Deretan Masalah MBG Dalam Sepekan, Ulat hingga Pecahan Kaca di Makanan
Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, MBG sudah berjalan selama sembilan bulan dan terus menjadi pusat perhatian publik.
TRIBUN-TIMUR.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah beberapa hari jadi sorotan publik.
Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025, MBG sudah berjalan selama sembilan bulan dan terus menjadi pusat perhatian publik.
Program ini sejatinya diharapkan menjadi solusi penting dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat yang rentan.
Namun belakangan mendapat sorotan, sejumlah kasus yang mencuat dan mengkhawatirkan.
Dalam satu pekan terakhir, misalnya, kasus keracunan yang diduga terkait dengan program MBG marak terjadi di berbagai daerah.
Bahkan beberapa di antaranya viral di media sosial.
Peristiwa terbaru yang mencuat adalah dugaan keracunan yang terjadi di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Insiden ini tidak hanya mengejutkan karena terjadi dalam skala besar, tetapi juga berdampak pada sekitar seribu penerima manfaat dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari siswa Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Kejadian ini akhirnya ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh pihak berwenang, yang menandakan tingkat keparahan dan urgensi penanganannya.
Tak hanya di Cipongkor, laporan dari beberapa daerah lain juga menunjukkan adanya masalah serius dengan kualitas makanan yang disediakan. Beberapa menu yang diduga menjadi penyebab keracunan antara lain tempe dan daging ikan hiu.
Parahnya, ada juga temuan saus yang sudah kedaluwarsa yang masuk ke dalam paket makanan.
Tidak hanya itu, sejumlah laporan bahkan mengungkapkan adanya ulat dan serpihan kaca dalam makanan, yang semakin menambah panjang daftar masalah dan kekhawatiran terkait program MBG.
Sebagai informasi, Program Makan Bergizi Gratis merupakan salah satu inisiatif pemerintah Indonesia yang ditujukan untuk memberikan akses makanan bergizi secara cuma-cuma kepada kelompok-kelompok yang rentan terhadap masalah gizi, seperti siswa sekolah, ibu hamil, ibu menyusui, serta balita.
Program ini memiliki tujuan mulia, yakni meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan menekan angka malnutrisi serta stunting di Indonesia yang selama ini menjadi tantangan serius bagi kesehatan masyarakat.
Program ini juga merupakan bagian dari upaya besar pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam membangun fondasi kesehatan dan kesejahteraan bangsa secara menyeluruh.
Inilah Menu MBG Papua Jadi Sorotan, Netizen Murka |
![]() |
---|
BGN Wajib Evaluasi, Senator Sulsel Tamsil Linrung Minta SPPG Bermasalah Ditutup |
![]() |
---|
Anak-anak Keracunan, Netizen Geram: Benarkah Makan Bergizi Gratis yang Salah? |
![]() |
---|
Sejumlah Siswa Keracunan, Kepala Badan Gizi Nasional Ternyata Ahli Serangga Bukan Gizi |
![]() |
---|
Penyerapan Baru 18,3 Persen dari Rp71 Triliun, Anggaran MBG Melonjak Jadi Rp335 T di APBN 2026 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.