Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Wapres Resmikan Gebyar Kolaborasi ABG BPOM RI: Refleksi Satu Tahun Asta Cita

Gibran secara khusus mengapresiasi inisiatif dan program BPOM RI sebagai regulator pengawasan obat dan makanan di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar. 

Penulis: Mansur AM | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / MANSUR
GEBYAR AKADEMIA -Gebyar Academia Business and Government Collaboration (ABG) refleksi satu tahun Asta Cita pemerintahan Prabowo–Gibran  di kantor Badan POM RI 15 November 2025. Kegiatan menghadirkan kolaborasi luas antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah. Taruna Ikrar menyebutnya ABG (Academic, Business, Goverment) Concept. 
Ringkasan Berita:
  • Gebyar ABG yang digagas Kepala BPOM Taruna Ikrar menjadi ajang besar memperkuat kolaborasi akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah untuk mendorong inovasi kesehatan, obat, dan makanan. 
  • Wapres Gibran mengapresiasi langkah BPOM dalam membuka ruang kerja sama. 
  • Acara menghadirkan penandatanganan MoU, pameran inovasi, forum lisensi riset, serta business matching dengan peserta dari lima negara dan 20 perguruan tinggi. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia menggelar Gebyar Academia Business and Government Collaboration (ABG) sebagai bagian refleksi satu tahun Asta Cita pemerintahan Prabowo–Gibran.

Acara berlangsung di kantor Badan POM RI 15 November 2025.

Kegiatan menghadirkan kolaborasi luas antara akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah.

Taruna Ikrar menyebutnya ABG (Academic, Business, Goverment) Concept.

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka membuka acara secara daring.

Gibran secara khusus mengapresiasi inisiatif dan program BPOM RI sebagai regulator pengawasan obat dan makanan di bawah kepemimpinan Taruna Ikrar. 

Baca juga: Diplomasi Kesehatan Global Taruna Ikrar di Beijing Ungkap Potensi Ekonomi 30.000 Herbal Indonesia

“Inisiasi dan kolaborasi kunci kemajuan di era kita sekarang,” kata Gibran. 

Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menyebut kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penguatan ekosistem inovasi nasional. 

 “Kami ingin ruang inovasi Indonesia terus tumbuh melalui kontribusi akademisi, dunia usaha, dan pemerintah,” kata Taruna Ikrar.

 “BPOM berkomitmen mendukung percepatan inovasi yang aman, berkualitas, dan bermanfaat untuk masyarakat,” tambahnya.

Kegiatan yang diinisiasi Taruna Ikrar ini dirancang memperkuat sinergi antara dunia akademik, pelaku bisnis, dan pemerintah dalam mendorong inovasi dan riset di sektor kesehatan serta obat dan makanan.

Gebyar ABG dirangkaikan penandatanganan MoU antara BPOM RI, sejumlah perguruan tinggi, dan pelaku industri. 

Acara dilanjutkan dengan pembukaan expo dan pameran produk inovasi yang menampilkan hasil riset kolaboratif dari berbagai universitas dan pelaku usaha.

Juga ada seminar dan panel diskusi menghadirkan nama-nama besar seperti Prof. Taruna Ikrar, Y.M. Tengku Dato’ Dr. Hishammudin Zaizi Bin Y.A.M. Tengku Bendahara Azman Shah Al-haj (CEO Ikhasas Group Malaysia), serta perwakilan rektor dari UGM, UNAIR, dan Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.

Sesi berikutnya mempertemukan industri dan peneliti dalam forum diskusi peluang lisensi riset dan kerja sama riset lanjutan yang dimoderatori dr Wachyudi Muchsin, staf khusus BPOM RI.

Memasuki hari kedua, 16 November 2025, kegiatan akan dilanjutkan dengan business matching dan networking. Agenda ini akan diikuti oleh 10 booth peserta dari Korea, Malaysia, India, Singapura, dan Indonesia, serta 20 perguruan tinggi nasional.

Sejumlah tokoh pendidikan juga hadir antara lain Prof. Harun Joko Prayitno (Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta) mewakili akademisi. Dymitro Baskakov, Perwakilan

Perusahaan Global Age Management Alliance, Amerika Serikat, mewakili unsur pengusaha/pebisnis.

Kepala Biro (Karo) SDM BPOM, Dr Irwansyah, S.IP, M.SI dan Nor Andi Arina Wati Arsyad, Pembina Gebyar ABG, menyebut kegiatan ini sebagai wujud keterbukaan lembaga terhadap publik dan dunia akademik.

“Kami ingin membumikan BPOM agar lebih dekat dengan masyarakat, pelaku usaha, dan perguruan tinggi. Melalui ABG Collaboration ini, BPOM membuka ruang kolaborasi untuk melahirkan inovasi yang nyata,” ujar Irwansyah.

Expo dan pameran produk inovasi ikut menarik perhatian peserta.

Panitia turut meluncurkan sejumlah buku inovasi yang dikembangkan para akademisi dan praktisi.

Sesi business matching mempertemukan pelaku usaha dengan mitra potensial.

Talk show menghadirkan pembicara dari sektor pemerintah, akademik, dan industri.

Kompetisi inovasi produk digelar untuk mendorong lahirnya ide baru dari berbagai kalangan.

Pameran UMKM juga disediakan sebagai ruang promosi pelaku usaha kecil.

Kegiatan donor darah menjadi bagian dari kontribusi sosial dalam rangkaian acara.

Pengunjung dapat mengikuti zumba, games, dan hiburan musik sepanjang kegiatan.

Artis Iis Dahlia dan musisi Ferry Curtis tampil sebagai pengisi acara.

Panitia juga menyediakan sejumlah doorprize bagi peserta.

Taruna Ikrar menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung penyelenggaraan kegiatan ini.

“Semangat kolaborasi inilah yang ingin terus kami bangun demi kemajuan produk Indonesia,” ujarnya.

Panitia menyebut kegiatan berlangsung lancar dan mendapat respons positif dari peserta.

Acara diharapkan dapat menjadi agenda tahunan untuk memperkuat jejaring inovasi nasional.

Konsep ABG ala Taruna Ikrar

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Prof. Taruna Ikrar, dalam berbagai kesempatan terus menekankan pentingnya sinergi konsep Academic, Business, dan Government (ABG). 

Konsep ABG ini diyakini sebagai fondasi utama untuk mengakselerasi transformasi kesehatan dan mewujudkan kemandirian nasional di sektor obat dan makanan.

Taruna Ikrar menegaskan bahwa kolaborasi ketiga pilar ini adalah poros percepatan untuk melahirkan kebijakan yang ilmiah, berdaya saing, dan berdampak langsung bagi masyarakat.

"Pengawasan dan pengembangan industri obat dan makanan adalah tugas besar yang tidak bisa diemban oleh BPOM sendiri," ujar Taruna Ikrar.

"Kita memerlukan sebuah ekosistem yang harmonis di mana akademisi, pelaku usaha, dan pemerintah bergerak bersama."

Konsep ABG yang digagas Taruna Ikrar membagi peran yang jelas bagi setiap pemangku kepentingan untuk menciptakan siklus inovasi yang berkelanjutan, dari hulu hingga hilir.

A - Academic (Akademisi): Pilar ini diisi oleh universitas, lembaga riset, dan para peneliti. Peran mereka adalah sebagai pusat riset dan inovasi, penyedia data ilmiah (evidence-based), serta pencetak sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Akademisi diharapkan tidak hanya menghasilkan penelitian yang berakhir di laboratorium, tetapi juga aplikatif.

B - Business (Pelaku Usaha): Pilar ini mencakup seluruh industri farmasi, industri pangan, dan investor. Peran mereka adalah melakukan hilirisasi atau komersialisasi hasil riset dari akademisi. Dunia usaha yang menggerakkan produksi, investasi, dan memastikan inovasi dapat diakses secara massal oleh masyarakat.

G - Government (Pemerintah): Dalam hal ini, BPOM berperan sentral sebagai regulator sekaligus fasilitator. Pemerintah tidak hanya berfungsi sebagai pengawas, tetapi juga sebagai akselerator yang menciptakan regulasi inovatif, memberikan pendampingan, dan mempermudah proses perizinan untuk penelitian dan produksi, dengan tetap menjamin aspek keamanan, mutu, dan khasiat.

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved