Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Energi Bersih dan Usaha Lokal Tumbuh Lewat Program KPI

Pertamina melalui KPI hadirkan energi terbarukan di Sumsel lewat program Desa Energi Berdikari. Manfaat dirasakan 500 jiwa di dua kabupaten.

DOK KPI
ENERGI TERBARUKAN - Ilustrasi. KPI menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di desa-desa terpencil yang belum teraliri listrik. 

TRIBUN-TIMUR.COM -Transisi energi bukan hanya soal teknologi, melainkan tentang bagaimana energi menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung.

Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui Program Desa Energi Berdikari (DEB) membuktikan energi bersih dapat menjadi katalisator perubahan sosial dan ekonomi di tingkat desa.

Program ini mengusung pendekatan berbasis masyarakat, dengan prinsip ESG (Environmental, Social, Governance) sebagai fondasi.

Tujuannya bukan sekadar menghadirkan listrik, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi, pelestarian lingkungan, dan penguatan kapasitas lokal.

Di berbagai titik pelaksanaan, warga desa mulai merasakan manfaat nyata.

Dari peningkatan produktivitas usaha kecil, pengembangan wisata lokal, hingga terbukanya akses pendidikan dan kesehatan yang lebih baik.

Energi terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menjadi tulang punggung program ini.

Teknologi yang digunakan dirancang sesuai dengan potensi alam dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga keberlanjutan dapat dijaga dalam jangka panjang.

“Melalui DEB Sumsel, kami ingin memastikan bahwa keberadaan energi turut mendorong kemandirian desa dan peningkatan kualitas hidup masyarakat," kata Milla Suciyani Pjs Corporate Secretary KPI dalam keterangan resmi dikutip tribun, Senin (1/9/2025). 

Di ujung selatan Pulau Sumatera, dua lokasi menjadi contoh nyata keberhasilan program DEB.

Ialah Desa Singapure di Kabupaten Lahat dan Dusun Rantau Dedap di Kabupaten Muara Enim.

Di Desa Singapure, PLTMH dan PLTS menghadirkan listrik bersih ke lebih dari 160 rumah tangga.

Dampaknya langsung terasa pada sektor ekonomi lokal, terutama pengolahan kopi.

Warga kini mampu meningkatkan kualitas produk, memperluas pasar, dan menaikkan harga jual dari Rp150.000 menjadi Rp200.000 per kilogram.

Pendapatan rata-rata warga meningkat hingga Rp1 juta per bulan, dan semangat kewirausahaan tumbuh di kalangan generasi muda.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved