Opini
Pelayaran Kedua Sang Nahkoda Ulung, Estafet Kepemimpinan untuk Kejayaan Universitas Hasanuddin
Tanggung jawab atas terpilihnya kembali Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. sebagai nahkoda ulung untuk periode 2026–2030.
Ringkasan Berita:Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali memilih Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. sebagai Rektor untuk periode 2026–2030 dengan suara telak.Kemenangan ini adalah mandat dari MWA dan civitas akademika untuk melanjutkan Visi Transformasi dan menjamin stabilitas sebagai PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum).Periode kedua ini menuntut Prof. JJ fokus pada kematangan PTN-BH sejati dengan tiga tantangan utama.
Achmad Firdaus H
Mahasiswa Doktor Hubungan Internasional dari University People’s Friendship of Russia
UNIVERSITAS Hasanuddin adalah Mercusuar di Timur Nusantara, sebuah peradaban ilmu yang tegak di atas warisan para leluhur.
Di tengah gemuruh kontestasi kepemimpinan, hati kita diselimuti rasa syukur dan tanggung jawab atas terpilihnya kembali Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. sebagai nahkoda ulung untuk periode 2026–2030.
Kemenangan ini, yang diraih melalui perolehan suara yang telak, adalah Amanah Suci yang syahdu penegasan lugas dari Majelis Wali Amanat (MWA) dan civitas akademika bahwa Visi Transformasi yang telah beliau canangkan adalah jalur yang paling relevan dan harus dilanjutkan tanpa jeda.
Mandat ini bukan sekadar hadiah politik, melainkan pengakuan cermat atas fondasi kuat yang telah diletakkan di periode sebelumnya, sebuah kesinambungan indah dari para pendahulu dari Prof. Amiruddin hingga Prof. Dwia Aristina Pulubuhu yang kini diteruskan oleh sosok yang memahami bahasa ombak dan kearifan pesisir.
Prof. Jamaluddin Jompa, sebagai ilmuwan maritim kelas dunia, adalah penerus sah warisan ini, dan prestasinya lonjakan signifikan dalam World Class University (WCU) Ranking, akselerasi digital, dan fokus riset berdampak adalah pemanenan perdana dari benih-benih kebaikan yang telah disebar sejak awal Unhas berdiri.
Unhas, dalam konteks Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), memilih stabilitas kebijakan dan konsistensi eksekusi, menolak risiko kegagalan yang mungkin timbul dari pergantian Nahkoda di tengah jalan; ini adalah jaminan bahwa Unhas akan terus menjadi Titik Lebur Kebangsaan, tempat di mana ambisi individu tunduk pada kemaslahatan institusi yang abadi.
Periode 2025–2030 adalah Pelayaran Kedua yang krusial, masa di mana fokus harus bergeser dari penanaman fondasi menuju Kematangan PTN-BH sejati dan eksekusi final.
Prof. Jamaluddin Jompa, kini harus memimpin perubahan struktural yang lebih mendalam, menghadapi tiga tantangan epik.
Yang pertama, dan paling mendasar, adalah penuntasan maturitas finansial dan Dana Abadi Unhas.
Kita harus memastikan Kemandirian Finansial Sejati, di mana Dana Abadi (Endowment Fund) yang telah dirintis harus tumbuh secara masif melalui tata kelola aset yang cerdas dan berkelas dunia.
Unhas harus bertransformasi menjadi pusat pencipta nilai, di mana aset intelektual dan riset unggulan dikomersialisasikan secara profesional, memastikan universitas tidak lagi bergantung pada biaya pendidikan, melainkan pada keunggulan inovasi dan riset.
Kedua, Unhas membutuhkan Serka Tekap (Sekretariat Kerja Teknis Pelaksana), sebuah budaya eksekusi tanpa kompromi.
Visi yang indah harus diwujudkan menjadi program kerja yang terukur, menuntut tim yang memiliki kecakapan implementasi tinggi, mampu menerjemahkan gagasan WCU menjadi kontrak riset multibillion dan aliansi strategis top-tier secara mulus dan berintegritas.
Tantangan strategis ketiga adalah penuntasan riset berdampak dan global impact yang sejati.
Unhas harus menegaskan posisinya sebagai Laboratorium Solusi Bangsa, memaksa riset-riset unggulan pada pilar maritim, kesehatan tropis, dan kebijakan publik untuk menghasilkan dampak hilirisasi yang nyata.
Ini berarti kita harus mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga nahkoda berkarakter yang memiliki etika AI dan ketahanan budaya maritim, siap menjadi pemimpin perubahan (change agents) yang memiliki moralitas dan integritas sosial kuat di tingkat global.
Memperkuat pilar humaniora dan etika menjadi wajib, memastikan bahwa pertumbuhan teknologi di kampus ini selalu dipandu oleh moral compass yang kuat, menjadikan Unhas unggul secara teknis sekaligus luhur secara peradaban.
Kemenangan Prof. JJ adalah kemenangan bagi kesinambungan, kualitas, dan integritas, namun kapal besar Unhas tidak bisa digerakkan hanya oleh satu nahkoda.
Ia membutuhkan dukungan penuh dari seluruh sivitas akademika: dosen yang konsisten berinovasi, peneliti yang berani mengambil risiko, tenaga kependidikan yang melayani dengan tulus, dan mahasiswa yang kritis namun bersemangat.
Inilah saatnya bagi kita semua untuk menyelaraskan hati dan langkah, menghentikan kritik destruktif yang irasional dan beralih menjadi mitra solusi yang konstruktif, menolak sandiwara politik kampus yang hanya menguras energi.
Mari menyonsong periode 2026–2030 ini dengan hati yang syahdu, penuh dedikasi, dan keyakinan teguh bahwa pelabuhan ilmu kita akan mencapai Samudra Harapan, mengukir kisah keemasan yang abadi dalam sejarah peradaban bangsa.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251120-Achmad-Firdaus-H.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.