel, biasa cuma satu jam tidurnya kalau malam. Kalau sudah diayunmi, mamanya baru istirahat itu kasian," jelas Yusri.
Yusri bahkan sudah berusaha memasukkan proposal bantuan ke Dinas Sosial Kabupaten Luwu, namun hingga kini belum mendapatkan hasil.
Padahal ia sangat membutuhkan bantuan tersebut agar kebutuhan anaknya selama menjalani kontrol hingga operasi pemasangan batok bisa terpenuhi.
Apalagi untuk biaya transport ke rumah sakit dari tempat tinggalnya sementara di Makassar butuh ongkos Rp 60 ribu.
Yusri hanya berharap mendapat bantuan dari pemerintah sesegera mungkin untuk kelancaran perawatan anaknya.
Jika ada dari para dermawan ingin membantu Ahmad Romansyah, bisa menghubungi langsung ayahnya di nomor telepon 085299684047.