Peredaran Rokok Ilegal di Maros Semakin Marak, Tawarkan Harga Murah dan Mudah Didapat
Selain produk dalam negeri tanpa pita cukai, rokok asal luar negeri juga mulai banyak beredar di pasaran, terutama di Kabupaten Maros.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM - Peredaran rokok ilegal di wilayah Sulawesi Selatan terus meningkat.
Selain produk dalam negeri tanpa pita cukai, rokok asal luar negeri juga mulai banyak beredar di pasaran, terutama di Kabupaten Maros.
Rokok tanpa pita cukai ini mudah ditemukan di berbagai toko grosir maupun warung kecil di Maros.
Ishaq, seorang pedagang kelontong, mengungkapkan bahwa pasokan rokok ilegal kini semakin terbuka dan tersedia dengan mudah.
“Rokok ilegal mudah sekali ditemukan di toko grosiran. Bahkan ada distributor yang datang langsung membawa rokok ke tempat,” ujar Ishaq kepada Tribun Timur, Selasa (8/10/2025).
Menurut Ishaq, beberapa merek rokok ilegal yang paling sering dijual adalah Smith, Aston, Zippo, dan Hummer.
Ia juga menyebutkan bahwa permintaan rokok ilegal dari pembeli cukup tinggi.
“Harganya murah, tapi rasanya hampir sama dengan rokok legal,” tambahnya.
Perbedaan harga antara rokok legal dan ilegal cukup signifikan.
Rokok ilegal dijual dengan harga sekitar Rp13.000 sampai Rp14.500 per bungkus isi 20 batang, sedangkan rokok legal seperti Surya dibanderol sekitar Rp25.100 dengan isi hanya 12 batang.
“Tingkat harga rokok ilegal bisa sampai 50 persen lebih murah dibandingkan rokok legal,” kata Ishaq.
Hal senada juga disampaikan oleh Muh Bakri, warga Kecamatan Turikale, Maros.
Ia mengaku menggunakan rokok ilegal selama enam bulan terakhir karena harga yang jauh lebih terjangkau.
“Rokok ilegal sangat mudah ditemukan di toko kelontong dekat rumah,” kata Bakri.
Menurut Bakri, selisih harga antara rokok ilegal dan legal bisa mencapai Rp10.000 per bungkus.
Dalam sehari, ia biasanya menghabiskan satu bungkus rokok isi 20 batang.
“Rokok ilegal merek Esse saya beli dengan harga Rp36 ribu, sementara rokok Surya bisa sampai Rp46 ribu untuk isi 20 batang,” ujarnya.
Bakri menambahkan, banyak warga sekitar tempat tinggalnya yang juga memilih rokok ilegal karena lebih mudah diperoleh.
“Saat ini sudah banyak yang jual, bahkan di warung kecil pun tersedia. Jadi gampang sekali didapat,” jelasnya.
Meski demikian, Bakri tidak terlalu khawatir terhadap kualitas dan keamanan rokok ilegal yang dikonsumsinya.
“Saya rasa sejauh ini masih aman-aman saja,” tutup Bakri.
Pemerintah dan aparat terkait terus diingatkan untuk meningkatkan pengawasan dan penindakan terhadap peredaran rokok ilegal yang merugikan negara dari sisi penerimaan cukai serta berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat.(*)
Satpol PP dan Bea Cukai Sita 21.180 Batang Rokok Ilegal di Sinjai |
![]() |
---|
Harga Murah Alasan Remaja Konsumsi Rokok Ilegal, Dinkes Sulsel Ingatkan Bahaya Jangka Panjang |
![]() |
---|
30 Juta Batang Rokok Ilegal Beredar di Sulsel Hingga September 2025, Rugikan Negara Rp30 Miliar |
![]() |
---|
Antusiasme Suporter Maros Jelang Indonesia vs Arab Saudi Meningkat |
![]() |
---|
Rokok Ilegal Asal China Beredar di Parepare dan Pinrang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.