Rencana PAN Target Purbaya Jadi Kader Dibaca Pengamat, Dampak Amukan Massa
Menurut Wakil Ketua Umum DPP PAN, Eddy Soeparno, popularitas Purbaya di mata publik saat ini tinggi dan terus meningkat.
Kunto tidak memungkiri, Purbaya memang cocok masuk ke semua parpol karena popularitasnya di mata publik itu baik, meski kebijakannya juga sering kali kontroversial.
"Gayanya Purbaya ini memang cocok untuk semua partai karena dia jadi magnet bagi publik gitu kan. Opini publiknya selalu positif dari apa yang dia lakukan, padahal mengejutkan, padahal kontroversial, tapi pada akhirnya berbuah positif," jelasnya.
"Ini yang kemudian tentu jadi magnet bagi partai-partai dan menurut saya karena partai kita juga secara ideologi sudah enggak ada yang jelas gitu kan, semuanya ke tengah, jadi akhirnya ya untuk semua partai, Purbaya ini memang masuk-masuk aja, cocok-cocok aja kalau menurut saya." imbuh Kunto.
PAN Ingin Perbaiki Citra Partai Lewat Purbaya
Menurut Kunto, selain Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan (Zulhas), PAN membutuhkan tokoh besar lagi seperti Purbaya ini di partai.
Selain itu, PAN juga ingin memproyeksikan Purbaya menjadi calon wakil presiden berikutnya untuk mendampingi Presiden Prabowo Subianto pada 2029 atau di periode kedua nanti.
"PAN memang mengambil inisiatif duluan gitu kan karena PAN, karena PAN merasa dia butuh tokoh yang besar selain Zulhas mungkin. Lalu dia pengin punya wakil presiden, tentu saja, yang mendampingi Prabowo mungkin di periode kedua," kata Kunto.
Dengan bergabungnya Purbaya, kata Kunto, PAN juga berharap elektabilitas partai mereka bisa naik dan jatah kursi di DPR RI bertambah.
"Dan mereka juga berharap akhirnya akan menaikkan elektabilitas atau kursi mereka di DPR, tentu saja ini kan jadi taktik atau strategi politik yang dianggapkan jadi penting," papar Kunto.
Apalagi setelah kejadian demo besar-besaran pada Agustus lalu, di mana kader PAN juga menjadi sasaran masyarakat karena dianggap tidak memiliki empati kepada rakyat.
Dua kader PAN yang menjadi sasaran amukan massa adalah Eko Patrio dan Uya Kuya, rumah mereka dijarah oleh warga setelah berjoget ria di dalam Sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI pada 15 Agustus 2025 lalu.
Aksi keduanya dan beberapa anggota DPR itu menimbulkan pro dan kontra di tengah kesulitan ekonomi masyarakat Indonesia.
"Kalau krisis figur ya kita bisa lihat sendiri, pada akhirnya kan dengan apa yang terjadi di akhir Agustus kemarin kan orang semakin muak dengan politisi."
"Bahkan beberapa politisi dari PAN juga sempat dikritik oleh masyarakat, jadi sasaran penjarahan rumahnya karena dianggap tidak berempati ya, dianggap tidak bisa sensitif dengan kondisi masyarakat," ujar Kunto.
Maka dari itu, Kunto mengatakan PAN kini sedang berusaha untuk memperbaiki citra mereka di mata publik lewat Purbaya.
"Nah, ini yang penting, PAN sedang berusaha membuat citranya jadi lebih baik dan Purbaya mungkin bisa menolong itu," ucapnya.
(Tribunnews.com/Rifqah)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
| Sosok Nazaruddin Dek Gam Ketua MKD DPR RI Tolak Keras Pengunduran Diri Saraswati Ponakan Prabowo |
|
|---|
| 2 Gubernur Berani Tentang Purbaya, Sebelumnya Dedi Mulyadi hingga Viral Kena Semprot Balik |
|
|---|
| Sosok Muhidin Gubernur Kalsel Tak Terima Temuan Purbaya, Caranya Mirip Dedi Mulyadi |
|
|---|
| Muhidin Gubernur Kalsel Berani Protes Keras Purbaya, Sebut Koboi Salah Tembak |
|
|---|
| Polemik APBD 'Nganggur', Dedi Mulyadi Siap Umumkan Saldo Kas Jabar Tiap Hari |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.