Tribun RT RW
Pjs Ketua RT di Bunga Eja Baru Curhat Ngerinya Hidup di Wilayah Konflik
Sudah dua bulan ia dan masyarakat sekitar dihantui cemas. Peperangan antar kelompok kembali pecah.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pjs Ketua RT 02 Kelurahan Bunga Eja Baru, Kecamatan Tallo, Mastuti menceritakan kisahnya hidup di wilayah rawan konflik.
Sudah dua bulan ia dan masyarakat sekitar dihantui cemas. Peperangan antar kelompok kembali pecah.
Mulanya bentrokan terjadi antar warga Kelurahan Lembo dan Bunga Eja Beru.
Kini meluas hingga ke Kelurahan Suangga. Namun wilayah ini memang berdekatan.
Mastuti dan warga setempat tak pernah tidur nyenyak. Ia waswas, takut akan jadi korban kejahatan pelaku.
Suara ledakan hampir terdengar setiap hari, pelaku perang saling lempar bom molotov, busur, hingga senapan.
"Betul-betul tidak tenang tidur, tidak nyenyak. Ada bom molotov, itu yang kita takutkan sekarang," ungkap Mastuti kepada Tribun Timur ditemui di Gedung Serbaguna SMK Negeri 5 Makassar, Jl. Sunu, Kecamatan Tallo, Makassar, Kamis (20/11/2025).
Akibat peperangan brutal itu, pergerakan masyarakat sedikit dibatasi. Mereka lebih berhati-hati saat keluar rumah.
Apalagi sudah banyak warga yang jadi korban. Mulai dari terkena busur, pembakaran rumah, hingga menelan korban jiwa.
Sebagai Pjs Ketua RT, Mastuti menyampaikan ke masyarakat untuk menjaga keluarganya masing-masing.
Termasuk harta benda harus dipindahkan ke tempat yang lebih aman.
11 rumah sudah hangus dibakar, tak ada harta benda yang bisa diselamatkan.
Pengawasan terhadap anak juga harus dimaksimalkan, apalagi kerusuhan tak kenal waktu.
"Jadi diawasi mami kalau mau keluar biasanya, jangan terlalu jauh dari rumah. Biasa kalau ada perang-perang kita tutup rumah rapat-rapat," jelasnya.
Namun beberapa waktu lalu, saat pembakaran hebat pada Selasa (18/11/2025), beberapa warga memilih meninggalkan rumahnya.
Mereka menumpang di keluarga atau kerabat terdekat.
Termasuk Mastuti, membawa anak dan dokumen pentingnya saat mengungsi ke rumah keluarga.
"Satu malam itu ditinggalkan rumah. Begitu aman-aman baru kita pulang. Tapi ini berkas-berkas kita amankan juga," jelasnya.
Ia harap, konflik ini segera mereda agar masyarakat bisa hidup tentram dan damai.
Berdasarkan cerita warga setempat, peperangan yang terjadi tahun ini jauh lebih berbahaya dari sebelumnya.
"Dulu tidak ada dibilang bom molotov. Paling pecahan-pecahan beling, busu, tidak sampai membakar," bebernya.
Cegah Bentrokan Berulang
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin memperketat pengawasan dan pengawalan keamanan sebagai langkah meredam konflik berkepanjangan antara dua kelompok warga di Kecamatan Tallo
Munafri menegaskan, pemerintah bersama TNI dan Polri akan mengambil langkah kolaboratif, mengupas penyebab konflik yang selama ini muncul tenggelam di kawasan tersebut.
“Ini harus dilakukan secara kolaboratif. Kita harus masuk melihat apa sebenarnya akar persoalannya. Kurangnya ruang interaksi membuat masyarakat mudah terprovokasi,” ujar Munafri.
Ia juga menegaskan, penguatan penjagaan akan kembali dioptimalkan.
Posko-posko keamanan yang melibatkan TNI-Polri, Satpol PP, RT/RW, serta warga sekitar akan lebih diperketat untuk mencegah potensi bentrokan lanjutan.
Di samping itu, Munafri bersama pimpinan aparat TNI-Polri menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap pelaku tindakan kriminal juga akan dilakukan secara maksimal.
“Ini kriminal yang harus segera diselesaikan. Kita harus hadir memastikan tidak ada lagi aksi brutal seperti membakar bahkan menghilangkan nyawa,” tegasnya.
Munafri juga menyoroti pentingnya keterlibatan tokoh masyarakat dalam menciptakan kondisi aman.
Pemerintah, lanjutnya, telah menyiapkan pola pemberdayaan bagi warga, termasuk pendidikan nonformal bagi anak-anak usia dini hingga pelatihan kerja bagi warga yang sudah memasuki usia produktif.
Selain pemberdayaan, Minafri melanjutkan pemerintah kota Makassar juga mempertimbangkan pembangunan sarana pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di wilayah tersebut.
“Di sana tidak ada sekolah SMP. Sehingga tidak ada ruang interaksi. Mereka tidak pernah bertemu dalam satu titik bersama. Ini yang akan kita bangun,” katanya.
Munafri menegaskan fokus pemerintah saat ini adalah menata kehidupan masyarakat dan memastikan mereka memahami bahwa konflik tidak memberikan keuntungan apa pun.
“Semua rugi dengan keadaan ini. Bapak-bapak terhambat mencari nafkah, ibu-ibu kesulitan mengantar anak sekolah, anak-anak juga terhambat belajar,” ujarnya. (*)
| Ketika Supir Menjadi 'Panglima' Lorong di Masale, Pastikan Kemanan 536 Warga |
|
|---|
| Pendaftaran Calon Ketua RT Makassar Dimulai Besok, Siapa Kandidat Anda? |
|
|---|
| Astra Abubaeda, Sosok Ketua RW yang Setia Mengawal Warga di Tengah Ancaman Banjir |
|
|---|
| Hak Suara Kepala Keluarga Bisa Didelegasikan saat Pemilihan RT, Ini Aturannya |
|
|---|
| Wajib Pilih Ketua RT Makassar Minimal Diatas 17 Tahun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Pjs-Ketua-RT-02-Kelurahan-Bunga-Eja-Baru-Kecamatan-Tallo-Mastuti-202555.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.