Refleksi Bola Bundar
Refleksi Bola Bundar: Over Confidence PSM Makassar
PSIM jelas sudah mempelajari duel PSM vs Persija dengan sangat cermat. PSIM "hafal" strategi Bernardo Tavares.
Saat tendangan pojok, bagaimana pun PSM mendorong Alex Tank, Victor Luis atau Savio Roberta serta Medina ke depan jala lawan, selalu sulit bergerak. Pemain PSM seolah dikunci.
Kedua, setiap pemain PSM memperoleh bola, yang kebanyakan mencoba masuk melalui kedua sisi, para pemain PSIM selalu menempel ketat.
Bahkan, setiap pemain tuan rumah menguasai bola, pemain lawan selalu menutup ruang, sehingga sulit mengumpan ke temannya.
Bahkan beberapa kali karena sering ditempel ketat, umpan bola pemain tuan rumah justru jatuh ke kaki pemain lawan.
Ketiga, PSIM jika menyerang, kerap menguasai lapangan tengah. Dalam kondisi seperti ini, para pemain PSM menarik diri mempertahankan daerahnya di kotak terlarang.
Strategi ini sebenarnya ada untungnya, tetapi juga ada ruginya. Untungnya, para pemain lawan tidak dapat memperoleh ruang tembak efektif yang dapat melahirkan gol.
Sedikitnya 4-5 kali, pemain PSIM melepaskan tembakan terarah ke jala PSM, tetapi Hilman Syah boleh disebut menjadi pahlawan bagi kegagalan PSIM mencuri poin penuh di kandang pasukan “Juku Eja” petang itu.
Hilman Syah mampu menggagalkan bola yang menurut penilaian logik penonton pasti masuk. Ternyata tidak. Terima kasih Hilman Syah.
Ruginya, pada saat terjadi “scrimage” (perebutan bola di depan gawang), sangat mungkin terjadi bola liar menyusur tanah.
Hilman Syah pun beberapa kali berhasil menepis bola sontekan pendek pemain PSIM. Ini sangat berbahaya karena ada beberapa bola yang berhasil ditepis Hilman Syah, mental kembali. Beruntung, cepat dikuasai oleh pemain PSM sendiri. Kalau saja bola mental itu berhadapan dengan pemain lawan, tentu lain kisahnya.
Kekhawatiran yang lain saat “scrimage” adalah ‘hantu’ yang selalu membayangi para pemain yang bertahan. Penalti. Ini sangat rentan terjadi saat perebutan bola di depan gawang.
Pemain yang bertahan mungkin berprinsip ‘gerakan tanpa bola’-nya tidak terlihat wasit, tetapi dengan tersedianya alat bantu “video assistant referee” (VAR), pemain lawan bisa melakukan “challenge” (keberatan). Jika VAR setuju dan pertandingan sudah memasuki “injury time”, hasilnya bisa lain. Dan, sakitnya di sini! (*).
Sosok Charles Honoris Pelesetan MBG Jadi Makan Beracun-Belatung Gratis |
![]() |
---|
Sosok Dg Rulla Pjs Ketua RT 03 Batua Makassar, Buktikan Pengabdian Tak Kenal Batas |
![]() |
---|
Wagub Sulsel Fatmawati Rusdi: Tutup Dapur SPPG Bermasalah |
![]() |
---|
KSPSI Sulsel Minta UMP 2026 Naik 10,5 Persen, Jufri Rahman: Kita Mesti Bijak |
![]() |
---|
Peringatan Maulid Nabi, Ustaz Yusuf Doakan Bosowa Terus Berkembang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.