Pelantikan DPP PSI
Sosok Ahmad Ali, Anak Kampung Jadi 'Kepala Operator' DPP PSI
Haji Ahmad HM Ali kembali berkibar di DPP PSI pasca didepak dari Partai NasDem.
TRIBUN-TIMUR.COM- Haji Ahmad HM Ali atau Ahmad Ali kembali berkibar di elite partai pusat pasca didepak dari Partai NasDem.
Kini, mantan 'kepala operator' DPP Partai NasDem ini manuver ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ia diplot sebagai Ketua Harian DPP PSI.
Jabatan pertama sejak partai ini berdiri dua dekade silam.
Politikus senior Ahmad Ali mengaku tidak lagi ber-kartu tanda anggota (KTA) Nasdem usai dilantik sebagai Ketua Harian Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hal ini ia nyatakan usai pelantikan pengurus DPP PSI periode 2025-2030 di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).
Baca juga: RMS tak Masuk Struktur PSI, Kaesang Pangarep Sentil: Ada Satu Waketum Nyangkut
"Hari ini, ketika saya ber-KTA PSI, maka keanggotaan saya di Nasdem gugur," ucapnya.
Di satu sisi, Ali mengaku belum menyerahkan surat pengunduran diri ke Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Sebab, katanya, dua keanggotaan parpol tidak diperkenankan.
Dengan demikian, usai menjadi Ketua Harian PSI, status keanggotaan Ali di Nasdem gugur. Sementara itu, Ali mengaku masih berkomunikasi dengan Surya Paloh.
Pria kelahiran pada 16 Mei 1969 berasal dari sebuah desa kecil di Wosu, Kecamatan Bungku Tengah, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Wilayah ini sekarang menjadi daerah pertambangan paling besar di Indonesia.
Masa kecil dan remajanya dihabiskan di kampung halaman, menempuh pendidikan di SD Wosu (1975–1981), SMP Bungku (1981–1984), dan SMA Bungku (1984–1993).
Setelah lulus SMA, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Tadulako (1993–1997).
Karier politik Ahmad Ali bermula dari lokal.
Pada Pemilu 2004–2009, ia terpilih sebagai anggota DPRD Morowali melalui Partai Patriot Pancasila, partai yang dipimpin Yapto Soerjosoemarno.
Ia kembali terpilih untuk periode 2009–2014, namun memilih mundur di tengah jalan karena maju dalam Pilkada Morowali 2012.
Ahmad Ali bergabung dengan Partai Nasdem dan segera dipercaya memegang posisi penting.
Ia pernah menjabat Ketua DPW Nasdem Sulawesi Tengah (2013–2018), lalu naik ke tingkat nasional sebagai Bendahara Umum DPP Nasdem.
Pada periode 2014–2019, ia menjadi anggota DPR RI di Komisi V, kemudian dipindahkan ke Komisi III sekaligus menjabat Ketua Fraksi Nasdem.
Puncaknya, dalam Kongres II Partai Nasdem, Ahmad Ali ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum (Waketum) DPP Partai Nasdem.
Posisi ini membuatnya menjadi salah satu tokoh kunci di lingkaran terdekat Ketua Umum Surya Paloh.
Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, dikenal sebagai tokoh pers nasional dan salah satu aktor penting dalam dinamika politik Indonesia sejak era Orde Baru.
Paloh sangat mempercayai Ahmad Ali dalam menjalankan kebijakan partai. Tak heran, tugas-tugas strategis sering dilimpahkan kepadanya.
Pengaruh Ahmad Ali diakui banyak pihak. Gubernur Sulawesi Tengah, H. Rusdy Mastura (Cudy), menyebutnya sebagai sosok yang mampu melobi partai-partai besar di tingkat nasional.
“Saya bangga dengan kemampuan adinda saya Ahmad Ali. Di tengah percaturan politik nasional, beliau mampu meloby partai-partai besar untuk mengusung kami di Pilgub Sulteng 2020,” ujar Rusdy Mastura dalam sebuah kesempatan.
Selain politisi, Ahmad Ali juga dikenal sebagai pengusaha. Ia menjabat Direktur Utama di beberapa perusahaan, antara lain PT Graha Mining Utama, PT Graha Agro Utama, PT Graha Istika Utama, PT Oti Eya Abadi, dan PT Tadulako Dirgantara Travel.
Sebelum masuk ke dunia politik, ia aktif di organisasi mahasiswa dan kepemudaan.
Ahmad Ali adalah kader HMI dan KAHMI, juga pernah terlibat di Pemuda Pancasila.
Ia pun tercatat aktif di berbagai organisasi profesi seperti GAPENSI, Asosiasi Aspal Beton (AAB), dan Kamar Dagang dan Industri (Kadin).
Ahmad Ali menikah dengan Nilam Sari Lawira, yang juga terjun ke politik.
Bahkan, istrinya kini menjabat sebagai Ketua DPRD Sulawesi Tengah.
Pasangan ini menjadi simbol pasangan politisi berpengaruh di Sulteng. Di bawah kepemimpinan Nasdem, tercatat tiga ketua DPRD kabupaten berasal dari partai ini, yakni di Parigi Moutong, Morowali, dan Tojo Una-Una.
Keluarga Ahmad Ali di Wosu juga dikenal sebagai keluarga terpandang.
Ayahnya, H. Muhammad Ali, memiliki perkebunan kelapa, sawit, serta lahan tambang, bahkan beternak ratusan sapi.
Ajak Loyal ke Jokowi
Ahmad Ali membawakan sambutan ibarat pidato kebangsaan.
Ia pun mengajak para kader untuk loyal kepada Joko Widodo, presiden ketuju.
Jokowi adalah ayah dari Kaesang Pangarep.
"Kita yang butuh dengan Jokowi, bukan Pak Jokowi butuh kita," ujarnya.
Ia pun meminta kepada kader untuk membuka kantor kepada masyarakat.
"Buka semua kantor. Kita harus dekat dengan masyarakat. Layani masyarakat," katanya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.