Tribun RT RW
Libatkan RT/RW dalam Kesiapsiagaan Bencana, BPBD Akui Kekurangan Personel
Muhammad Fadli, mengatakan peran RT dan RW sangat krusial sebagai ujung tombak deteksi awal bencana di wilayah masing-masing
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar terus memperkuat kesiapsiagaan menghadapi potensi cuaca ekstrem yang berisiko menimbulkan banjir, genangan, hingga angin kencang di sejumlah wilayah.
Salah satu strategi utama yang kini digencarkan adalah pelibatan aktif ketua RT dan RW dalam sistem peringatan dan pelaporan dini di tingkat lingkungan.
Kepala BPBD Kota Makassar, Muhammad Fadli, mengatakan peran RT dan RW sangat krusial sebagai ujung tombak deteksi awal bencana di wilayah masing-masing.
Langkah ini menjadi solusi atas keterbatasan personel yang dimiliki BPBD di lapangan.
“Personel BPBD Makassar masih terbatas, sementara wilayah yang harus dipantau sangat luas. Karena itu, peran RT dan RW menjadi sangat penting dalam memberikan laporan cepat dari lapangan,” ujar Fadli saat ditemui di kantornya, Rabu (29/10/2025).
Saat ini, BPBD Makassar memiliki 178 personel, termasuk 60 anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) yang bertugas menangani situasi darurat.
Jumlah tersebut dinilai belum memadai untuk menjangkau seluruh kecamatan dan kelurahan di kota besar seperti Makassar.
Dengan jumlah penduduk yang mendekati 1,7 juta jiwa, Makassar termasuk salah satu kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di Indonesia timur. Kondisi ini membuat potensi risiko bencana meningkat, terutama di wilayah padat permukiman yang rawan genangan atau banjir ketika curah hujan tinggi.
“Makassar adalah kota kelima terbesar di Indonesia. Sebagai kota besar, kita perlu kesiapan maksimal dalam menghadapi bencana. Tapi dengan sumber daya yang terbatas, kami tidak bisa bekerja sendiri. Pelibatan masyarakat, terutama struktur RT dan RW, sangat menentukan,” jelas Fadli.
BPBD menilai RT dan RW memiliki peran strategis karena mereka yang paling mengetahui kondisi lingkungan dan warganya.
Dengan pelibatan RT, sistem pelaporan dini dapat berjalan lebih cepat dan akurat.
Informasi dari RT atau RW akan menjadi dasar bagi BPBD untuk segera mengirimkan tim ke lokasi terdampak.
Selain mengandalkan struktur masyarakat di tingkat bawah, BPBD Makassar juga terus mendorong kolaborasi lintas instansi seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, dan Dinas Sosial dalam penanganan kebencanaan.
“Kolaborasi ini penting agar penanganan di lapangan bisa lebih cepat. Tapi yang paling utama adalah laporan dini dari masyarakat. Satu laporan dari RT bisa menggerakkan tim dalam hitungan menit,” tegas Fadli.
Untuk memperkuat sistem tersebut, BPBD juga tengah mengembangkan berbagai inovasi kebencanaan berbasis teknologi dan partisipasi warga.
| Jufri, Sosok Sederhana Ketua RT 2 Batua yang Mengubah Sampah Jadi Manfaat |
|
|---|
| Pemkot Makassar Beri Peluang Keluarga Pjs Ketua RT Boleh Maju dalam Pemilihan |
|
|---|
| Dedikasi Ketua RT Gen Z, Desri Damayanti Pejuang Kesejahteraan 293 Warga Batua |
|
|---|
| Camat Mamajang: Jangan Terpancing Iming-Iming Uang Saat Pilih RT |
|
|---|
| Camat Mamajang: Sekolah Jadi Pilihan Strategis untuk TPS Pemilihan RT 2025 |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.