Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jembatan Pakere Maros Roboh Setelah 6 Bulan Diabaikan, Dulu Dinas PU dan DPRD Turun 'Lihat-lihat'

Padahal Dinas Pekerjaan Umum Maros bersama DPRD sudah turun lapangan dan membahas renovasi jembatan.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
JEMBATAN ROBOH - Kondisi jembatan Pakere pada Rabu (30/4/2025) dan kondisi roboh Kamis (20/11/2025). Setelah enam bulan diabaikan, jembatan Pakere roboh. 

Jembatan Haji Bohari merupakan akses penting penghubung Desa Tanete dan Desa Bontotallasa.

Akibat robohnya jembatan, ribuan warga terdampak dan harus mencari jalur alternatif melalui jembatan Ammarang ke Bulusipong.

Kepala Desa Bontotallasa, Abbas BJ, menuturkan sebelum kejadian jembatan hanya bisa dilalui sepeda motor.

“Selama ini mobil lewat Ammarang, jaraknya jauh, sekitar 3 km,” ujarnya.

Ia berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan agar aktivitas warga kembali normal. 

PU dan DPRD sudah pantau

Komisi II DPRD Maros bersama Dinas PUTRPP dan tim ahli dari Politeknik Negeri Ujung Pandang turun langsung ke lokasi pada Rabu (30/4/2025).

 Anggota Komisi II DPRD Maros, Andi Safriadi, menyebut penyebab utama kerusakan adalah abutmen lama yang rapuh dan tidak dilengkapi struktur tulangan besi yang memadai.

Kondisinya diperparah oleh banjir yang dua kali melanda wilayah itu tahun ini.

“Struktur abutmen tidak mampu lagi menopang beban. Tim ahli menyarankan agar posisi abutmen digeser ke dalam dan dibangun ulang menggunakan konstruksi besi cor,” katanya.

Ia menjelaskan, jika solusi renovasi ini dijalankan, maka panjang gelagar jembatan akan bertambah menjadi sekitar enam meter.

Namun langkah ini dinilai lebih efisien karena tidak perlu membongkar total jembatan.

 “Kalau bangun jembatan baru, butuh anggaran sampai Rp15 miliar. Tapi kalau kita renovasi, hanya sekitar Rp1 miliar,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Marga Dinas PUTRPP Maros, Muhammad Alif Husnaeni, menegaskan perencanaan teknis perbaikan sedang disusun bersama tim ahli.

Fokus utama saat ini adalah metode pelaksanaan agar struktur lama tidak terdampak lebih parah.

“Jembatan saat ini tidak bisa dilalui kendaraan. Kami minta masyarakat untuk tidak melintas karena kondisinya sangat berbahaya,” terangnya.

Pemerintah daerah menargetkan langkah penanganan cepat bisa segera dilakukan agar akses warga tidak terganggu terlalu lama. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved