TOPIK
Rambu Solo Ne Linggi
-
Mereka membawa jenazah Ne' Linggi dengan menggunakan tandu tradisional yang dihiasi dengan ukiran ciri khas Toraja.
-
Keluarga Almarhum Ne' Linggi alias Yulia Maria Tangkeallo menggelar prosesi 'Mantarima Tamu' di Kelurahan Pangli.
-
Daniel akui hal ini tidak juga dipaksakan, karna itulah sebagai tanda kerinduan kita terhadap orang tua kita.
-
Putra sulung Ne' Linggi', Daniel Pongmasangka mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan 35 tedong proses upacara pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi'
-
35 kerbau siap disembelih dalam prosesi upacara pemakaman Ne' Linggi di Lapangan Kelurahan Pangli, Kecamatan Sesean, Torut.
-
Tiga ekor Tedong Bonga ini menarik perhatian dengan nilai jual yang fantastis. Per ekor tembus Rp410 juta.
-
Ne' Linggi adalah anak kandung dari Paulus Pongmasangka atau yang akrab dipanggil Ne' Pongmasangka.
-
Upacara pemakaman Adat Rambu Solo Ne' Linggi' berlangsung di Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.
-
Prosesi Ma'badong merupakan adat Toraja dalam upacara kematian Rambu Solo sebagai tanda penghormatan kepada orang meninggal.
-
Hiasan paling mencolok terdapat patung kepala tedong bonga berwarna coklat tepat di depan mobil tersebut.
-
Penggunaan emas itu menandakan strata sosial dari keluarga mereka, apalagi Ne' Linggi' adalah anak dari pejuang Toraja.
-
Rangkaian Upacara Pemakaman Adat Rambu Solo' Ne' Linggi' akan berlangsung mulai 10-19 April 2024 di Pangli, Toraja Utara.
-
keturunan Yuli Maria Tangkeallo kini menyebar di beberapa provinsi di Indonesia, di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
-
Ritual ini, yang merupakan bagian tak terpisahkan dari identitas Toraja, menandai perjalanan terakhir bagi orang yang telah meninggal.
-
Pada 15 Juli 1917, Pong Massangka memimpin beberapa pengikut ke Rantepao pada hari pasar untuk menunggu kesempatan terbaik menyerang pemimpin Belanda
-
Yulia Maria Tangkeallo adalah anak kandung pejuang dari Toraja, Paulus Pongmasangka yang dipanggil Ne' Pongmasangka