Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muktamar PPP

PPP Sulsel dalam Ancaman Perpecahan Imbas Dualisme DPP? Pengamat: Bibit-bibit itu Ada

Kubu Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto sama-sama ingin menjadikan usungan mereka sebagai ketua umum PPP.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com
DUALISME PPP - Pengamat Politik Unhas, Adi Suryadi Culla saat hadir di diskusi Forum Dosen beberapa waktu lalum Adi Sebur Culla sebut dualisme PPP akan pengaruhi mesin partai hingga tingkat daerah. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Adi Suryadi Culla, menilai Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Sulawesi Selatan (Sulsel) masih tergolong solid meski di tingkat nasional dilanda konflik kepengurusan.

Di tingkat pusat, dua kubuh saling klaim untuk menjadi Ketua Umum partai berlambang ka'bah tersebut.

Kubu Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto sama-sama ingin menjadikan usungan mereka sebagai ketua partai.

Alhasil, keduanya saling klaim terpilih menajdi ketua umum secara aklamasi.

"PPP mampu bertahan dan memperoleh suara signifikan, bukan hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di sejumlah kabupaten,” katanya, Selasa (30/9/2025).

Adi mengaku, selama tidak muncul kubu tandingan dengan legitimasi kuat, PPP Sulsel relatif bisa mempertahankan posisinya. 

Namun, ia mengingatkan bibit konflik tetap ada, terutama jika gesekan internal di daerah kembali menguat.

“Bibit-bibit itu sudah pernah terlihat, misalnya saat terjadi gesekan antara Aras dengan pihak lain di internal daerah. Sejauh ini bisa diredam, tetapi kalau dualisme nasional berlanjut, bibit itu bisa berkembang menjadi perpecahan di daerah,” jelasnya.

Baca juga: Sosok Menteri Asal Sulsel Penentu Akhir Dualisme Kepemimpinan PPP

Menurut Adi, biasanya masing-masing kubu dalam konflik nasional akan berusaha membentuk kepengurusan sendiri di daerah untuk mencari legitimasi. 

Kondisi itu berpotensi menimbulkan friksi politik hingga ke level lokal.

Ia menilai PPP berbeda dengan partai lain karena kehilangan figur sentral yang kuat. 

“PDIP punya Megawati, Gerindra ada Prabowo. PPP tidak punya tokoh sentral yang bisa menjadi magnet konsolidasi. Bahkan Sandiaga Uno pun pada akhirnya tidak bisa diandalkan sebagai figur sentral partai,” katanya.

Ketiadaan figur pemersatu ini, tambahnya, membuat PPP terus menghadapi krisis legitimasi. 

“Kalau tidak mampu mengatasinya, PPP akan semakin kesulitan menghadapi pemilu berikutnya dan bisa saja mengulang kegagalan seperti yang sudah terjadi sebelumnya,” ungkapnya.

Ketua DPW PPP Sulsel, Imam Fauzan, menegaskan klaim kubu Agus tidak sah.

Ia menyebut Mardiono terpilih secara aklamasi sesuai aturan.

"Selamat kepada Bapak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi di Muktamar yang dihadiri hampir seluruh peserta muktamirin, dan saya rasa itu sah,” katanya.

Ia menyebut kubu lain tidak memenuhi kuorum sesuai AD/ART PPP.(*)

 
 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved