Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

RSUD Batara Guru Luwu Tambah ICCU, Target Naik Status ke Tipe B

RSUD Batara Guru Belopa targetkan naik status ke tipe B tahun ini. ICCU diresmikan, fasilitas dan layanan terus dibenahi.

Tribun Timur/Muh Sauky
RSUD BATARA GURU – Bupati Luwu Patahuddin (ketiga dari kanan) saat hadir meresmikan gedung Intensive Cardiology Care Unit (ICCU) di RSUD Batara Guru, Kota Belopa, Senin (29/9/2025). Direktur RSUD dr Daud Mustakim menyebut layanan ICCU menjadi bagian penting menuju standar rumah sakit tipe B.  

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Guru, Kota Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan menargetkan peningkatan status dari tipe C ke tipe B pada 2025.

Rumah sakit ini berada di Jalan Jenderal Sudirman No. 1, Kota Belopa, Kabupaten Luwu.

Langkah ini ditempuh melalui pembenahan fasilitas dan layanan kesehatan, termasuk peresmian gedung Intensive Cardiology Care Unit (ICCU), Senin (29/9/2025).

Direktur RSUD Batara Guru, dr Daud Mustakim, mengatakan penambahan layanan ICCU menjadi bagian penting menuju standar rumah sakit tipe B.

"Alhamdulillah, saat ini RSUD-BG telah dilengkapi ruang ICCU, unit perawatan intensif bagi pasien jantung. Kami juga menargetkan tahun ini bisa naik kelas menjadi RS tipe B,” ujarnya.

Rumah sakit tipe B memiliki standar pelayanan lebih tinggi.

Termasuk jumlah tempat tidur minimal 200 unit dan keberadaan berbagai dokter spesialis.

Daud menyebut RSUD Batara Guru kini memiliki 285 tempat tidur, 38 dokter umum, 34 dokter spesialis, dan sejumlah dokter gigi.

Data penunjang sudah diajukan ke Dinas Kesehatan Sulsel untuk penilaian.

Ia menambahkan, program Universal Health Coverage (UHC) Prioritas yang digagas Pemkab Luwu sangat mendukung peningkatan layanan.

Dengan kebijakan ini, pasien tidak lagi dibebani biaya pendaftaran.

“Cukup membawa KRP dan KK, BPJS langsung aktif,” jelasnya.

Bupati Luwu, Patahuddin, hadir saat peresmian gedung ICCU sekaligus HUT ke-20 RSUD-BG, menekankan pentingnya peningkatan kualitas pelayanan.

Ia mengakui masih ada kritik publik, termasuk soal sikap tenaga kesehatan.

“Saya banyak mendapat keluhan perawat kurang ramah. Itu harus dibenahi. Pelayanan kesehatan bukan sekadar fasilitas, tapi juga sikap ikhlas dan senyum kepada pasien. Inilah yang kami sebut pelayanan ‘Mallebbi’,” kata Patahuddin.

Menurutnya, pengabdian di bidang kesehatan harus berangkat dari ketulusan.

“Saya akan bangga jika tenaga kesehatan bekerja ikhlas. Negara sudah menghargai pilihan kita dengan memberikan gaji. Maka mari wujudkan pelayanan maksimal,” ujarnya.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved