Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Dari Paris, London Hingga Makassar

Sekarang mari kita lihat kota-kota besar di dunia seperti dikutip CNN Indonesia dan Gramedia dan dari berbagai sumber.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Andi Yahyatullah Muzakkir Founder Anak Makassar Voice. Andi Yahyatullah Muzakkir salah satu penulis rutin Opini Tribun Timur. 
Ringkasan Berita:
  • Makassar digambarkan sebagai kota yang tidak berpenghuni, karena meski dipenuhi bangunan dan manusia, kota ini terasa kosong dari pengelolaan, keteraturan, dan ruang bagi intelektualitas maupun ekspresi budaya. 
  • Berbeda dengan kota-kota maju dunia seperti Roma, Vancouver, London, dan Paris yang terawat rapi, memiliki perpustakaan, museum, ruang terbuka hijau, serta sistem transportasi yang jelas.
  • Makassar masih bergumul dengan kemacetan, polusi, minimnya taman kota, kriminalitas tinggi.

Oleh: Andi Yahyatullah Muzakkir

Founder Anak Makassar Voice

TRIBUN-TIMUR.COM - Secara metaforik, Makassar adalah kota yang tidak berpenghuni. Kenapa?

Kata berpenghuni bermakna memiliki penghuni yaitu sudah ditempati atau didiami oleh seseorang, keluarga atau sesuatu.

Artinya suatu tempat yang tidak kosong. Kalau memiliki penghuni mestinya terurus dengan baik dan sebaliknya tempat yang tidak berpenghuni akan terkesan horor, gelap, jorok dan tak layak dipandang mata apalagi dihuni.

Sekarang mari kita lihat kota-kota besar di dunia seperti dikutip CNN Indonesia dan Gramedia dan dari berbagai sumber.

Roma di Italia selain memiliki warisan sejarah, arsitektur kuno yang agung hingga pernah menjadi jantung peradaban dunia. Kota ini juga terkenal sebagai pusat gereja Katolik.

Roma yang memiliki sejarah panjang tentu menjadi sebuah simbol kota yang maju dengan peradabannya.

Bangunan-bangunan simbolis seperti museum Galeri Borghese, Castel Sant’Angelo sebagai situs bersejarah, Musei Capitolini museum tertua di dunia.

Kesemua ini adalah museum seni dan budaya yang di dalamnya memuat sejarah-sejarah kuno yang hari ini masih menjadi arus utama pembelajaran.

Selain itu, Roma memiliki perpustakaan besar di Vatikan yakni perpusatakaan tertua di dunia, perpustakaan Accademia di Roma yakni perpustakaan yang khusus pada studi media, teater dan seni pertunjukan.

Perpustakaan ini juga menjadi sebuah simbol dan penanda penting bahwa Roma sampai hari ini masih menjunjung tinggi nilai intelektualitas dan memberi penghargaan setinggi-tingginya pada buku-buku dan manuskrip sejarah.

Selanjutnya ada Kota Vancouver di Kanada. Kota yang sangat rapi, bersih, megah dan mewah.

Ditandai dari kualitas hidup yang tinggi, keindahan alam yang memukau hingga keragaman budayanya. Vancouver dikenal sebagai kota hijau.

Salah satunya adalah taman kota Stanley Park yang berukuran 405 hektar. Taman kota terbesar dan bersejarah di dunia ini penanda bahwa Kanada menata kotanya dengan sangat baik.

Taman kota ini bisa diakses secara gratis, di sini tentu sebagai ruang ekspresi, ruang bertemunya para pengunjung dan saling menyapa, tempat dimana kita bisa merasakan udara yang bersih dan segar.

Artinya, kota yang memiliki ruang terbuka hijau yang representatif adalah kota yang terurus, kota yang terkelola dengan baik.

Dari kota Vancouver kita bisa belajar bahwa diperlukan kesadaran semua elemen untuk menciptakan kota hijau. Sebagai penanda bahwa masyarakatnya memiliki kualitas dan kesadaran hidup yang tinggi.

Selanjutnya London di Inggris. Memiliki sistem transportasi umum yang terkenal seperti London Underground yang sangat efisien, mudah digunakan dan amat terjangkau.

Selain itu juga memiliki museum dan perpustakaan ternama di dunia antara lain British Museum hingga Science Museum yakni museum seni, budaya, sejarah sains, teknologi hingga industri. 

Perpustakaannya meliputi British Library mencakup dua ratus juta item yang di dalamnya ada buku dan manuskrip, National Poetry Library yakni perpustakaan yang di dalamnya khusus puisi hingga perpustakaan lain seperti The London Library dan BFI Reuben Library.

Dari London kita bisa belajar bahwa untuk menciptakan kota yang teratur mesti dimulai mengelola sistem arus lalu lintasnya terlebih dahulu.

Artinya, untuk mengatasi masalah kemacetan, kita mesti memiliki sistem transportasi umum dan sistem arus lalu lintas yang jelas.

Selanjutnya Paris di Prancis. Kota yang sangat terkenal sebagai kota yang berbudaya dan beradab. Bahkan pemenang nobel karya sastra terbanyak ada di Prancis. 

Paris adalah ibu kota dari Prancis yang memiliki tata kelola kota yang sangat baik sebagaimana wujud dari negara maju.

Perpustakaannya yang selalu dikunjungi dan menjadi rujukan antara lain Bibliotheque Nationale de France (BnF) perpustakaan utama Prancis dan termasuk perpustakaan Marguerite Durand yakni perpustakaan khusus yang fokusnya pada feminisme, dan beberapa museum-museum penting yang masih menjadi rujukan banyak orang.

Kota-kota di atas menjadi penanda bahwa untuk menjadi kota dunia harus memiliki standar tertentu, terkelola dengan baik dan didukung oleh kebijakan pemerintah terkait.

Sebagaimana kota-kota maju yang ada di dunia memiliki ruang terbuka hijau seperti taman kota yang representatif, memiliki sistem arus lalu lintas dan sistem transportasi umum, memiliki bangunan simbolis seperti perpustakaan hingga museum yang di dalamnya memuat sejarah, intelektualitas, moralitas dan jejak-jejak penting.

Lantas bagaimana dengan kota Makassar?

Membayangkan kota Makassar seperti kota-kota maju di atas tentu masih sangat jauh.

Hari ini kota Makassar masih mengesankan sebagai kota yang tak berpenghuni, kota yang belum terurus dengan baik. Sebab, masalah-masalah dasar saja belum mampu diselesaikan.

Kita tidak memiliki ruang terbuka hijau dan taman kota yang representatif. Kemacetan yang masih sangat parah sebab tidak ada sistem arus lalu lintas dan sistem transportasi umum yang jelas, polusi udara serta tingkat kriminalitas yang masih sangat tinggi.

Cita-cita besar agar kota Makassar menjadi kota yang berbudaya dan beradab mesti dipikirkan dengan serius.

Makassar memiliki sejarah panjang, sejarah kebesaran dan memiliki nilai-nilai luhur. Paling penting sejarah telah mencatat kota Makassar pernah menjadi jalur perlintasan strategis perdagangan internasional.

Sehingga, di dalamnya mesti hadir perpustakaan, galeri seni, gedung kesenian, museum hingga ruang ekspresi dan taman kota yang representatif. Hal ini pasti menandakan bahwa kota ini terurus dan terkelola dengan baik.

Hal di atas mungkin akan tercapai ketika kita dan pemerintah kota sudah menganggap bahwa kebutuhan di atas sudah sama pentingnya dengan pemenuhan kebutuhan dasar warga kota lainnya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Pahlawan Soeharto

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved