Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prabowo Percayakan Jenderal Asal Makassar Pegang 2 Jabatan Menteri

Sjafrie Sjamsoeddin sehabat lama Prabowo sejak di Akmil, dipercaya pegang dua jabatan menteri

Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
SAHABAT LAMA - Prabowo Subianto dan Sjafrie Sjamsoeddin semasa menjadi prajurit TNI AD. Prabowo mempercayakan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam Ad Interim. 

TRIBUN-TIMUR.COM -- Presiden Prabowo Subianto mempercayakan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin memegang dua jabatan menteri ke depan.

Sejatinya Sjafrie Sjamsoeddin menjabat Menteri Pertahanan.

Menhan adalah jabatan yang diemban Prabowo di era pemerintahan Jokowi.

Senin (9/9/2025), Prabowo memberhentikan Jenderal Budi Gunawan sebagai Menko Polkam.

Meski demikian, Prabowo belum melantik pejabat baru definitif untuk jabatan Menko Polkam.

Ia mempercayakan Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Menko Polkam Ad Interim.

Dengan demikian Sjafrie Sjamsoeddin memegang dua jabatan sekaligus ke depan.

Pertama sebagai Menteri Pertahanan, kedua sebagai Menko Polkam Ad Interim.

Dikutip dari dari Law Dictionary, kata Ad Interim berasal dari bahasa Latin yang artinya "sementara" atau "untuk sementara waktu". 

Istilah ini biasanya dipakai dalam dunia pemerintahan, hukum, maupun organisasi formal ketika seseorang ditunjuk untuk mengisi jabatan tertentu sementara waktu sampai pejabat definitif (resmi) dilantik atau kembali aktif.

Baca juga: Sosok Putra Makassar Jadi Menko Polkam Ad Interim Gantikan Budi Gunawan

Sehingga seorang pejabat ditunjuk ad interim, artinya ia tidak memegang jabatan itu secara penuh atau permanen, melainkan hanya bertugas sementara untuk menjalankan fungsi dan kewenangan yang melekat pada jabatan tersebut.

Seorang menteri ad interim tidak hanya berfungsi sebagai pengisi kursi jabatan, tetapi juga memastikan roda pemerintahan tetap berjalan tanpa hambatan. 

Ia memiliki wewenang penuh layaknya menteri definitif selama masa penunjukannya, mulai dari pengambilan keputusan, pengelolaan kebijakan, hingga koordinasi antar-kementerian.

Di era pemerintahan Jokowi, Luhut Binsar Panjaitan banyak dipercaya mengisi kekosongan jabatan.

Luhut sering ditugaskan sebagai Menteri Ad Interim.

Kini di era pemerintahan Prabowo, Sjafrie Sjamsoeddin jadi orang pertama sebagai Menteri Ad Interim.

Dalam 11 bulan pemerintahan, Prabowo sudah dua kali melakukan perombakan kabinet alias reshuffle kabinet.

Total ada 48 menteri, 5 pejabat yang tidak berada di bawah koordinasi oleh Kementerian Koordinator, serta 59 wakil menteri dibentuk pemerintahan Prabowo.

Rabu 19 Februari 2025 jadi reshuffle kabinet pertama Prabowo.

Saat itu Prabowo mengganti Satryo Soemantri Brodjonegoro dari jabatannya sebagai Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) di Istana Kepresidenan Jakarta.

Pencopotan Satryo ditandai dengan pengangkatan Brian Yuliarto sebagai penggantinya.

Brian merupakan Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB).

Pengangkatan Brian berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 26P Tahun 2025 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Tahun 2024-2029 yang dibacakan oleh Deputi Bidang Administrasi Aparatur Kementerian Sekretaris Negara Nanik Purwanti.

Delapan bulan berselang, Prabowo kembali merombak kabinet.

Total ada 5 menteri diberhentikan Prabowo Subianto.

Antara lain Menko Polkam Budi Gunawan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Koperasi Budi Arie, Menpora Dito Ariotedjo, Menteri P2MI Abdul Kadir Karding.

Sri Mulyani digantikan Purbaya Yudi Sadewa. Budi Arie Setiadi digantikan Ferry Juliantono.

Abdul Kadir Karding digantikan Mukhtarudin politisi Golkar yang sebelumnya menjabat anggota Komisi VI DPR RI.

Sementara Budi Gunawan digantikan sementara oleh Sjafrie Sjamsoeddin.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan keputusan reshuffle merupakan hasil evaluasi yang dilakukan Presiden secara berkelanjutan.

“Atas berbagai perkembangan masukan dan evaluasi yang dilakukan terus-menerus oleh bapak presiden, maka pada sore hari ini bapak presiden memutuskan untuk melakukan perubahan susunan kabinet merah putih pada beberapa jabatan Kementerian,” kata Prasetyo di Istana Negara.

Sosok Sjafrie Sjamsoeddin

Berdasarkan penelusuran Tribunnews, Sjafrie Sjamsoeddin merupakan purnawirawan Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia.

Pria Kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 30 Oktober 1952 itu, kini mendapat tugas baru untuk menjabat sebagai Menko Polkam Ad Interim.

Dikutip dari dari Law Dictionary, kata Ad Interim berasal dari bahasa Latin yang artinya "sementara" atau "untuk sementara waktu". 

Istilah ini biasanya dipakai dalam dunia pemerintahan, hukum, maupun organisasi formal ketika seseorang ditunjuk untuk mengisi jabatan tertentu sementara waktu sampai pejabat definitif (resmi) dilantik atau kembali aktif.

Sehingga seorang pejabat ditunjuk ad interim, artinya ia tidak memegang jabatan itu secara penuh atau permanen, melainkan hanya bertugas sementara untuk menjalankan fungsi dan kewenangan yang melekat pada jabatan tersebut.

Seorang menteri ad interim tidak hanya berfungsi sebagai pengisi kursi jabatan, tetapi juga memastikan roda pemerintahan tetap berjalan tanpa hambatan. 

Ia memiliki wewenang penuh layaknya menteri definitif selama masa penunjukannya, mulai dari pengambilan keputusan, pengelolaan kebijakan, hingga koordinasi antar-kementerian.

Sahabat Lama

Sjafrie telah lama bersahabat dengan Prabowo.

Sjafrie adalah teman seangkatan Prabowo di Angkatan Darat (AD).

Sejak muda hingga sekarang, Sjafrie dan Prabowo terlihat sering berfoto bersama.

Saking dekatnya, Sjafrie diangkat menjadi penasihat khusus di Kementerian Pertahanan, saat Prabowo menjadi Menteri Pertahanan.

Di masa Orde Baru, dia pernah menjabat Komandan Grup A Paspampres Presiden Soeharto.

Pria kelahiran 30 Oktober 1952 di Makassar, Sulsel itu memiliki segudang pengalaman berharga. 

Tak hanya di militer, perjalanan karier Sjafrie di dunia pemerintahan juga terbilang cemerlang.

Dalam buku berjudul "Warisan (daripada) Soeharto" yang diterbitkan oleh Kompas pada tahun 2008, Sjafrie mengisahkan salah satu pengalaman menegangkan saat bertugas sebagai Paspampres Soeharto.

Ia pernah hampir terlibat baku tembak dengan pengawal pribadi Perdana Menteri Israel ketika Soeharto melakukan kunjungan ke New York, Amerika Serikat.

Pada 22 Oktober 1995, Soeharto menginap di hotel Waldorf Towers lantai 41 di kamar presidential suite untuk menghadiri acara PBB di sana.

Saat itu, Soeharto menjabat sebagai ketua Organisasi Kerjasama Islam (OKI), merupakan posisi yang sangat berpengaruh bagi anggota-anggotanya yang mayoritas negara Timur Tengah.

Karena alasan itulah Perdana Menteri (PM) Israel saat itu, Yitzak Rabin ingin menemui Soeharto di hotel tempatnya menginap.

Rabin dengan 4 pengawalnya yang berasal dari Mossad (Pasukan Khusus Israel) kemudian datang untuk menyampaikan kemauannya bertemu Soeharto.

Namun, cara mereka bertindak tidak mematuhi protokol keamanan serta terkesan arogan.

Sehingga Yitzak Rabin beserta 4 pengawalnya dicegat oleh Paspampres Soeharto sebelum masuk lift.

Terlebih saat itu Soeharto sedang menerima kunjungan presiden Sri Lanka.

Salah satu personel Paspampres yang terlibat saat itu adalah Letnan Jenderal TNI Sjafrie Sjamsoeddin.

Setelah mengutarakan niatnya, Rabin beserta para personel Mossad itu dikawal oleh Sjafrie menemui Soeharto. 

Saat hendak memasuki tangga elevator (lift) terjadilah 'insiden kecil' yang cukup menegangkan.

Para pengawal Rabin tidak mau satu lift dengan jenderal kelahiran Makassar, 30 Oktober 1952 dan para personel Paspampres lainnya.

Karena para pengawal Perdana menteri Israel itu menaruh kecurigaan pada Paspampres, sehingga mereka menolak satu lift bersama Sjafrie beserta dua personel Paspampres lain.

Padahal, Sjafrie dan personel Paspampres lainnya sudah dikenalkan dalam protokol Perutusan Tetap Republik Indonesia (PTRI) PBB yang artinya mereka memang personel resmi pengamanan presiden Soeharto.

Terjadi adu mulut antara Sjafrie dengan kepala pengawal Perdana Menteri Israel yang notabene jebolan Mossad itu, karena dianggap melanggar protokol keamanan Paspampres.

Dengan gerakan refleks sangat cepat, pengawal Rabin tiba-tiba sudah mengeluarkan senapan otomatis Uzi dari balik jasnya.

Ia hendak menempelkan moncong senapan mungil tapi mematikan itu ke perut Sjafrie dan leher Sjafrie juga dicengkeram dengan keras.

Namun, Sjafrie tak kalah gesit dan sudah menempelkan terlebih dahulu pistol Barretanya ke perut pengawal itu.

Kejadian menegangkan itu bahkan membuat Yitzak Rabin cemas lantaran dua personel Paspampres lainnya juga sudah siap dengan senjatanya masing-masing.

"Sorry I understand it," kata itu kemudian terlontar dari mulut pengawal Rabin mengakui kesalahan dan arogansinya.

Keadaan kembali mereda setelah pengawal Rabin perlahan-lahan menurunkan senjata mereka.

Hampir saja terjadi adu tembak antara Paspampres Soeharto dengan pengawal Perdana Menteri Israel saat itu

Alhasil, Yitzak Rabin dan pengawalnya harus mau mentaati protokol kemanan Paspampres.

Mereka kemudian dikawal menemui Soeharto meskipun Yitzak Rabin harus rela menunggu 15 menit.

Sjafrie kini menjabat  Asisten Khusus Menteri Pertahanan Bidang Manajemen Pertahanan sejak tanggal 6 Desember 2019 dalam Kabinet Indonesia Maju di bawah pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin.

Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia di era Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.

Sjafrie, merupakan lulusan Akademi Militer (1974) berasal dari kecabangan Infanteri (Kopassus).

Jejak Karier

Sebelum berkarier di Pemerintahan, Sjafrie Sjamsoeddin pernah mengisi sejumlah posisi di militer.

Ia tercatat pernah menjabat sebagai Komandan Nanggala X Timor Timur, Kasdam Jaya, hingga Panglima Komando Daerah Militer Jayakarta.

Berikut rekam jejak karier Sjafrie Sjamsoeddin di bidang militer:

- Komandan Nanggala X Timor Timur (1976)

- Komandan Nanggala XXI Aceh (1977)

- Komandan Tim Maleo Irja (1987)

- Satgas Kopassus Timor Timur (1990)

- Kasdam Jaya (1996)

- Pangdam Jaya (1997)

- Staf Ahli Panglima TNI (1998)

- Koorsahli Panglima TNI (2001).

Usai purna tugas di dunia militer, Sjafrie mulai masuk ke Pemerintahan dengan menjabat sebagai:

- Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan RI (2005)

- Wakil Menteri Kementerian Pertahanan RI (2010 - 2014)

- Menteri Pertahanan RI (2024-2029)

- Menteri Koordinator bidang Politik dan Keamanan Ad Interim (9 September 2025).

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved