Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Andi Jamaro Dulung: Domino Wadah Silaturahmi, Bukan Sekadar Mainan Warung Kopi

Ketua Umum PB Pordi Andi Jamaro Dulung menyambut baik fatwa tersebut. Permohonan surat keterangan ini sudah diajukan PB Pordi sejak Juli lalu.

TRIBUN-TIMUR.COM
DOMINO HALAL - Ketua Umum PB PORDI, Andi Jamaro Dulung saat di potret di Luwu pada Juli 2025 lalu. Lewat keterangan halal MUI, Domino selangkah lagi masuk PON. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa soal hukum permainan domino.

Surat Keterangan bernomor Ket-3753/DP-MUI/X/2025 diterbitkan sebagai respon atas permohonan dari Pengurus Besar Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia (PB Pordi).

MUI menyatakan permainan domino pada dasarnya diperbolehkan.

Asalkan dijalankan untuk tujuan hiburan, kesenangan, dan mempererat silaturahmi masyarakat.

Ketua Umum PB Pordi Andi Jamaro Dulung menyambut baik fatwa tersebut.

Permohonan surat keterangan ini sudah diajukan PB Pordi sejak Juli lalu.

MUI memiliki otoritas untuk menentukan halal dan tidaknya sesuatu.

Kemudian MUI menjawab secara lisan bahwa sesuatu yang sudah halal tidak perlu dihalalkan lagi.

“Domino ini sudah halal. Kecuali kalau dilakukan disertai dengan unsur judi, minuman keras, atau narkoba maka perbuatan itu menjadi haram,” kata Jamaro Dulung dalam NGOBROL VIRTUAL: Setelah MUI Halalkan Domino, dipandu Host Tribun Timur Fiorena Jieretno.

Bagaimana perkembangan PB Pordi hari ini?

Baik, sebelum sampai ke sana, saya ingin menjelaskan dulu motivasi lahirnya Perkumpulan Olahraga Domino Indonesia atau Pordi.

Sebagaimana banyak orang menilai, permainan domino sering diasosiasikan dengan judi. Di lapangan, memang sering dijumpai permainan domino disertai taruhan.

Nah, hal inilah menjadi salah satu motivasi utama lahirnya Pordi untuk menghapus praktik perjudian dalam permainan domino.

Motivasi kedua adalah karena di berbagai daerah, permainan domino memiliki aturan berbeda-beda. 

Akibatnya, sulit untuk menggelar pertandingan yang adil dengan standar aturan yang sama.

Maka, Pordi hadir untuk menyeragamkan aturan permainan domino di seluruh Indonesia, dari Aceh sampai Papua, agar bisa dipertandingkan secara profesional.

Di gambar pada layar ada turnamen domino, artinya?

Betul sekali. Misalnya turnamen Domino Menpora 2025 di Lapangan Andi Jema, Belopa, Kabupaten Luwu.

Kegiatan itu diikuti sekitar 5.000 atlet dari seluruh Indonesia hanya dalam waktu dua hari.

Jumlah ini luar biasa dan menunjukkan bahwa jika aturan permainan sudah seragam, domino bisa dipertandingkan di tingkat nasional, bahkan menjadi cikal bakal kejuaraan internasional.

Kehadiran Pordi langsung diterima publik?

Ada tiga lembaga negara yang kami harapkan memberikan legitimasi hukum. Pertama, Kementerian Hukum dan HAM.

Kami sudah mendapatkan pengesahan sebagai organisasi resmi dan tercatat di lembar negara.

Kedua, Kemenpora. Setelah melakukan audiensi dan pertemuan dengan Menpora, kami mendapat sambutan positif.

Ketiga, KONI. Kami sudah menerima rekomendasi dari KONI sebagai satu-satunya organisasi yang berwenang menyelenggarakan pertandingan domino di Indonesia.

Memang saat ini domino belum tercatat sebagai cabang olahraga resmi, karena masih ada satu syarat yang belum terpenuhi, yaitu keanggotaan di Federasi Domino Internasional (FIDO).’

Namun, karena federasi tersebut belum memiliki kantor pusat resmi di negara manapun, maka prosesnya masih menunggu.

Secara internal, syarat dari KONI sudah terpenuhi, PORDI sudah terbentuk di 26 provinsi dan telah melaksanakan enam event nasional dengan peserta lebih dari 10 provinsi.

Bisa dijelaskan bagaimana prosesnya hingga Pordi bersurat ke MUI?

Motivasi kami jelas, ingin menghapus stigma bahwa domino identik dengan judi. Padahal semua olahraga punya potensi disalahgunakan untuk taruhan.

Kami ingin memastikan domino bisa dimainkan tanpa unsur judi. Karena itu, kami meminta fatwa resmi dari MUI, lembaga berwenang menentukan sesuatu halal atau haram.

Jawaban MUI sangat jelas. Mereka menyatakan bahwa “sesuatu yang sudah halal tidak perlu dihalalkan lagi”. Artinya, domino itu halal.

MUI juga menegaskan bahwa domino adalah sarana hiburan yang dibolehkan selama tidak disertai unsur perjudian, narkoba, atau kemaksiatan lainnya.

Bahkan MUI menasihatkan agar saat azan berkumandang, permainan dihentikan untuk menunaikan ibadah.

Setelah surat MUI keluar, dampaknya terhadap minat masyarakat untuk bergabung Pordi?

Sangat besar. Keterangan MUI menjadi justifikasi moral dan agama bahwa domino adalah hiburan, bukan judi.

Minat masyarakat melonjak pesat, bahkan banyak aparat kepolisian dan TNI yang turut aktif mendukung, baik di tingkat nasional maupun daerah.

Dalam waktu dekat, akan ada tiga event nasional besar pertama ada Ansor Cup Indonesia Domino Tournament di GBK, Jakarta, diikuti sekitar 5.000 atlet.

Kedua ada Celebes Cup di Kendari, Sulawesi Tenggara, diikuti enam provinsi dan 81 kabupaten kota.

Ketiga, Harlah Pordi 2025 di Tangerang Selatan, 12 Desember 2025, yang menjadi puncak kejuaraan nasional.

Tantangan terbesar masih dihadapi Pordi?

Tidak ada tantangan berarti, hanya teknis. Kami menetapkan setiap turnamen harus memiliki sponsor hadiah terlebih dulu.

Uang pendaftaran peserta tidak boleh dijadikan hadiah karena itu mengandung unsur judi. 

Jadi, panitia harus mencarikan sponsor untuk hadiah, sementara uang pendaftaran digunakan untuk operasional.

Apakah semuanya memperebutkan piala bergengsi atau bergilir?

Ya. Untuk Ansor Cup, panitia menyiapkan piala dari Kemenpora, Celebes Cup memperebutkan piala Gubernur Sulawesi Tenggara.

Sementara untuk Harlah nanti, kami berharap kembali mendapatkan piala dari Kemenpora.

MUI menilai domino dapat mempererat silaturahmi di masyarakat?

Betul. Domino itu hanya sarana untuk berkumpul.

Melalui permainan ini, orang dari berbagai latar belakang bisa bertemu, berdiskusi tentang banyak hal, bisnis, budaya, bahkan urusan keluarga.

Domino menjadi wadah memperkuat silaturahmi, bukan semata-mata tentang menang atau kalah.

Pordi sudah memiliki regulasi atau kode etik agar tidak melanggar ketentuan MUI?

Sudah. Di AD/ART kami, ada moto “4N + 1T” yaitu No Judi, No Alkohol, No Narkoba dan No Smoking, lalu untuk T-nya itu Tertib Beribadah.

Ketika adzan berkumandang, pertandingan wajib dihentikan dan peserta diarahkan ke masjid atau gereja untuk beribadah.

Ini bagian dari dakwah juga, karena lewat PORDI, kami bisa menjangkau masyarakat di berbagai lapisan, dari warung kopi hingga lapangan dan mengajak mereka kembali ke nilai-nilai moral dan agama.

Bahkan, di beberapa event, hadiah utama adalah umrah, sebagai bentuk apresiasi religius.

Cara Pordi edukasi masyarakat agar meninggalkan stigma lama bahwa domino identik judi?

Kami punya Dewan Etik, Dewan Pembina, dan Dewan Pengawas yang diisi tokoh agama dan budaya.

Mereka aktif memberikan arahan di setiap turnamen agar kegiatan sesuai aturan agama dan negara.

Saya sendiri punya jaringan di kalangan ulama NU, MUI, dan Muhammadiyah yang sering kami libatkan untuk memberi tausiah kepada atlet.

Apakah domino berpeluang menjadi cabang olahraga nasional dan internasional?

Insya Allah, dalam waktu dekat PORDI akan terdaftar sebagai cabang olahraga resmi.

Awalnya mungkin sebagai eksibisi di PON, tapi kami optimistis pada PON berikutnya sudah bisa menjadi peserta penuh.

Mungkin pesan penutup dari Pak Ketua?

Pordi akan terus berkembang dan berbenah. Insya Allah pada 2027, Pordi sudah terdaftar secara resmi di KONI dan Kemenpora. Sampai jumpa di PON mendatang.(renaldi cahyadi)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved