Dualisme PPP, Kader PPP Papua Raya Klaim Mardiono Ketua Umum Sah
Kader PPP Papua Tengah Nason Utty menegaskan dualisme kepemimpinan PPP seharusnya tidak terjadi
TRIBUN-TIMUR.COM -- Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terbelah seusai Muktamar X di Ancol Jakarta.
Dualisme kepemimpinan jadi ancaman perpecahan bagi PPP.
Padahal PPP punya tantangan untuk masuk kembali ke Senayan pada Pemilu 2029 mendatang.
Partai berlambah Kakbah itu gagal lolos ke DPR RI pada Pemilu 2024 kemarin.
Kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) asal Papua Tengah Nason Utty menegaskan dinamika kepemimpinan PPP pasca Muktamar X di Ancol Jakarta seharusnya tidak terjadi.
Dua kubu saling klaim kemenangan dan berhak menjadi ketua umum PPP yakni Mardiono dan Agus Suparmanto.
Dia mengatakan hal itu seharusnya tidak perlu terjadi sejauh elite partai menghormati keputusan sah berdasarkan AD/ART Partai yang memberikan mandat aklamasi kepada Mardiono selaku Ketua Umum.
Berdasarkan dukungan peserta Muktamar, menurut Nason, Mardiono mengantongi dukungan 33 DPW PPP dari 38 provinsi dan 1.030 Pemilih Suara Sah yaitu 400. DPC PPP dari total 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia.
“Dinamika Muktamar PPP yang berakhir kisruh ini sangat kami sayangkan akibat ulah segelintir elit di PPP yang memaksakan kehendaknya," ujar Nason Utty dalam keterangannya pada Selasa (30/9/2025).
Menurut dia semua peserta Muktamar tahu siapa yang sesungguhnya jadi Ketua Umum dan siapa yang memang sudah merencanakan untuk membuat kekacauan.
"By proses yang benar sesuai AD/ART, Pak Mardiono lah yang mendapat mandat itu. Tetapi oleh ulah kelompok tertentu dibuatlah kisruh agar agenda mereka tercapai,” ujar Ketua DPC PPP Kabupaten Paniai Nason Utty ini.
Menurut Nason, saat proses pemilihan berlangsung, dua kandidat yang akan maju yaitu Mardiono dan Agus Suparmanto.
Namun hanya satu yang memenuhi syarat pencalonan yaitu Mardiono sehingga selanjutnya ditentukan secara aklamasi dan tidak ada masalah dengan semua itu.
“Kami dari Papua Raya; Papua, Papua Tengah, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Barat dan Papua Barat Daya jelas mendukung Pak Mardiono dan tentu saja dari bagian Indonesia yang lain mendukung beliau," ujarnya.
"Hanya saja ada elite yang memaksakan kehendak sehingga dibuat skenario kisruh. Sangat kami sayangkan apalagi diotaki oleh mantan Ketua Umum; bukan begini cara berpolitik apalagi kita membawa nilai-nilai Islam yang diwariskan oleh pemimpin, kiyai dan ulama-ulama,” sambung Nason.
Bagi Nason, PPP dipimpin Mardiono sudah sah menjadi keputusan Muktamar sehingga tidak ada ruang bagi kader untuk ragu-ragu mendukung kepemimpinan Mardiono.
Dinamika kepemimpinan PPP selama ini, kata Nason, memang bukan hal baru namun tidak pernah sebrutal ini melalui kisruh yang berujung korban luka-luka.
“PPP biasa dengan dinamika yang bisa kami kelola sebagai kompetisi politik biasa, namun bukan kekerasan. PPP Mardiono bukan bagian dari kekerasan karena itu anti demokrasi dan anti nilai-nilai Islam. Kalau kubu sebelah kami tidak tahu, mereka membawa nilai PPP yang mana. Kami juga bingung,” tegas Anggota DPR Provinsi Papua tiga Periode tersebut.
Ditegaskan Nason, seluruh kader PPP Papua Raya solid berada di barisan PPP yang dipimpin Mardiono.
Tidak ada keraguan sedikit pun lanjut Nason karena sesuai aturan dan disiplin partai serta aturan main jalannya Muktamar.
“Kami Papua Raya sejak awal sampai sekarang solid bersama Pak Mardiono. Tidak ada keraguan sedikit pun soal itu karena itu prosesnya benar,” tegas Nason.
Ia juga meminta agar elit-elit dan kader PPP yang masih bersama kubu Agus untuk kembali bersatu di bawah kepemimpinan Mardiono.
Tantangan PPP ke depan tidak mudah karena memastikan kerja politik bersama umat dan generasi muda agar memastikan PPP kembali duduk di Senayan.
“Kita tatap 2029 bersama-sama. Kalau kubu Pak Agus sayang PPP dan mau besar ayo kita bersatu. Jangan justru datang merusak,” pungkas Nason.
Dualisme Kepemimpinan PPP
Muktamar X PPP yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, pada Sabtu (27/9/2025), menghasilkan dua kepimpinan alias dua ketua umum.
Muhamad Mardiono dan Agus Suparmanto mengklaim masing-masing terpilih menjadi Ketua Umum PPP secara aklamasi.
Dengan kondisi tersebut, Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP pun menjadi terbelah.
Mardiono diklaim didukung puluhan DPW PPP di sejumlah wilayah Indonesia.
"Selamat Pak Mardiono atas terplihnya secara aklamasi dalam Muktamar X yang baru saja kami ketok palunya," kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, Sabtu (27/9/2025).
Amir menyebut Mardiono didukung oleh 30 DPW PPP se-Indonesia.
Sementara Agus Suparmanto diklaim oleh kubunya didukung elite PPP di pusat.
(Sumber: Tribunnews.com/Hasanudin Aco)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Suara Kader PPP Papua Raya: Mardiono Sah Ketua Umum, Ingatkan Kader Bersatu untuk Kejayaan PPP 2029
Dualisme PPP, Yusril Ihza Mahendra Jadi Penentu Pengurus Sah |
![]() |
---|
Pengamat Politik Unhas: Dualisme PPP Lemahkan Struktur Partai di Daerah |
![]() |
---|
Guru di Makassar Dipecat Usai Protes Posting-an Politik di Grup WhatsApp Sekolah |
![]() |
---|
PPP Diambang Perpecahan, Muktamar X Hasilkan 2 Ketua Umum Agus Suparmanto-Mardiono |
![]() |
---|
Kisruh Muktamar PPP, Imam Fauzan: Yang Klaim Aklamasi itu Bukan Peserta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.