Menyeimbangkan Visi dan Eksekusi: Kunci Transformasi Periode Kedua Unhas

Kurikulum wajib harus diperkaya dengan kursus Etika AI, Filsafat Peradaban, dan Ketahanan Budaya Maritim untuk mencetak lulusan Nahkoda Berkarakter yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki moralitas, integritas, dan empati sosial yang kuat dalam menjaga ruh peradaban Nusantara.

Sebuah visi seindah Anging Mamiri (angin sepoi-sepoi) di Makassar, dan sebuah peta jalan sejelas rasi bintang, akan tetap menjadi mimpi di atas kertas tanpa adanya talenta implementasi yang mumpuni.

Inilah inti dari tantangan periode kedua: perlunya Serka Tekap (Sekretariat Kerja Teknis Pelaksana).

Prof JJ sudah memberikan arah yang terang dan visi yang kuat (thinking), namun Unhas kini membutuhkan serdadu implementasi yang tidak hanya mengerti instruksi, tetapi memiliki kapabilitas teknis dan budaya eksekusi yang tinggi.

Kebutuhan akan tim yang mampu menerjemahkan ide abstrak WCU dan PTN-BH menjadi kontrak kerja yang terukur, sanggup mengimplementasikan transformasi digital dan sistem tata kelola dana abadi secara mulus dan berintegritas, serta berani mengelola risiko dan menjalankan proyek besar dengan profesionalisme tinggi, adalah mutlak.

Periode 2026–2030 harus menjadi era di mana the vision meets the execution.

Kepercayaan kepada Prof JJ adalah kepercayaan pada kontinuitas dan kejelasan arah.

Namun, kejayaan Unhas yang semakin mendunia hanya akan terwujud jika beliau didampingi oleh tim Serka Tekap yang berdedikasi dan memiliki kecakapan eksekusi tinggi, memastikan bahwa setiap gagasan dan mimpi terbaik yang belum terwujud di periode pertama, kini bisa terealisasi dengan gemilang di periode kedua.

Dengan demikian, Unhas benar-benar akan menjadi pelabuhan ilmu yang unggul, mandiri, dan bermartabat, di bawah komando sang nahkoda ulung.(*)