Global Investigative Journalism
Hujan Guyur Kuala Lumpur, “Flu KLCC” Jangkiti Peserta GIJC25
Global Journalism Investigative Conference 2025 (GIJC25) diikuti sekitar 1.500 jurnalis investigasi dari berbagai negara termasuk dari Indonesia.
Belum lagi terowongan yang tersambung dari bawah hingga menjulang setinggi stasiun kereta layang juga memanjakan turis. Menghubungkan titik-titik vital wisata Malaysia tanpa takut kehujakan.
Misal terowongan bawah tanah KLCC terkoneksi ke Mal Suriah KLCC membentang hingga ke Bukit Bintang dan pusat kuliner malam Alor.
Saat seperti itu, payung pun bebas dari tugas meski tetap ikut ke mana pun.
Buat mereka yang berkantong tebal, kondisi ini bukan masalah.
Tamu hotel mewah seperti Traders, misalnya diantar ke beberapa titik menggunakan shuttle listrik.
Saat waktu makan siang, saya melewati jalan-jalan kecil ke area foodcourt untuk menghindari hujan.
Malas rasanya membuka payung.
Sore itu, saat sesi terakhir selesai, hujan masih belum reda. Di lobi, ratusan payung berbagai warna dibuka serentak.
Saya berdiri sebentar di pintu masuk, menatap air yang mengalir deras di trotoar.
Tiba-tiba terasa ironis, kami para jurnalis investigasi yang biasa mengejar kebenaran di tempat-tempat paling kacau di dunia, hari ini justru dikalahkan oleh hujan biasa.
Tapi entah kenapa, justru hari ini saya merasa paling hidup selama konferensi berlangsung.
Saya tarik napas dalam, buka payung, lalu melangkah masuk ke dalam derasnya Kuala Lumpur yang masih basah, masih batuk-batuk, tapi tetap datang besok pagi.
Karena beginilah cara kami bekerja: bahkan ketika langit runtuh, kami tetap menulis catatan.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/20251124-Global-Journalism-Investigative-Conference.jpg)