Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rambu Solo Ne Linggi

Peti Mati Ne' Linggi Dihiasi Lelehan Emas Asli, Jadi Penanda Strata Sosial

Penggunaan emas itu menandakan strata sosial dari keluarga mereka, apalagi Ne' Linggi' adalah anak dari pejuang Toraja.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/RENALDI CAHYADI
Peti mati Ne' Linggi' dihiasi lelehan keping emas dibentuk menjadi simbol di Lapangan Rante Pangli, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, Minggu (14/4/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Peti mati Ne' Linggi' atau Yulia Maria Tangkeallo dihiasi lelehan emas.

Hal itu untuk menandakan strata sosial bagi keluarga mereka untuk pada rangkaian proses Rabu Solo Ne' Linggi'.

Ne' Linggi' adalah anak kandung dari Paulus Pongmasangka salah satu kerabat dari Pongtiku saat masa penjajahan.

Paulus Pongmasangka dan Pongtiku adalah pejuang saat itu melawan penjajah Belanda di daerah Kabupaten Toraja.

Patung Batu dan Peti Jenasah Batu Ne' Pongmasangka merupakan salah satu objek Wisata Pemerintah Daerah Toraja Utara. 

Baca juga: Tradisi Pemakaman Adat Rambu Solo Ne Linggi Mendekati Puncak, Keluarga Siapkan 35 Tedong Bonga

Menantu Ne' Lingging' Yakoba Sampeliling mengatakan, peti mati dari Ne' Linggi' dihiasi oleh lelehan kepingan emas asli.

"Biasanyakan ada yang gunakan emas asli ada tidak, kebetulan ini menggunakan emas asli," katanya saat ditemui di Lapangan Rante Pangli, Toraja Utara, Minggu (14/4/2024).

Penggunaan emas itu menandakan strata sosial dari keluarga mereka, apalagi Ne' Linggi' adalah anak dari pejuang Toraja.

"Karena orang yang dibuatkan seperti ini tidak semua bisa," ungkapnya.

Tampaknya, untuk menandakan strata sosial dari keluarga Ne' Linggi' tak hanya dari lelehan lapisan emas yang membalut peti matinya.

Jumlah dan jenis kerbau juga menjadi salah satu pertanda untuk melihatkan strata keluarga mereka.

"Jadi walaupun strata sosial mereka memungkinkan untuk dipakai, tapi kalau kerbaunya tidak memadai itu tidak bisa," ujarnya.

Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Ritual Mapalao Rambu Solo Toraja: Tradisi Arak-arakan Peti Jenazah

Proses pemakaman Ne' Linggi' dipotongkan 35 kerbau atau Tedong bonga.

Lalu harus ada lima jenis kerbau dalam 35 ekor kerbau tersebut.

"Sebenarnya hanya 24 kerbau itu maksimal, tapi biasa dilebihkan itu untuk disumbangkan juga dan dibagikan kepada masyarakat," jelasnya.

"Untuk Tedong itu juga harus ada lima jenis didalamnya, mulai dari Tedong Saleko, Balian, Todi', Pudu dan Sambau," tambahnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved