Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sakitnya Hati Sri Mulyani saat Lukisan Bunga Dijarah: Lenyapnya Rasa Aman, Rasa Kepastian Hukum

Sejumlah barang berharga raib, termasuk lukisan bunga karya tangannya sendiri yang dilukis 17 tahun lalu.

Editor: Ansar
TribunMedan
CURHAT LUKISAN DIJARAH - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan curahan hatinya usai jadi korban penjarahan. Ia juga cerita soal lukisan yang menurutnya menyimpan kenangan. 

Affan Kurniawan, Muhammad Akbar Basri, Sarinawati, Syaiful Akbar, Rheza Sendy Pratama, Rusdamdiansyah, Sumari.

Menimbulkan duka pedih yang mendalam bagi keluarga. Tragedi kelam Indonesia.

Dalam kerusuhan tidak pernah ada pemenang. Yang ada adalah hilangnya akal sehat, rusaknya harapan, runtuhnya fondasi berbangsa dan bernegara kita, negara hukum yang berperikemanusiaan yang adil dan beradab.

Indonesia adalah rumah kita bersama. Jangan biarkan dan jangan menyerah pada kekuatan yang merusak itu.

Jaga dan terus perbaiki Indonesia bersama, tanpa lelah, tanpa amarah dan tanpa keluh kesah serta tanpa putus asa. 

Bintaro, 2 September 2025.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga sempat menuliskan pernyataan pertama usai kejadian rumah dijarah pada Senin (1/9/2025).

"Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini," tulis Sri Mulyani mengawali pernyataannya.

Menurutnya, membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. 

Ia juga menegaskan, kebijakan dan undang-undang (UU) dibuat melalui sistem yang sah dan transparan, melibatkan pemerintah, DPR, DPD, dan masyarakat. 

Jika ada ketidakpuasan, sistem demokrasi telah menyediakan jalur konstitusional, seperti Judicial Review ke Mahkamah Konstitusi atau Pengadilan, bukan dengan anarki, intimidasi, atau kekerasan.

Di akhir, Sri Mulyani memberikan pesan agar masyarakat ikut menjaga dan membangun Indonesia dengan tidak merusak hingga menjarah.

Berikut pernyataan Sri Mulyani usai rumahnya dijarah: 

Terimakasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,

Saya memahami membangun Indonesia adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, terjal, dan sering berbahaya. Para pendahulu kita, telah melalui itu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved