Apa Motif Pembunuhan Kacab Bank BUMN?, 16 Orang Sudah Tersangka
Para tersangka punya peran masing-masing, mulai dari aktor intelektual, pengintai, penculik, hingga eksekutor dan pembuang jasad.
TRIBUN-TIMUR.COM - Jumlah tersangka dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta, kini mencapai 16 orang.
BUMN adalah Badan Usaha Milik Negara.
Para tersangka punya peran masing-masing, mulai dari aktor intelektual, pengintai, penculik, hingga eksekutor dan pembuang jasad.
Kasus ini menyita perhatian publik karena melibatkan jaringan kompleks yang mencakup unsur sipil dan militer.
Tersangka terbaru adalah anggota TNI berpangkat Kopral Dua (Kopda) berinisial FH.
Kopral Dua adalah Kopral Dua adalah salah satu pangkat dalam golongan Tamtama Kepala di Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Tamtama adalah golongan pangkat paling dasar dalam struktur kepangkatan TNI.
Merupakan jenjang prajurit terbawah sebelum Bintara dan Perwira.
Anggota Tamtama bertugas sebagai pelaksana teknis di lapangan, misalnya dalam pertempuran, pengamanan, maupun tugas operasional lainnya.
Polisi Militer Kodam (Pomdam) Jaya telah menetapkan FH sebagai tersangka dan menahannya.
Pomdam adalah satuan Polisi Militer TNI Angkatan Darat di bawah komando Komando Daerah Militer (Kodam).
Fungsi utama, menegakkan hukum, disiplin, dan tata tertib di lingkungan TNI AD, khususnya dalam wilayah Kodam.
Pomdam juga menangani penyidikan kasus pidana yang melibatkan prajurit TNI AD, termasuk penahanan prajurit yang menjadi tersangka.
Dipimpin oleh seorang Komandan Pomdam (Danpomdam) dengan pangkat minimal Kolonel Corps Polisi Militer (Cpm).
Dalam pelaksanaan tugasnya, Pomdam bekerja sama dengan Polri, kejaksaan militer, serta peradilan militer.
“Terduga pelaku dengan inisial Kopda FH sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka,” ujar Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, Jumat (12/9/2025).
Peristiwa penculikan bermula saat korban berada di area parkir Lotte Grosir Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Lotte Grosir Pasar Rebo berada di Jalan Lingkar Luar Selatan Kav 6, Ciracas, Jakarta Timur.
Sejumlah orang mendekati korban yang hendak masuk ke mobilnya.
Korban kemudian dipaksa masuk ke mobil para pelaku.
Beberapa hari kemudian, jenazah Mohamad Ilham Pradipta ditemukan di lahan kosong di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Saat ditemukan, tubuh korban dalam posisi telungkup dengan kemeja terangkat.
Peran Kopda FH
Komandan Pomdam Jaya, Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto menyampaikan, Kopda FH diduga berperan sebagai perantara untuk mencari orang, guna melakukan penjemputan paksa terhadap Mohamad Ilham Pradipta.
"Peran yang bersangkutan sebagai 'perantara' untuk mencari orang guna menjemput paksa," jelasnya.
Terungkap juga Kopda FH ternyata berstatus tidak hadir tanpa izin dinas dan sedang dalam pencarian oleh satuannya.
"Terduga pelaku dengan inisial Kopda FH, saat kejadian tersebut, statusnya sedang dicari oleh satuan karena tidak hadir tanpa izin dinas," ungkap Kolonel Cpm Donny Agus Priyanto, Jumat.
Saat ditanya pasal yang menjerat Kopda FH serta dugaan keterlibatan oknum prajurit TNI lain, Donny belum dapat mengungkapkannya.
"Masih dikembangkan, ya, nanti kami update lagi," terangnya.
Kopda FH Beri Perintah ke Eras untuk Bergerak
Kopda FH sempat bertemu Erasmus Wawo alias Eras dan rekannya yang juga menjadi tersangka penculikan Kacab Bank BUMN.
Eras disebut sudah kenal dengan Kopda FH jauh sebelum terjadi peristiwa penculikan dan pembunuhan tersebut.
Kuasa hukum Eras, Adrianus Agal, mengatakan pertemuan tersebut terjadi pada Senin (18/8/2025).
Ketika itu, Kopda FH menelepon Eras untuk menawarkan pekerjaan.

Setelah itu, Kopda FH mengajak Eras untuk bertemu di sebuah kantin di kawasan Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.
“Tanggal 19 Agustus 2025, Eras dan beberapa kawan pelaku bertemu dengan oknum FH di kantin daerah Cijantung sekitar pukul 09.00 WIB untuk membahas perihal pekerjaan yang dimaksud,” kata Adrianus kepada wartawan, Jumat (12/9/2025).
Berdasarkan keterangan kliennya, Adrianus menyebut oknum prajurit tersebut menawarkan pekerjaan untuk menculik paksa korban.
Pada hari eksekusi penculikan, Rabu (20/8/2025), Eras dan rekannya bertemu dengan Kopda FH di Kafe Kungkung, Jalan Percetakan Negara, Rawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, pukul 09.00 WIB.
Di sana, rencana jemput paksa direncanakan dan menyerahkan korban kepada seseorang yang disebut sebagai tangan kanan bos.
Pada hari yang sama sekitar pukul 10.00 WIB, Kopda FH disebut menerima informasi dari tim pengintai terkait keberadaan korban di Lotte Grosir Pasar Rebo, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur.
Kopda FH lalu memerintahkan Eras dan kawan-kawan segera bergerak menuju lokasi.
Kelompok pelaku dalam klaster penculikan tiba di tempat kejadian perkara (TKP) sekitar pukul 11.30 WIB dan menunggu korban di area parkir selama kurang lebih empat jam.
Pada pukul 16.00 WIB, korban berjalan menuju mobilnya.
Saat korban hendak masuk ke kendaraan, Eras dan kawan-kawan langsung menarik paksa korban masuk ke mobil yang telah diparkir para pelaku di samping kendaraan korban.
“Awalnya korban akan diserahkan kepada oknum prajurit dan tangan kanan Bos di daerah Fatmawati, akan tetapi oknum tersebut mengarahkan ke daerah Tanjung Priok,” ungkap Adrianus.
Namun, Eras disebut tidak menyetujui penyerahan korban di kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Lantas Eras dkk bertolak ke kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Sekitar pukul 18.40 WIB, Eras sudah sampai di lokasi penukaran, dan korban diserahkan kepada oknum aparat dan tangan kanan bos sekitar pukul 18.55 WIB,” paparnya.
Setelah itu, Eras dan kawan-kawan serta D bergerak menuju Arcici Sport Center, Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Adrianus menyebut, Kopda FH menyerahkan uang senilai Rp45 juta kepada Eras sebagai imbalan pekerjaan.
Daftar Tersangka dan Klaster
Inilah daftar tersangka kasus penculikan dan pembunuhan kepala cabang pembantu Bank BUMN di Jakarta.
Aktor Intelektual
1. Dwi Hartono (DH): pengusaha asal Tebo, yang diduga otak utama penculikan dan pembunuhan.
2. YJ: turut serta merencanakan penculikan bersama DH.
3. AA: bagian dari tim perencana, ditangkap di Solo.
4. C alias Ken: ikut dalam perencanaan, ditangkap di Pantai Indah Kapuk (PIK).
Pelaku Penculikan
5. AT: eksekutor lapangan yang menculik korban dari parkiran supermarket di Pasar Rebo.
6. RS: ikut menculik korban.
7. RAH: bagian dari tim penculik.
8. RW alias Eras: anggota tim penculik.

Tim penculik ini merupakan debt collector di Jakarta sekitar.
Untuk Erasmus Wawo atau Eras merupakan mantan residivis yang pernah mendekam di Rutan Cipinang.
Tersangka EW alias Eras (28) diamankan di Bandara Internasional Komodo Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT pada Kamis (21/8/2025).
Eras ditangkap Tim Resmob Komodo Sat Reskrim bersama Unit Pamwaster Sat Pam Obvit Polres Manggarai Barat, Polda NTT.
Eras adalah warga Manggarai Timur, NTT yang berdomisili di Kramat Jati, Jakarta Timur.
Pelaku sehari-hari bekerja sebagai penagih utang atau debt collector dan juga mantan atlet kickboxing.
Kickboxing adalah seni bela diri dan olahraga tarung yang menggabungkan pukulan (boxing) dan tendangan (kicking) dalam satu pertandingan.
Saat ditangkap Eras menggenakan pakaian serba hitam yakni sweater hitam, celana pendek hitam dan sepatu putih.
Eras tidak berkutik dan tidak melakukan perlawanan saat ditangkap dan langsung diborgol aparat Polres Manggarai Barat.
Kuasa hukum empat tersangka klaster penculikan, Adrianus Agal mengatakan kliennya diperintahkan oleh oknum inisial F untuk menculik korban.
Empat tersangka itu diduga hanya menjalankan perintah dari aktor intelektual yang menjanjikan imbalan Rp 50 juta.
Meski begitu, Adrianus Agal mengungkapkan mereka baru menerima uang muka atau Down Payment (DP).
Klaster Eksekutor
9. M: pelaku penganiayaan
10. T: eksekutor yang menyebabkan kematian korban
11. U: membantu membuang jasad ke Bekasi
12. N – pelaku yang ikut dalam pembuangan jasad
Klaster Pengintai
13. Eka
14. Wiranto
15. Rohmat Sukur – bertugas membuntuti korban sebelum penculikan.
Motif pembunuhan
Motif sakit hati diduga menjadi penyebab kasus pembunuhan yang menimpa Kepala Cabang Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37).
Pelaku utama, Dwi Hartono, diketahui pernah mengajukan pinjaman senilai Rp13 miliar.
Namun, permohonan tersebut ditolak oleh Ilham.
Penolakan itu diduga memicu dendam, hingga akhirnya Dwi merencanakan aksi penculikan dan pembunuhan terhadap Ilham Pradipta.
Hasil penyelidikan mengungkapkan bahwa Dwi Hartono, seorang pengusaha, diduga menjadi otak di balik pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, Dwi Hartono disebut sakit hati setelah upayanya mengajukan pinjaman atau kredit fiktif senilai Rp13 miliar terendus oleh Ilham.
Permohonan tersebut langsung dicoret oleh Ilham Pradipta, yang juga dikenal sebagai mantan penyiar radio.
Diduga karena dendam, Dwi kemudian merancang rencana untuk menghabisi nyawa Ilham dengan cara menyewa jasa debt collector guna melakukan penculikan.
Meski demikian, Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menegaskan bahwa pihak kepolisian masih terus mendalami kasus ini dan belum dapat memastikan motif pasti di balik pembunuhan tersebut.
asus dugaan kredit senilai Rp13 miliar juga menyeret nama korban, yang diketahui memiliki hobi solo touring dengan mengendarai Kawasaki Z900.
Mengutip laporan Kompas.com, Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, Hery Gunardi, menyampaikan rasa prihatin atas peristiwa tragis yang menimpa salah satu Kepala Cabang BRI tersebut.
Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI pada Kamis (21/8/2025).
"Karyawan yang meninggal itu kita sedang melakukan pendalaman, kita juga prihatin, sepertinya diculik, saya lihat di videonya itu dimasukin mobil, terus dibawa, tahu-tahu meninggal tadi pagi," ujar Hery dikutip via Bangka Post (26/8/2025).
Ia menjelaskan, pihaknya bersama aparat kepolisian kini tengah mendalami lebih jauh terkait motif di balik penculikan dan pembunuhan itu.
Termasuk menelusuri kemungkinan keterkaitan kasus dengan urusan penagihan kredit ataupun faktor lain yang belum terungkap.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Sekongkol 15 Tersangka: Pengusaha Tebo hingga Oknum TNI Terlibat Rajapati Kacab Bank BUMN
Munafri Larang ASN Flexing, Minta Fokus Layani Masyarakat |
![]() |
---|
80 Kapal Sandar, Nelayan Tupabiring Hentikan Aktivitas karena Cuaca Ekstrem |
![]() |
---|
Sosok Djati Wiyoto Abadhy Kapolda Kaltara, Alumni Akpol 1991 Letting Kapolri Naik Pangkat Bintang 2 |
![]() |
---|
Karier Moncer Komjen Suyudi Ario Seto, Alumni Akpol 1994 Pertama Pangkat Jenderal Bintang 3 |
![]() |
---|
Penerbangan Perdana di Bone, Pengrajin Songkok Recca Siap Menembus Pasar Global |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.